"OM AWIGNAMASTU NAMA SIDDHEM OM SWASTIASTU" SEMOGA SEMUA DALAM PERLINDUNGAN TUHAN, SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGHA BERMANFAAT.jangan lupa kunjungi videobsaya di link https://youtu.be/-UJdPDAjETM

11/29/2014

Belajar Dari Kung Fu Panda

Belajar Dari Kung Fu Panda Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Kung Fu Panda merupakan salah satu film animasi garapan Dreamworks, sangat menghibur dari segi cerita, musik, maupun animasinya. Yang paling berkesan dari film tersebut sebenarnya isi atau pesan dari keseluruhan cerita. Di dalamnya banyak sekali teladan sikap untuk meraih keberhasilan dan hidup lebih baik.

Tokoh utama dalam film tersebut adalah seekor panda bernama Po, bertubuh gemuk karena doyan makan, penuh semangat tetapi sedikit ceroboh dan sangat menyukai bela diri kung fu. Meskipun sibuk membantu ayahnya mengelola sebuah restoran mie yang terkenal kelezatannya, ia sangat terobsesi untuk menguasai bela diri kung fu. Po sangat antusias dalam menyaksikan turnamen kung fu yang akan diselenggarakan di kotanya.

Ketika menaiki tangga Po mengalami kesulitan karena tubuhnya yang gemuk. Dengan nafas terengah-engah ia terus mencoba menapaki tangga satu per satu hingga sampai ke puncak. Kegigihan sikap Po membuat master Ogway terkesan lalu memilihnya sebagai Dragon Warrior (Pendekar Naga). Po tentu saja senang bukan kepalang mendapatkan kesempatan tersebut.

Master Shifu, yaitu penerus master Ogway, justru kecewa terhadap pilihan master Ogway. Master Shifu menyayangkan pilihan itu bukan diberikan kepada salah satu diantara ke-5 muridnya. Dari sanalah tantangan bermula, karena ma
... baca selengkapnya di Belajar Dari Kung Fu Panda Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

11/27/2014

Masa Depan Anak Seorang Pemulung

Masa Depan Anak Seorang Pemulung Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Pagi yang indah, ku menatap matahari yang sempurna, embun yang jatuh di dedaunan. Ku melihat anak sekolah yang pergi memakai seragam merah putih. Di dalam hati kecil sangat iri kepada mereka, karena mereka sekolah dan bisa mencapai cita-citanya. Aku hanya anak seorang pemulung, yang ngak bisa sekolah, tapi aku akan berusaha untuk membahagiakan kedua orang tua ku.

Jam menunjukkan 7.30 WIB aku pun mencari sampah keliling komplek sebuah perumahan. Di sebuah rumah kulihat ibu-ibu yang membuang sebuah buku, dengan cepat langsung aku samperin ibu itu lalu aku meminta buku yang ibu itu buang “Buk boleh saya meminta buku yang ibu buang?”, lalu ibu tersebut menjawab “Silahkan deq, mana tau buku ini berguna untuk adeq”, “Terima kasih banyak y buk, semoga Allah menbalas semua kebaikan ibu” Kata aku “Sama deq”, jawab ibu tersebut. Sangat senang aku hari ini karna dapat buku. Hari sudah sore saatnya aku menjual barang yang kudapat hari ini hanya dapat Rp. 5000, lumayan bisa untuk makan hari ini.

Sesampainya di rumah aku langsung mandi dan membaca buku yang kudapatkan, kupahami isi buku tersebut dengan cermat. Dari belakang datang ibu aku lalu berkata “buku dari siapa tuh Daniel”, lalu aku menjawab “Buku yang dibuang ma ibu-ibu di kompleks sebalah buk, lalu Daniel minta aja dari pada mubazir”, lalu ibu berkata “o, bagus lah, di pelajari ya walaupun kamu ngak sekolah tapi kalau kamu rajin pasti akan sukses”, akupun menjawab “Ma
... baca selengkapnya di Masa Depan Anak Seorang Pemulung Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

11/24/2014

Bangkit

Bangkit Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Aku berjalan menyusuri lorong malam sepi nan gelap.
Pandanganku pada langit tua.
Cahaya bintang berkelap kelip mulai hilang oleh kesunyian malam.
Cahaya bulan malam ini begitu indahnya.

Hari ini benar-benar hari yang melelahkan?
Konflik dengan orang tua karena tidak lulus sekolah.
Hari ulang tahun yang gagal di rayakan?
Dan hadiah sepeda motor yang terpaksa di kubur dalam-dalam karena tak lulus, belum lagi si adik yang menyebalkan?

Teman-teman yang konvoi merayakan kemenangan, sedang aku?

Hari-hari yang keras kisah cinta yang pedas
Angin malam berhembus menebarkan senyumku walau sakit dalam hati mulai mengiris. Sesekali aku menghapus air mataku yang jatuh tanpa permisi.

Sakit memang putus cinta.
Rasanya beberapa saat lalu, aku masih bisa mendengar kata-kata terakhirnya yang tergiang-ngiang merobek otak ku.

“sudah sana… Kejarlah keinginanmu itu!, kamu kira aku tak laku, jadi begini sajakah caramu, oke aku ikuti.. Semoga kamu tidak menyesal menghianati cinta suci ini.” beberapa kata yang sempat masuk ke hpku, di ikuti telpon yang sengaja ku matikan karena kesal atau muak.

Aku termenung di pinggir jalan, memegang kepalaku yang sakit.

“selamat malam..? Sorii mba kayanya lagi sedih banget boleh aku minta duitnya..” seorang pemabuk dengan botol bir di tan
... baca selengkapnya di Bangkit Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

11/15/2014

Screen Memory

Screen Memory - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Artikel ini terinspirasi dari kejadian saat saya melakukan live therapy di kelas Scientific EEG & Clinical Hypnotherapy di Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology di minggu kedua.

Seorang wanita hadir di tengah kami sebagai klien untuk sesi hipnoterapi. Sudah menjadi bagian dari program pelatihan Scientific EEG & Clinical Hypnotherapy selama ini bahwa di minggu kedua saya pasti melakukan live therapy minimal pada 2 (dua) klien yang berasal dari luar peserta. Hal ini bertujuan agar para peserta pelatihan dapat melihat secara langsung bagaimana saya melakukan sesi terapi di ruang praktik saya. Ini juga untuk menunjukkan bagaimana menggunakan berbagai pengetahuan, pemahaman, teori pikiran, dan teknik intervensi klinis yang telah diajarkan dalam praktik sesungguhnya.

Klien, sebut saja Wati, datang pagi hari sekitar pukul 10.00. Sebelum bertemu kami di kelas Wati diminta untuk mengisi intake form. Setelah semuanya siap Wati diminta masuk ke dalam ruang pelatihan. Di dalam ruang ini sudah tersedia satu kursi terapi, persis sama seperti yang saya gunakan di ruang terapi, dan ditempatkan di bagian depan ruang.

Saya mempersilahkan Wati duduk sambil berkenalan. Seperti biasa saya selalu menanyakan apakah klien merasa nyaman bila diterapi sambil disaksikan oleh para peserta pelatihan saya. Wati menjawab bahwa ia merasa nyaman.

Berdasar isian intake form saya tahu bahwa Wati ingin mengat
... baca selengkapnya di Screen Memory - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

11/14/2014

Wiro Sableng #15 : Mawar Merah Menuntut Balas

Wiro Sableng #15 : Mawar Merah Menuntut Balas - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

ANAK perempuan berumur delapan tahun itu berlari-lari kecil sambil tiada hentinya menyanyi. Di tangan kanannya tergenggam lebih dari selusin tangkai bunga yang baru dipetiknya di dalam hutan. Saat itu matahari pagi telah naik tinggi. Si anak mempercepat larinya. Dia takut kalau kalau orang tuanya mengetahui bahwa dia telah pergi ke hutan lagi. Tentu dia akan dilecut seperti kemarin.

Baru saja dia memasuki jalan kecil yang akan menuju keperkampungan, anak perempuan ini dikejutkan oleh derap kaki kuda yang banyak dan riuh sekali. Dia tak ingin mendapat celaka diterjang kaki-kaki kuda. Cepat-cepat dia menepi dan berlindung di balik sebatang pohon. Tak lama kemudian serombongan penunggang kuda lewat dengan cepat. Si anak tak tahu berapa jumlah mereka semuanya, tapi yang jelas amat banyak dan semua berpakaian serba hitam, rata-rata memelihara kumis melintang serta cambang bawuk yang lebat. Tampang-tampang mereka buas bengis. Dan masing-masing membawa sebilah golok besar d
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #15 : Mawar Merah Menuntut Balas - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Allah SWT Memang Maha Adil

Allah SWT Memang Maha Adil - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Dari selembar kertas kutulis pengalamanku yang membuatku menangis. Menangis deras untuk sebuah benda yang hilang. Betapa pentingnya benda itu untukku dan keluargaku. Benda itu hanyalah sebuah hp dan sebuah mobil pick up yang menemani ayahku bekerja, ayahku seorang mebeler (memiliki usaha membuat kursi dan meja sekolah). Karena itu aku menangis karena untuk membeli hp saja aku harus menyisihkan uang jajanku. Dan orangtuaku pun harus memulai menabung untuk membeli mobil lagi.

Saat itu aku akan memulai kehidupan baru. yaitu MOS di SMKN 1 KARAWANG. Yang tidak lain sekolah yang kuinginkan. Aku sangat bahagia memulai kehidupan baru di SMKN 1 KARAWANG. aku adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Kakaku adalah laki-laki yang sudah bekerja di PT kusuma Jaya sebagai drafter (gambar bangunan), dan aku seorang pelajar yang memulai kehidupannya di SMK, dan adikku yang masih duduk di TK (Taman Kanak-Kanak)

Suatu hari ada kejadian yang membuat orangtuaku terpuruk dan hampir jatuh sakit. kejadian itu saat malam hari. Betapa nyeyaknya keluargaku tidur pada malam hari itu. Pada jam 4 pagi ibuku bangun seperti biasanya. Dan ia mengintip ke jendela dan biasanya mobil parkir di depan rumah, ternyata mobil tidak ada. Ibuku langsung menjerit dan memanggil ayahku yang sedang tidur seh
... baca selengkapnya di Allah SWT Memang Maha Adil - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

11/12/2014

Pastor Tanpa Jubah

Wiro Sableng #136 : Bendera Darah

Wiro Sableng #136 : Bendera Darah - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

Episode : 113 LORONG KEMATIAN

KETIKA GENANGAN AIR MATA JATUH BERDERAI DI PIPI BIDADARI ANGIN TIMUR. JATILANDAK ULURKAN TANGAN KIRI UNTUK MENGUSAP. DENGAN TANGAN KANANNYA BIDADARI ANGIN TIMUR PEGANG JARI-JARI TANGAN PEMUDA ITU. LALU DITEMPELKAN KE PIPINYA SEMENTARA AIR MATA MENETES JATUH SEMAKIN DERAS. "KAU MENCINTAI PENDEKAR DUA SATU DUA?" TANYA JATILANDAK. SEPASANG BOLA MATA BIDADARI ANGIN TIMUR MEMBESAR TAPI MULUT TAK MENJAWAB. MALAH KEDUA MATANYA DIPEJAMKAN DAN TANGAN JATILANDAK SEMAKIN KENCANG DIPEGANG DI ATAS PIPINYA. BIBIR TERBUKA BERGETAR TAPI SUARANYA HANYA MENGGEMA DI DALAM HATI. "KAU SAHABAT BAIK... KAU YANG BELUM LAMA MENGENALKU BISA TAHU PERASAANKU. TAPI DIA YANG KUHARAPKAN ITU MENGAPA SEOLAH TAK PERNAH PERDULI...?" PADA SAAT ITU TIBA-TIBA TERDENGAR DERAP KAKI KUDA. DUA PENUNGGANG KUDA BERHENTI DI SEBERANG MATA AIR. SEPASANG MATA BIDADARI ANGIN TIMUR TERBUKA LEBAR. WAJAHNYA BERUBAH PUCAT. CEPAT-CEPAT GADIS INI TARIK DUA TANGANNYA YANG SALING BERPEGANGAN DENGAN TANGAN JATILANDAK. SUARANYA BERGETAR KETIKA MENYEBUT NAMA. "WIRO...."




DIAPIT dan dipegang dua Satria Pocong, nenek kurus itu melangkah menuju rumah tua beratap ijuk hitam berbentuk tanduk kerbau. Rambut kelabu awut-awutan, tubuh terbungkuk, wajah pucat keriput menunjukkan rasa takut. Sebuah lampion kain putih menyala suram di bawah atap rumah, bergoyang ditiup angin malam. Cahaya redup lampion ini tidak dapat meneran
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #136 : Bendera Darah - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

11/10/2014

SANG AJI SAKA



Kabaosang dawegé dumun wénten jagat sané kawastanin jagat Majeti. Yan tuturang indik kawéntenan ring Majeti, wiakti jagaté kalintag becik. Tanahnyané subur, kadongané dadar, cocok pisana yan anggén pertanian. Sakéwanten kala punika para krama ring Majeti, tan pisan uning ring kaweruhan pertanian, kantun tambet-tambet, napi malih kaweruhan aksara, agama, sastra kalih piranti-piranti lianan during uningin ipun. Majalaran antuk kawéntenané sapunika minab sampun sangkaning kaagungan Hyang Parama Kawi raris Ida nyupat jagat Majeti, antuk ngariptayang manusa mautama sané mapeséngan Sang Aji Saka.
Gelisang satua, Sang Aji Saka sampun duur tur maduwé pusaka keris kadulurin parekan kakalih, sané mawasta I Sambada sareng I Dora. Sanunggil rahina geginanan Ipun wantah ngurukang panjaké sané wénten ring Majeti indik kaweruhan makadi agama, aksara, sastra miwah pertanian. Kasuén-suén uning panjaké indik kaweruhan iwau sané kaicénin Sang Aji Saka. Nyambran raine ikrama pacang muponin kauripan mabekel antuk kaweruhan sané dahat mautama punika. Mawetu raris degdeg jagaté mupu sarwi tinadur murah sarwi timuku. Sampun landuh jagaté ring Majeti, metu raris kayun Sang Aji Saka pacang ngelimbakang ngicénin kaweruhan kajagat lianan, wantah jagat belat Negara mawasta jagat medang kemulan. Sadurung Sang Aji Saka mamarga raris ngandika ring parekanné, sapuniki “ Bapa ajak dadua titiang lakar ngalimbakang ngicén pangajah, jani bang titiang tugas, Bapa Dora ngebag keris pusakané dini, Bapa Sambada ngiring titiang ka jagat Medang Kemulan, yan ada anak nagih kerisé ané lianan tekén titiang eda pesan baanga.” Makakalih parekané ngiring sapangandikan Sang Aji Saka.
Kaceritayang sané mangkin Sang Aji Saka sampun rauh ring jagat Medang kamulan, sada gegéson Ida ngojog pondok sané madaging sunar, saget katemu sareng anak lingsir lanang-istri meraga pandita. Irika ida masandekan temuli ngantenang kawéntenan kalih pandita sané sedeng keni pakéwuh. Ring dija makakalih Sang Pandita nénten nué putra tur maning sané mangkin galah Ida ngaturang caru, tetadahan retuné ring Medang Kamulan  marupa ajeng-ajengan maulam jatma adiri, adeng siu, jejanganan, miwah inum-inuman marupa sajeng mangda katur raina benjang. Duaning nelesek pesan galahé, raris cutetang bebaosané. Sang Aji Saka misadia pacang dados ulam ajengan bogan Sang Nata ratu ring Medang Kamulan.
Gelis satua carita dumun Sang Nata Ratu sane nyeneng ring medang kamulan nenten sios  prabhu sane wicaksana, sangkaning ajengan sane kaaturang duk dumun punika wantah ajengan sané macampuh sareng mustin olah ajenganné ngawinang  Ida meled majeng ulam manusa saha ngelantur Ida kayun ulam manusa. Nika mawanan Ida manados kadi  raksasa, sane paripolahnyané kalangkung kaon, sane mapesengan Déwata Nawa Cengkar. Kakaonannyané nenten sios nadah jatma pinaka ulamnyané ritatkala ipanjak ngaturang caru. Sapunika panjaké silih genti  mangda nagingin  pangarsan Sang Prabu, yan tan sida antuka I panjak ngaturang caru, pacang keni danda, sakulawarga kapademang. Sané kapaku sara rahinané punika ngaturang caru tan sios wantah Ida Sang pandita Bekung ring ajeng. Ajengan, jangan-janganan, inum-inuman sampun Ida madué, nagging ulam jatma nénten prasida antuk ida duaning Ida bekung tan maduwé oka. Sampun sangkaning titah Sang Hyang suung momo angkara nenten pacing matuuh panjang, nadak sara raris anak mautama pacing nulungin Ida. Paigunan Sang Pandita sareng Aji Saka duk wenginé sampun puput wantah Sang Aji Saka pinaka ulam jatma, raris sampun rahina pasemangan pisah Ida mamarga sakulawarga ka puri medang kemulan kairing olih kaula-kaulané maduluran makta tetadahan tan lempas taler masarengan Sang Aji Saka. Tan kocap ring margi, saget sampun rauh ring puri. Wiakti angob Déwata Cengkar nyingak aturanné tios ring sané sampun-sampun. Tumuli ngandika Dewata cengkar, “ Sakondén kola nadah caruné, men apa lakar tunas bapa”, sapuniki baosné, masaur Sang Aji Saka,”Ratu Sang Prabu sadurung titiang padem, wénten sané lungsur titiang, wantah nunas tanah alumbang destar titiangé  puniki pacang wehin bapan titiangé (sang Pandita). Mewali Dewata Cengkar,”Beh alumbang udeng cai nunas tanah anggon apa? Sapalan nunas aéktar apang ada anggon mertiwi, lamun kéto, lautang kelésang udengé turmaning sikut tanahé, kola suba enggalan Makita nadah,”sapunika baos Dewata Cengkar. Digelis Sang Aji Saka  ngelus destar raris kasikut tanahé. Sampun saking pengentas Hyang Widi, lipetan destaré nenten telas-telas anggén nyikut tanah, raris Dewate Cengkar kirig-kirig nyampingin muncuk destaré sayan ngedoh-ngedohang, sampun rauh reké ring tepi siring, taler kantun nglumbang-nglumbangang raris katambakin oleh Dewate Cengkar nanging nenten mrasidayang, pamuput kagulung tur kacemplungang Dewate Cengkar ketengah segarané ngantos tan maurip malih. Sasédan Dewate Cengkar, panjak Medang Kemulan sami rumasa lédang, sahasa mari ngangkat Sang Aji Saka mangda dados Prabu ngetosin Déwata Cengkar. Pinunas I panjak kadagingin raris Sang Aji Saka dados Prabu Medang Kamulan.
Kcritayang sesampun Aji Saka dados Prabu ring Medang Kamulan, éling Ida ring keris pusakané, saha digelis ngandikain parekané I Sambada mangda ngambil ka Majati.
I Sambada tan purun tulak ring titah Sang Aji Saka, digelis ipun lunga ka Majati. Sarauhé irika tan mari ngojog genah I Dora Jaga ngrauhin titah Sang Aji Saka. Nanging I Dora tan nguéhin kerisé I Sambade, duaning wenten piteket Sang Aji Saka duke dumun, “Dora yan ada anak nagih pusakané, elénan tekén titiang, da pesan banga. “Raris parekané makakalih sami-sami pageh nyuun pangandika mawetu rebat marebutin keris, nyantos makakalih parekané padem. Indik sepadem parekan makakalih kapireng  olih Sang Aji Saka, pramangkin Ida Parisesel ring raga, rumase ring raga iwang ngicén tugas ring parekané makaklih wastu ngemasin padem. Duaning kangen ring parekan raris Sang Aji Saka makaryaa pangeling-éling  sane masuara:
h,ÿn,ÿc,ÿr,ÿk,   
    Ha,   Na,  Ca,   Ra,  Ka,Ana utusan (wéntén parekan/ada utusan)
d,ÿt, ÿs,ÿw,ÿl,     
  Da,  Ta,  Sa,  Wa,  La,
Padha kekerengan (saling marebat/saling berselisih pendapat)
p,ÿa,ÿj,ÿy,ÿz,      
Pa,  Dha,  Ja,  Ya,  Nya
Padha digdayané (pateh kepradnyanané/sama-sama sakti)
           m,ÿg,ÿb,ÿ`,ÿ\.               
       Ma,  Ga,  Ba,  Tha,  Nga.
Padha dadi bathangé (makakalih padem/sama-sama mejadi mayat)
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                           (Kaketus saking carita jawi kuno )

SANG AJI SAKA



Kabaosang dawegé dumun wénten jagat sané kawastanin jagat Majeti. Yan tuturang indik kawéntenan ring Majeti, wiakti jagaté kalintag becik. Tanahnyané subur, kadongané dadar, cocok pisana yan anggén pertanian. Sakéwanten kala punika para krama ring Majeti, tan pisan uning ring kaweruhan pertanian, kantun tambet-tambet, napi malih kaweruhan aksara, agama, sastra kalih piranti-piranti lianan during uningin ipun. Majalaran antuk kawéntenané sapunika minab sampun sangkaning kaagungan Hyang Parama Kawi raris Ida nyupat jagat Majeti, antuk ngariptayang manusa mautama sané mapeséngan Sang Aji Saka.
Gelisang satua, Sang Aji Saka sampun duur tur maduwé pusaka keris kadulurin parekan kakalih, sané mawasta I Sambada sareng I Dora. Sanunggil rahina geginanan Ipun wantah ngurukang panjaké sané wénten ring Majeti indik kaweruhan makadi agama, aksara, sastra miwah pertanian. Kasuén-suén uning panjaké indik kaweruhan iwau sané kaicénin Sang Aji Saka. Nyambran raine ikrama pacang muponin kauripan mabekel antuk kaweruhan sané dahat mautama punika. Mawetu raris degdeg jagaté mupu sarwi tinadur murah sarwi timuku. Sampun landuh jagaté ring Majeti, metu raris kayun Sang Aji Saka pacang ngelimbakang ngicénin kaweruhan kajagat lianan, wantah jagat belat Negara mawasta jagat medang kemulan. Sadurung Sang Aji Saka mamarga raris ngandika ring parekanné, sapuniki “ Bapa ajak dadua titiang lakar ngalimbakang ngicén pangajah, jani bang titiang tugas, Bapa Dora ngebag keris pusakané dini, Bapa Sambada ngiring titiang ka jagat Medang Kemulan, yan ada anak nagih kerisé ané lianan tekén titiang eda pesan baanga.” Makakalih parekané ngiring sapangandikan Sang Aji Saka.
Kaceritayang sané mangkin Sang Aji Saka sampun rauh ring jagat Medang kamulan, sada gegéson Ida ngojog pondok sané madaging sunar, saget katemu sareng anak lingsir lanang-istri meraga pandita. Irika ida masandekan temuli ngantenang kawéntenan kalih pandita sané sedeng keni pakéwuh. Ring dija makakalih Sang Pandita nénten nué putra tur maning sané mangkin galah Ida ngaturang caru, tetadahan retuné ring Medang Kamulan  marupa ajeng-ajengan maulam jatma adiri, adeng siu, jejanganan, miwah inum-inuman marupa sajeng mangda katur raina benjang. Duaning nelesek pesan galahé, raris cutetang bebaosané. Sang Aji Saka misadia pacang dados ulam ajengan bogan Sang Nata ratu ring Medang Kamulan.
Gelis satua carita dumun Sang Nata Ratu sane nyeneng ring medang kamulan nenten sios  prabhu sane wicaksana, sangkaning ajengan sane kaaturang duk dumun punika wantah ajengan sané macampuh sareng mustin olah ajenganné ngawinang  Ida meled majeng ulam manusa saha ngelantur Ida kayun ulam manusa. Nika mawanan Ida manados kadi  raksasa, sane paripolahnyané kalangkung kaon, sane mapesengan Déwata Nawa Cengkar. Kakaonannyané nenten sios nadah jatma pinaka ulamnyané ritatkala ipanjak ngaturang caru. Sapunika panjaké silih genti  mangda nagingin  pangarsan Sang Prabu, yan tan sida antuka I panjak ngaturang caru, pacang keni danda, sakulawarga kapademang. Sané kapaku sara rahinané punika ngaturang caru tan sios wantah Ida Sang pandita Bekung ring ajeng. Ajengan, jangan-janganan, inum-inuman sampun Ida madué, nagging ulam jatma nénten prasida antuk ida duaning Ida bekung tan maduwé oka. Sampun sangkaning titah Sang Hyang suung momo angkara nenten pacing matuuh panjang, nadak sara raris anak mautama pacing nulungin Ida. Paigunan Sang Pandita sareng Aji Saka duk wenginé sampun puput wantah Sang Aji Saka pinaka ulam jatma, raris sampun rahina pasemangan pisah Ida mamarga sakulawarga ka puri medang kemulan kairing olih kaula-kaulané maduluran makta tetadahan tan lempas taler masarengan Sang Aji Saka. Tan kocap ring margi, saget sampun rauh ring puri. Wiakti angob Déwata Cengkar nyingak aturanné tios ring sané sampun-sampun. Tumuli ngandika Dewata cengkar, “ Sakondén kola nadah caruné, men apa lakar tunas bapa”, sapuniki baosné, masaur Sang Aji Saka,”Ratu Sang Prabu sadurung titiang padem, wénten sané lungsur titiang, wantah nunas tanah alumbang destar titiangé  puniki pacang wehin bapan titiangé (sang Pandita). Mewali Dewata Cengkar,”Beh alumbang udeng cai nunas tanah anggon apa? Sapalan nunas aéktar apang ada anggon mertiwi, lamun kéto, lautang kelésang udengé turmaning sikut tanahé, kola suba enggalan Makita nadah,”sapunika baos Dewata Cengkar. Digelis Sang Aji Saka  ngelus destar raris kasikut tanahé. Sampun saking pengentas Hyang Widi, lipetan destaré nenten telas-telas anggén nyikut tanah, raris Dewate Cengkar kirig-kirig nyampingin muncuk destaré sayan ngedoh-ngedohang, sampun rauh reké ring tepi siring, taler kantun nglumbang-nglumbangang raris katambakin oleh Dewate Cengkar nanging nenten mrasidayang, pamuput kagulung tur kacemplungang Dewate Cengkar ketengah segarané ngantos tan maurip malih. Sasédan Dewate Cengkar, panjak Medang Kemulan sami rumasa lédang, sahasa mari ngangkat Sang Aji Saka mangda dados Prabu ngetosin Déwata Cengkar. Pinunas I panjak kadagingin raris Sang Aji Saka dados Prabu Medang Kamulan.
Kcritayang sesampun Aji Saka dados Prabu ring Medang Kamulan, éling Ida ring keris pusakané, saha digelis ngandikain parekané I Sambada mangda ngambil ka Majati.
I Sambada tan purun tulak ring titah Sang Aji Saka, digelis ipun lunga ka Majati. Sarauhé irika tan mari ngojog genah I Dora Jaga ngrauhin titah Sang Aji Saka. Nanging I Dora tan nguéhin kerisé I Sambade, duaning wenten piteket Sang Aji Saka duke dumun, “Dora yan ada anak nagih pusakané, elénan tekén titiang, da pesan banga. “Raris parekané makakalih sami-sami pageh nyuun pangandika mawetu rebat marebutin keris, nyantos makakalih parekané padem. Indik sepadem parekan makakalih kapireng  olih Sang Aji Saka, pramangkin Ida Parisesel ring raga, rumase ring raga iwang ngicén tugas ring parekané makaklih wastu ngemasin padem. Duaning kangen ring parekan raris Sang Aji Saka makaryaa pangeling-éling  sane masuara:
h,ÿn,ÿc,ÿr,ÿk,   
    Ha,   Na,  Ca,   Ra,  Ka,Ana utusan (wéntén parekan/ada utusan)
d,ÿt, ÿs,ÿw,ÿl,     
  Da,  Ta,  Sa,  Wa,  La,
Padha kekerengan (saling marebat/saling berselisih pendapat)
p,ÿa,ÿj,ÿy,ÿz,      
Pa,  Dha,  Ja,  Ya,  Nya
Padha digdayané (pateh kepradnyanané/sama-sama sakti)
           m,ÿg,ÿb,ÿ`,ÿ\.               
       Ma,  Ga,  Ba,  Tha,  Nga.
Padha dadi bathangé (makakalih padem/sama-sama mejadi mayat)
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                           (Kaketus saking carita jawi kuno )