"OM AWIGNAMASTU NAMA SIDDHEM OM SWASTIASTU" SEMOGA SEMUA DALAM PERLINDUNGAN TUHAN, SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGHA BERMANFAAT.jangan lupa kunjungi videobsaya di link https://youtu.be/-UJdPDAjETM

5/31/2016

Wiro Sableng #4 : Keris Tumbal Wilayuda

Wiro Sableng #4 : Keris Tumbal Wilayuda Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

PROLOG

SUARA beradunya berbagai macam senjata, suara bentakan garang ganas yang menggeledek di berbagai penjuru, suara pekik jerit kematiansera suara mereka yang merintih dalam keadaan terluka parah dan menjelang meregang nyawa, semuanya menjadi satu menimbulkan suasana maut yang menggidikkan!

Di mana-mana darah membanjir! Di mana-mana bertebaran sosok-sosok tubuh tanpa nyawa! Bau anyir darah memegapkan nafas, menggerindingkan bulu roma! Pertempuran itu berjalan terus, korban semakin banyak yang bergelimpangan, mati dalam cara berbagai rupa. Ada yang terbabat putus batang lehernya. Ada yang robek besar perutnya sampai ususnya menjela-jela. Kepala yang hampir terbelah, kepala yang pecah, dada yang tertancap tombak. Kutungan-kutungan tangan serta kaki!

Di dalam istana keadaan lebih mengerikan lagi. Mereka yang masih setia dan berjuang mempertahnkan tahta kerajaan, yang tak mau menyerah kepada kaum pemberontak meski jumlah mereka semakin sedikit, terpaksa menemui kematian, gugur dimakan senjata lawan!

Istana yang pagi tadi masih diliputi suasana ketenangan dan keindahan, kini tak beda seperti suasana dalam neraka! Mayat dn darah kelihatan di mana-mana. Pekik jerit kematian tiada kunung henti. Perabotan istana yang serba mewah porak poranda. Pihak yang bertahan semakin terdesak. Agaknya dalam waktu sebentar lagi me
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #4 : Keris Tumbal Wilayuda Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Memilih untuk Berpikir Positif

Memilih untuk Berpikir Positif Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Saya tergerak untuk menulis artikel ini menurut berbagai sumber buku seperti “7 Kebiasaan Manusia yang Efektif” karya Stephen R. Covey dan “Prinsip Sukses” ala Jack Canfield. Pertama-tama menurut saya benarlah yang dikatakan Stephen R. Covey tentang rumus sukses yang sejati yaitu bermula dari sebuah benih ide dalam pikiran yang berkembang menjadi sebuah tindakan, tindakan berkembang menjadi sebuah perilaku atau kebiasaan baru, kebiasaan yang diulang akan membentuk sebuah karakter yang baru dan karakter baku inilah yang pada akhirnya akan mengubah nasib seseorang.

Jadi ini adalah sebuah proses pembentukan karakter yang selaras dengan hukum alam dan hukum tanam tuai, yaitu apa yang kita tanam dalam pikiran kita maka akan kita akan menuai hasilnya di dunia nyata. Intinya, memilih berpikir positif adalah sebuah pilihan. Ketika dihadapi sebuah tantangan yang saya ilustrasikan dengan isi air dalam gelas yang memberikan kita dua buah pilihan yaitu separuh kosong atau separuh isi, maka kita dihadapi oleh sebuah pilih
... baca selengkapnya di Memilih untuk Berpikir Positif Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

5/27/2016

Elevator Rusak

Elevator Rusak Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Anda ingin lebih kreatif dan tampil impresif? Salah satu caranya, tunjukkan ucapan orang besar sebagai omong kosong. Kalau tak bisa melakukannya sendiri, gunakan pendapat orang besar yang lain untuk menihilkan pendapat orang besar pertama tadi. Dengan cara itu, Anda mendapatkan keduanya.

Gara-gara menunggangi gajah, singa pun tak akan mengusik Anda. Itulah dahsyatnya mbonceng orang besar. Tiba-tiba saja, Anda jadi ikut diperhitungkan sebagai besar. Lebih dahsyat lagi bila Anda bisa menunjukkan orang besar itu tidak terlalu besar-besar amat, dengan menyanggah ucapan atau pandangannya, misalnya. Mungkin karena itu, ada kenikmatan tertentu ketika kita melakukan pembangkangan terhadap orang besar. Apalagi kalau pembangkangan itu “rasional”, “nothing personal”, dan punya dasar kebenaran yang amat kuat.

Mari kita lihat contoh penerapan prinsip ini, dengan menunggangi Gajah Joe untuk menganulir pendapat Gajah Alexander.

Alkisah, setelah menaklukkan Persia, Alexander Agung, Jenderal Macedonia, menangis tersedu-sedu karena tak lagi melihat adanya dunia yang bisa dia taklukka
... baca selengkapnya di Elevator Rusak Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Acara Festival Yang Tak Terlupakan

Acara Festival Yang Tak Terlupakan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Hari-hari selalu kami jalani dengan ceria, walau terkadang cobaan selalu mengahadang dimanapun dan kapanpun. Teringat saat salah satu dari kami mengalami suatu peristiwa yang sangat tidak mengenakan untuk di ingat maupun di lupakan. Dimana saat itu sebuah peristiwa kecelakaan yang menimpa sahabatku.

Pada waktu itu saya bersama Eron, Ian, Via, Gabby dan Rena. Saat itu kami akan menuju sebuah Festival dimana ada acara Konser Band yang di adakan sebuah Mall pada sore hari itu. Dan kami pun dangat berminat untuk menonton acara tersebut. Waktu itu sebelum berangkat ke Festival tersebut saya mengajak sahabat-sahabat saya untuk menonton acara Festival tersebut. Kemudian saya mengajak Eron, Gabby, Ian, Rena dan Via. Mereka pun setuju dengan ajakan saya untuk menonton acara Festival tersebut dan kami pun bersiap-siap untuk berangkat menuju acara tersebut.

Saat perjalanan kami membawa kendaraan masing-masing dengan salah satu sahabat kami. Saya bersama Gabby sedangkan Rena dengan Ian dan Via dengan Eron. Saat perjalanan Eron dan Ian kebut-kebutan di jalan, kami pun akhirnya terpisah sehingga terpaksa saya dan Gabby berhenti untuk menghubungi mereka. Saat Gabby menelfon ke salah satu dari mereka, tak pernah ada satu pun jawaban dari mereka. Saya dan Gabby pun merasa khawatir dengan keadaan ini, takutnya ada apa-apa dengan mereka. Dan lama-lama kemudian saya dan Gabby menghubungi mereka, akhirnya ada jawaban juga. Saat itu salah satu dari mereka ada y
... baca selengkapnya di Acara Festival Yang Tak Terlupakan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

5/21/2016

Mengapa Bebek Menguik dan Elang Terbang (Taxi Bintang Lima)

Mengapa Bebek Menguik dan Elang Terbang (Taxi Bintang Lima) Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Suatu ketika, Harvey Mackay sedang menunggu antrian taksi di sebuah bandara. Kemudian, sebuah taksi mengkilap muncul dan mendekatinya.

Sang supir taksi pun keluar dengan berpakaian rapi, dan segera membukakan pintu penumpang.

Sang supir kemudian memberi Harvey sebuah kartu dan berkata,

"Nama saya Wally. Sementara saya memasukkan barang bawaan ke bagasi, silakan membaca pernyataan misi saya. “

Harvey kemudian membaca kartu tersebut, yang tertulis “Misi Wally: Mengatar pelanggan ke tempat tujuan dengan cara tercepat, teraman, dan termurah dalam lingkungan yang bersahabat.”

Harvey sangatlah terkejut, terutama setelah ia melihat bagian dalam taksi yang sangat bersih.

Di belakang kemudi, Wally berkata

“Apakah Anda ingin kopi? Saya punya yang biasa dan tanpa kafein.”

Harvey pun berkata “Tidak, saya ingin minuman ringan saja.” dan ternyata, Wally menjawab,

“Tak masalah, saya punya pendingin dengan Coke biasa dan Diet Coke, air, serta jus jeruk.”

Dengan terkagum-kagum, Harvey berkata “Saya mau Diet Coke saja.”

Setelah memberikan Diet Coke, Wally pun kembali menawarkan

“Jika Anda ingin membaca, saya punya The Wall Street Journal, Time, Sports Illustrated dan USA Today."

Ketika taksi mulai berjalan, Wally kembali menawarkan radio mana yang ingin di
... baca selengkapnya di Mengapa Bebek Menguik dan Elang Terbang (Taxi Bintang Lima) Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

5/16/2016

Mengeluarkan uang dengan bijak, atau menabung dengan bijak?

"Inilah apa yang saya dapat dalam google  saya katakan, salah satu saran terbaik yang pernah saya dapat...Dia berkata, '"jika Anda akan berubah, maka hal lainnya akan berubah untuk Anda."

Jadi......
” Mana yang lebih baik; mengeluarkan uang dengan bijak, atau menabung dengan bijak?”

Jawaban saya adalah: mengeluarkan uang dengan bijak itu lebih baik.





Sebenarnya, artikel ini tidak bertolak belakang kok.
Dalam artikel terdahulu yang telah saya BACA , diungkapkan bahwa menabung bisa melindungi diri dari kerugian finansial, salah satu caranya dengan membangun bisnis baru. Jadi, uang yang ditabung akan menjadi lebih menguntungkan jika dikeluarkan lagi untuk berinvestasi, tidak melulu disimpan begitu saja.

Sebagai contoh, dalam buku You Were Born Rich tulisan Bob Proctor, ada satu kisah menarik tentang konsep menyimpan dan MENgatur uang.
Diceritakan, ketika Bob masih kecil, ada seorang lelaki tua yang tinggal di dekat rumahnya, dan pria itu bernama Pak Chapman. Pekerjaan Pak Chapman waktu itu hanyalah pemungut sampah, jadi sepertinya mustahil kalau ia bisa punya banyak uang.

Pak Chapman hanya tinggal seorang diri, tak ada orang lain di rumahnya. Karena itu, ketika ia telah meninggal, polisi pun masuk ke dalam rumahnya untuk mengumpulkan barang-barang miliknya.

Namun, tak disangka dan tak dinyana, ternyata para polisi menemukan uang bernilai $100,000 (seratus ribu dolar) yang tersimpan dalam kotak Pak Chapman, seorang lelaki tua yang pekerjaannya hanya memungut sampah! Wow, waktu itu pasti nilainya sangat besar.....

Peristiwa itu pun langsung menjadi berita di koran Toronto Daily Star.

Apa pesan di balik cerita ini?

Uang harus dibelanjakan, karena uang harus terus bersirkulasi atau berputar. Tak ada gunanya Pak Chapman menyimpan ratusan ribu dolar, jika pada kenyataannya ia tetap hidup miskin dan sengsara.

Sirkulasi yang baik tentunya bukan asal membelanjakan uang untuk hal-hal yang konsumtif, melainkan sirkulasi yang bisa menambah jumlah uang yang telah ada. Dengan kata lain, uang harus dikeluarkan dengan bijak.

Jadi; menabung Rp 200.000 dalam celengan sapi, celengan babi, atau celengan semar dengan bijak tanpa mendapat bunga, atau mengeluarkan Rp 200.000 dengan bijak untuk investasi yang bisa menambah pemasukan?

Dalam salah satu bukunya, Robert Kiyosaki mengatakan bahwa orang yang mengeluarkan uang dengan bijaksana akan lebih makmur daripada orang yang menabung dengan bijaksana.

5/15/2016

Menabur Benih

Menabur Benih Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Di sebuah kaki gunung yang gundul dan tandus. Seorang bapak tua memikul sebuah kantung penuh berisi bibit pohon kayu di bahunya, sementara sebuah cangkul berada di bahu yang lain . Sepanjang hari pak tua menggali lobang dan memasukan bibit-bibit pohon tersebut. Begitulah kerja pak tua setiap hari. Ketika malam tiba, ia memetik sayur-sayur yang bertumbuh liar di kaki gunung itu untuk menjadi santapannya di malam nanti.

Suatu hari sejumlah murid sekolah datang berpiknik di kaki gunung tersebut, dan mereka begitu heran melihat pak tua yang seakan melakukan suatu pekerjaan yang amat tak berarti, karena tempat itu nampak tandus dan tak mungkin bibit-bibit itu akan bertumbuh subur.

?Aku hidup di tempat ini dan aku telah menaburkan jutaan benih pohon kayu. Namun hanya 1 persen saja yang tumbuh. Tapi aku tak akan berputus asa. Di hari tuaku, aku ingin terus menaburkan benih di sini.?

Tahun terus beralih. Anak-anak sekolah tersebut telah bertumbuh dewasa. Ketika mereka datang lagi ke kaki
... baca selengkapnya di Menabur Benih Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

5/14/2016

Periodisasi Kasusastraan Bali

A.        Periodisasi Kasusastraan
  Ring sajeroning panglimbak seni sastra tradisional, sawus runtuhnyane Kerajaan Majapahit (abad 15 M) Bali pinaka genah sane nyegjegang tradisi jawa Kuno. Puniki ketegepin antuk makudang-kudang karya sastra duk Kerajaan Gegel ring Klungkung,minekadi marupa kekawin,kidung,geguritan,tutur miwah sanetiosan sane wenten ngantos mangkin sane mabasa jawi Kuna.
Basa Jawi Kuna inggih punika basa sané manggé sujeroring karya-karya sastra sakadi kakawin Adiparwa, Ramayana, Arjuna wiwaha, Bharatayuddha, miwah sané tiosan. Basa punika taler wénten manggé sajeroning prasasti –prasasti (piagam).
  Prasasti sané pinih riin nganggén basa Jawi Kuna kakeniang ring desa Sukabumi (Kediri, Jawi Wétan), madaging angka tahun 726 Saka, utawi 804 Masehi. Karya sastra sané mawasta Candakarana rauh mangkin kabaos karya sastra Jawi Kuna sané pinih kuna. Karya sastra punika kasurat sajeroning panyenengan katurunan wangsa Sailendra sané ngwangun candi Kalasan, jumeneng ratu duk warsa 700 Saka utawi 778 Masehi.
  Sadaweg wangsa Dharmawangsa Teguh nyeneng ring Jawi Wétan (warsa 991 Masehi) basa miwah sastra Jawi Kuna kadabdabin pisan. Duk punika wénten utsaha sané kawastanin Mangjawakén Byásamata sane tegesipun nyalin pitutur-pitutur miwah pakaryan bhagawan Byasa nganggén basa Jawi. Sakadi sampun kauningin, bhagawan Byasa inggih punika mahakawi sané nyurat buku-buku suci Weda miwah Astadasaparwa miwah Mahabharata. Pakaryan bhagawan Byasa sané kasalin nganggé basa Jawi duk punika makadi Adiparwa, Wirataparwa, Udyogaparwa, Bhismaparwa, Praslhanikaparwa, Swargarohana-parwa, miwah wénten malih sané siosan. Sios ring pakaryan bagawan Byasa, pakaryan hagawan Walmiki sané mawasta Uttarakanda taler kabasajawiang. Sasuratan-sasuratan punika rauh mangkin kantun katami.
Tatamian kebudayaan sane ngranjing soroh kasusatraan Purwa duk  Kerajaan Majapahit sane marupa prasasti, minekadi  Prasasti Kedu (1216 Saka/1294 M), Praasti Sukamerta (1218 Saka/1296 M), Prasasti Tusanaru (1245 Saka/1323 M), Prasasti Balitar I (tahun 1246 Saka/1324 M), Prasasti Langgaean atau Langguhan (1338 M), Prasasti Singasari (1273 Saka/1351 M), Prasati Blambangan, dan Prasasti Jayapatra.Peninggalan Kebudayaan Kerajaan Majapahit marupa  karya sastra, inggih punika:. 

a. Kitab Negarakertagama kakawi olih  Empu Prapanca pada tahun 1365 M. Dagingnyane ngeninin sejarah raja-raja Singasari miwah Majapahit; kewentenan  kota Majapahit miwah daerah kekuasaannyane; kisah pemargi Raja Hayam Wuruk nuju daerah kekuasaannyane ring Jawa Timur taler daftar candi-candi sane wenten duk punika; pamargi agama sane ngewentenang upacara-upacara sakral. 
b. Kitab Sutasoma kakawi olih  Empu Tantular. Kitab punika ngeninin pamargi Sutasoma. , Saking okan raja dados pendeta Buddha. 
c. Kitab Arjunawiwaha kakawi olih  Empu Tantular. Kitab punika madaging  pamargi raja raksasa sane kakawonang  olih Raja Arjunasasrabahu. 
d. Kitab Kunjarakarna dan Parthayajna, nenten manggeh sane ngriptayang. Kitab punika ngeninin raksasa Kunjarakarna sane makayunandados  manusia, miwah  gegambaran Pandawa ring alas duk kaon majudi.
e. Kitab Pararaton (Kitab para raja) berisi kejadian-kejadian penting yang terjadi pada masa keemasan Kerajaan Singasari dan Majapahit. 
 
 Pungkuran akéh kakeniang karya-karya kasusastran Jawi sané kasurat olih para kawi, makadi olih Mpu Sedali, Mpu Panuluh, Mpu Dharmaja, Mpu Tantular, Mpu Tanakung, Mpu Dusun, Mpu Prapanca, Mpu Nirartha, miwah sané tiosan. Para kawi punika nyeneng duk masa kaprabon Majapahit. Luir karya pangawi miwah sastranyané inggih punika:
      1. Kekawin Ramayana olih Empu Yogi Swara.
      2. Kekawin Bharata Yudha olih Empu Sedah miwah Empu Panuluh.
      3. Kekawin Arjuna Wiwaha olih Empu Kanwa.
      4. Kekawin Sutasoma olih Empu Tantular.
      5. Kekawin Siwaratri Kalpa olih Empu Tanakung.
      6. Kekawin Semarandhana olih Empu Darmaja.
      7. Kekawin Gatotkaca Sraya olih Empu Panuluh.
      8. Kekawin Writtasancaya olih Empu Tanakung.
      9. Kekawin Negarakethagama olih Empu Prapanca.
      10. Kekawin Kresnayana olih Empu Triguna, miwah sané lianan.

  Duk pamadegan wangsa Dharmawangsa Teguh miwah utamanipun duk pamadegan para ratu ring Majapahit, akéh parajana Jawiné sané rauh ka Bali. Sang sané rauh ka Bali punika akéhan sang sané oneng lan uning ngriptayang karya sastra. Kakawian-kakawian sané kasurat ring Jawi raris kabakta ka Bali. Ring Bali taler kasurat karya sastra sané tiosan. Utsaha punika nglimbak tur werdi pisan duk pamadegan prabu Waturenggong ring Gélgél.

   Punika mawinan dados kabaos karya sastra Jawi Kunané risaksat polih genah tumbuh miwah urip werdi ring Bali. Napi malih basa miwah sastra Jawi Kunané, wénten pakilitanipun ring pamargin adat miwah agamané ring Bali. Rauh makin akéh parajana Baliné sané seneng ngwacén, nembangang, nelebin daging karya-karya sastra Jawi Kuna punika, sané ring Bali sering kabaos kasusastran Kawi.
Manut Sejarah Indonésia olih Sanusi Pané kasinahang krama Bali pageh miwah bhakti ring Agama Hindunnyané. Nika mawinan makeh naskah-naskah jawa kuno miwah jawa tengahan sané kaupapira becik ngantos mangkin ring Bali. Naskah-naskah punika nénten ja pramangkinan kabakta ka Bali duk runtuhnyané Majapahit, kémaon wénten sadurung nika. Tiosan punika ring Bali makeh taler madal kasusastraan Bali Asli.
Kekeniang pangawi sané wagmi miwah waged ring sastra mautama sané mapasengan Empu kuturan, pasraman ring Batu madeg Besakih, sané salanturnyané ngaryanin pasanggrahan ring Silayukti warsa 1006-1021 M. Dané ngemedalang daging saparindikan ”Kahyangan” miwah pula-palining Upacara ring sawengkon pura.
Duk abad XII Nyeneng ratu raja Masuli ring Bali kekeniang taler sang wagmi sané oneng ring daging sastra mapasengan Empu Kul Putih sané ngamedalang Kidung Wargasari miwah kusumadéwa. Ring tengahing wargasari punika kekening pasengan mayannyane Sang Atapa hyang. Wastan candra sengkalanyanné magenah ring pangawitné saha nganggé tembang janggamuré, minakadi ring sor puniki:
Purwaking angipta rum ning wana wukir,
Kahadang labuh kartika,
Panedengin sari,
Angayon tangguli ketur,
Angringring jangga muré.
            Artosnyané
                        Ngawitwitin ngriptayang ngeninin alas sane ngulangunin miwah gunung,
                        Permulaan mengarang keindahan hutan dan gunung
                        (Wana = 7; Gunung= 7)

                        Nedeng magentos sasih kapat
                        Kebetulan berganti musim keempat menurut Bali
                        (Kadang=1;labuh=1),

                        Nedeng mekarnyane bunga-bunga
                        Sedang lebatnya bunga
                       
                        Taru tangguli gending sané ngulangunin
                        Keindahan pohon tangguli gending

                        Manados kelambu bungan gandung sané ngrempyak
                        Sebagai tirai bunga gadung mengurai

            *dadosnyane galah ngamedalang kakawian punika sasih kapat bulan Oktober 1177 C=1255 M*
            Duk nyeneng Ratu Raja waturénggong ring Gelgel, warsa 1960-1550 M. Warsa 1489 M wéten rauh pangawi saking jawi ka Bali sané mapasengan Danghyang Nirartha. Dané kajudi dados patirtan krama ring Bali sané nue gelar ”Danghyang Dwijendra utawi Ida peranda Sakti Wau Rauh. Dané ring Bali ngamedalang naskah-naskah, minakadi: Wukir padelegan, Pupuh simaguna, Rangreng Ranggu, Wilet Mayura, Anting-Anting Timah Naraga, Segara gunung, jagat Tuha, Gugutuk Menur, carakusuma,Ampik,Ewer,legarang,Dharmatattwa,mahisa Langit, Wasista Sraya, Anyang Nirartha, Mahisamégatkung,Kawidharma miwah Usada Bali. Ida makeh nué siswa, sané waged ngricikang sastra sakadi Pangeran Dauh sané kakeniang ring Kidung Pamancangah sané kasurat olih C.C.Berg ring pupuh Durma, Dagingné asapuniki:

Pupuh Durma

Kuneng Pangéran dauh nitiangayap
Ri jeng sang apalinggih,
Pan Guru cucurusa,
Aminta warah-warah,
Akeh antuking angawi,
Pan sira wijna,
Nityamangun palupwi.

Artosnyané:
Wénten pangéran Dauh sané stata nangkil,
Adapun Pangéran Dawuh selalu menghadap,

Ring Ida Sang Pandita,
Kepada Sang Pandita,

Duaning Ida subhakti ring Guru,
Oleh karena beliau bakti berguru,

Nunas ajah-ajah,
Mohon pelajaran,

Makeh Ida ngriptayang kakawian,
Banyak Beliau mengarang,

Duaning ida waged ring sastra,
Oleh karena beliau ahli

Stata ngriptayang kakawian,
Selalu membuat karangan.


            Salanturnyané Okandané Danghyang Nirartha sané mapasengan Agra Wétan (Agra Sirikan) angriptayang Kidung Rangga Wuniya, Amurea Tembang, Amrtamasa, patol,Wiletsih tan pegat, Rangréng Taman,Kakangsen,Rara Kedura, Kebo dungkul, Tepas,Caruk Amrtamasa.  Nglantur Duk Jemeng ratu Dalem Segening ring Gélgél warsa 1580-1665 M, sira Arya Manguri, rikala okandané séda ring payudan ngriptayang Arjuna pralabdha.  Asapunika kawéntenan ring sasuratan Kidung Pamancangah sané kakawi olih Padanda Gedé Rai, Gria Cucukan Klungkung,duk nyeneng Ratu Ida Dewa Agung Putra warsa 1784-1862 M.
            Duk Dalem Di Madé Nyeneng Ratu ring Gélgél warsa 1665-1686 M, wénten makudang-kudang pangawi  sané mungguh ring babad Brahmana Siwa, kitab kaping 1199 druén Gedung Kirtya Singaraja, dagingné sakadi puniki:
”Astam Padanda Nyoman Pidada, Padanda Ketut Pidada,sira winawak samuka diwnya paramartha; kacangkyaning aji kabéh;wéda paraga siddha yogi; sira atyanta kecwaryanira; saksat Sang Hyang Narayana Kottamanira, bahucisyanira; ararem ikang rat sumuyug atwang amastungkara ri sira paréng akarwan sira angripta Dyah Tantri carita. Kunang Padanda Nyoman Pidada sira angalih acrama ring Punyatirtha. Padanda Ketut Pidada amangun acrama ring Sindhuwati...”.
Artosnyané;
Utamannyané Padanda Nyoman Pidada miwah padanda Ketut Pidada; dané kaloktah wruh wagmi ring sahananing kweruhan; pupulan aji kweruhan sami; wagmi ring Wéda, napi sané kakaryanin sidha mapikolih; Dané wicaksana; waluya kadi Sang hyang Narayana kautamannyané, dané makeh nué siswa, makasami krama subakti miwah nyinggihang Dané. Dané makakalih ngriptayang kidung cerita Dyah Tantri. Kawéntenannyané Ida padanda Nyoman Pidada masrama ring Punia-tirtha. Padanda Ketut Pidada asramanyané ring Sindhuwati.

Tiosan punika wénten pangawi duk punika sané katalatarang ring geguritan I Ketut Bungkling nganggé pupuh Ginada kadi ring sor puniki;

Pupuh ginada
Wénten gita anyar teka,
Mijil sakeng rangdi langit,
Kawi nguda kapupungan,
Sira layuan mintar kudung,
Iseng-isengan matembang
Anggén sarwi,
Atik ibuk ban lakuran.

Artosnyané:
Kekeniang wénten rauh gegitan sané  anyar,
Medal saking bongkasa,
Pangawi anyar sané wau metangi,
Nénten ja tios Ki Dalang tangsub,
Iseng-iseng malilacita antuk tembang,
Anggén sarwa,
Nglimurang manah ban lacurnyané

            Kekeniang taler makudang-kudang reriptaan Kidalang tangsub minekadi; Geguritan Kedis, geguritan Diwasa, geguritan Bunga-bunga, miwah Geguritan Parembon sané madaging a). I Ketut Bagus, b). Ni Soka, c). Basur, d).Bungling, miwah e). Cowak.
            Ida padanda Sakti Manuaba ngriptayang Sanghara miwah Cecangkriman Memedi, ida padanda Wayahan manuaba (Arinyané) ngriptayang Angklung Semara. Manut rontal babad Mengwi, 1720 M, kasinanggeh pangawi sane mapasengan Ida padanda Sakti Wanasara (Tabanan). Ida ngriptayang Kidung Brahmara Sangupati miwah Gita Wedari.
            Sakadi napi sané sampun kawacén ring ajeng, duk sapangrauh  Danghyang Niarartha ka Bali, makeh pangawi-pangawi ring Bali, minekadi;
Ø  A.A. Mregan (puri Klungkung) : japatuan miwah tunjung Biru.
Ø  Ida pranda Sakti Ngurah (Gria Banjar, Buléléng): Cowak Jelling.
Ø  Ida Pranda Gria Teges (Gianyar): Geguritan Salia.
Ø  Ida wayahan dangin (Gria Pidada) :geguritan Pan Bungkling.
Ø  Ida Dewa Agung Istri (Puri Klungkung): Geguritan Regreg Payangan.
Ø  Ida Pranda Gria tambahan Bangli: Geguritan Brayut,Bebotoh lara, Kuncarakarna.
Ø  Ajian Ida Putu Sarén (Gria lanang Gulingan Mangwi): Geguritan pakangraras.
Ø  Ida Cokorda Agung Gede Ngurah Pamecutan: purwa Sanghara Loda, Geguritan Samba, Geguritan I Nengah jimbaran, Banaputra (Kekawin), Miwah Kangsa (Kakawin).
Ø  I Wayan Djiwa (juru Bahasa ring Praja): Peroempamaan, Jaitoe beberapa tjerita dalam bahasa Bali (tertjitak di Bandar Betawi pada pertjetakan Gouverment,1910), Penyunting Bahasa Buku puniki I Ketut Nasa.
Ø  I Madé Pasek (Singaraja) : Buku Tjatoer Perenidana, Tjakepan kaping doea papelajahan sang mamanah maoeroek mamaos aksara Belanda (Catur Perenida, Buku palajaran kedua bagi paminat belajar bahasa aksara Belanda) Terbit ring semarang-Brukkerijen Boekhandel H.A. Benjamnis,1913. Smrti Dwiwingcati, Anéka Rupa, Anéka warna, Warni Sari, Pembukaning Tuas, Ni Diah Tantri (1930).
Ø  Ida Ketut Sari (Geria Sanur Badung): Geguritan Sampik (16 Januari 1915 M).
Ø  I Ketut Gélgél (Delod Peken, Buléléng); Satua I Durma (Gancaran,1917), Sapta Carita, Dasar Wikara, Imba Nyurat Aksara Bali (1923), Geguritan Bajang-Bajang (Blabadan, Pupuh Sinom).
Ø  Mas Nitisastro (School Opziener Singaraja): Balineesche Schrifitaal (Uger-uger Pasang Aksara Bali,1918).
Ø   Anak Agung Rai Nogong (Puri Mayun Mengwi): Geguritan Meladprana (1920 M).
Ø  I Ranta (Bayuning Buléléng): Makudang-kudang Satua
Ø  I.G.K Renuh (pengestulan, Buléléng): Pacerakén I miwah II (1930), Bunga Menuh, Purwa Kala, Caktuntala, I Raka Tekén I Rai.
Ø  H.J.E.F Schwartz: Uger-uger Aksara Saha Sasuratan Basa Bali Kepara (1931).
Ø  Gedé Srawana,Wayan Badra (Singaraja): Malancaran ka Sasak (1939).

Nganutin penelitian kawéntenan karya sastra modern sampun kakaryanin duk warsa 1910 miwah 1920 sané kakawi olih I Madé Pasek miwah Mas Nitisastro.  Kalih guru punika pinaka perintis embasnyané karya sastra Bali Modern. Sané pinih kakawonang cérpén-cérpénipun nénten katerbitang ring satu antologi cerpén, yéning katerbitang sinah duk punika dunia sastra Bali modérn kapertama dados pupulan cérpén sadurung cérpén-cérpén sastra daérah sané tiosan. Ring pantaraning panglimbak puisi-puisi nasional ring surat kabar, nénten wénten angin miwah sabeh medal roman mabasa Bali sané mamurda ”Nemoe Karma” pikardi I Wayan Gobiah sané keterbitang olih Balai Pustaka warsa 1931.
Rauh warsa 1931 punika Karya sastra Bali modern kamanggehang. Selanturnyané medal puisi Bali ring Majalah Medan Bahasa ring Yogyakarta (1959). Warsa 1966 panglimbak punika nyancan galang nyantos mangkin, kantos wénten makudang-kudang karya sastra lan pangawi anyar sané ngambara, luirnyané:
Ø  Ketut Ginarsa (Banjar Paketan,Singaraja);Anéka kidung,Paribasa Bali msl.
Ø  I Gst. Bgs Sugriwa (Bungkulan Buléléng) ngerpta miwah nerjemahang; Purwa Sastra,Rama,Ramayana,Bharatayuda,Sutasoma, Panuntun Malajah Makekawin.
Ø  I Madé Méndra sareng I Gst Bgs Sugriwa; Giri Kuta ngentosin buku I Raka tekén I Rai buat buku wacénan kls tiga SD.
Ø  I Wayan Simpen, AB.(Tigawasa Buléléng); Babad Buléléng,Purwa Aksara, Pasang Aksara Bali, Pasang Aksara Bali, Paribasa Bali, Kasusastraan Jawa Kuna, Kamus Bahasa Bali.
Ø  I Ketut Sukrata (Bubunan Buléléng); Tunjung Mekar, Dharmastawa.
Ø  I Wayan Bima miwah I Wayan Ruma (Buléléng); Buku Taman Sari (pupulan gending-gending Bali).
Ø  Ida Ketut Jelantik (Gria Banjar, Buléléng); Geguritan Sucita I,II, miwah III sané dagingnyané ngeninin Ajahan Filsafat, Etika msl.
Ø  Empu Sanging (Bestala Buléléng); Geguritan Tamtam.
Ngawit warsa 1924 sampun wénten majalah-majalah sané nedunang hasil karya sastra Bali,minekadi;
v  Majalah Pemberita Sara Pustaka (1923).
v  Majalah Santi Adnyana (1923-1924)/Bali Adnyana(1924-1930) katerbitang olih Santi Singaraja.
v  Majalah Surya Kanta Singaraja (1925-1927).
v  Majalah Bhawanagara (1931-1935) katerbitang olih Kirtya Liefrinck Van der Tuuk.
v  Majalah Jatayu (1936-1941) katerbitang olih perkumpulan Bali Dharma Laksana.

Utsaha manggala praja/pemerintah membina miwah nglimbakang kebudayaan daérah ring widang sastra ngeninin pembinaan kebudayaan nasional saking proyék-proyék, minekadi:
ü  Proyék penerbitan, kalaksanayang olih Lembaga Bahasa Nasional/Balai Penelitian Bahasa Kembang Rampé Kasusastraan bali Anyar (1978);Panglimbak kasusastraan Bali Modérn.
ü  Proyék panyusunan Naskah miwah Percétakan Buku-Buku Pelajaran olih Pemerintah Daerah Propinsi Daérah Tingkat I Bali, luirnyané; Puspa Negara, Sarwa Sari Buat SMP, Basa Basita, Widia Sastra buat SMA, Widia Sara, Widia Sari buat SPG (1986-1987).
ü  Proyék Invéstigasi miwah Domuménsasi Kebudayaan Daérah olih Pusat  (Jakarta); Pengungkapan Latar Belakang Isi Naskah Lama (1987).
ü  Proyék Pembinaan Mutu Pendidikan Agama Hindu miwah Buddha: Posya Carita.
ü  Team Penyusunan Naskah Sastra Bali saking Dinas Pendidikan Dasar Propinsi Daérah Bali, sané molihang pikolih teks; Arjuna Wiwaha,Ramayana,Bharatayudha (1988-1989), terjemahan Adi Parwa, Malat msl buat perpustakaan SD.

Utsaha-utsaha kadi asapunika taler sampun karintis olih Lembaga Bahasa Nasional Cabang Singaraja antuk ngamargiang sayembara ngriptayang kekawian karya sastra, minakadi warsa 1068,1970,1975, miwah warsa 1989. Majalaran punika makéh para pangawi-pangawi anyar sané medal ngriptayang puisi miwah prosa, luirnyané:

Ring widang puisi;
§  Wayan Rugeg Nataran: Pura Agung Jagatnata, Suara Saking Kawahé, Raré Ubuh, Ngrebut Merta, Margarana msl.
§  Madé Sangra: Pangéling-éling, Suro ing boyo,Batu Asesambat, Panji Buana Kerta, Mémé msl.
§  Nyoman Testhi Eddy: Wit Cemara Purnama Sasih Kapat, Pamargi, Kori Agung, Joged Bungbung msl.
§  Nyoman Manda: Maling, Peken, Ujan, Kanggoang,Punyah msl.
§  I Gst Md Suastika: Bintang Kukus, Bikul, Sasih Kapat, Dagang Tuak, Gotong Royong msl.
§  I Made Taro : Sasih Karo Ring Bali.
§  K. Putra: Galang Bulan.
§   Putu Sedana Mati Nguda.
§  Madé Sanggra Idup Lan Mati.
§  Ngurah Yupa: Bali.
§  I Gusti Putu Antara: Pangubaktian Tan Payasa.
§  Madé Sanggra: Denpasar Sané Mangkin.

Ring Widang Novél Bali Anyar minakadi;
o   I Wayan Gobiah: Nemu Karma
o   Gedé Srawana (Wy.Badra): Malancaran ka Sasak (1939).
o   I Ketut Rida: Sunari.
o   I Nyoman Mandra: Lan Jani.
o   Tri Jayéndra: Buah Sumangkana Kuning-Kuning.
o   Katemu Ring Tampaksiring olih Madé Sangra.
o   Sayong ( 1999 ) olih I Nyoman Manda
o   A Wengi Ring Hotél Sentral (2004) olih I G. P. Bawa Samar Gantang


Ring Widang Cerpén Bali Anyar minakadi:
o   Putu Sedana: Mirah (1969).
o   A.A..G. Jelantik: Iwang Titiang Néwék (1969).
o   Ida Bagus Mayun: Niluh Sari (1969).
o   Madé Sangra: Tukang Gambar (1970), miwah Ketemu Ring Tampak Siring.
o   Léak Lemahan olih Djelantik Santa
o   Godeg olih Komang Adnyana
o   Sipta Durmanggala olih I G. P Bawa Samar Gantang

Ring Widang Drama Bali Anyar minakadi
o   Putu Arya Semadi: Pala Krama.
o   Kt. Aryana: Nang Kepod.
o   Gedé Darma: Kobaran Apiné, Ki Bayan Suling, Aduh Déwa Ratu.
o   Kirana ( Drama Anak – Anak Th. 2005 ) olih I Nyoman Wanda ( Pondok Temu  Wutu Br. Treges Gianyar
o   Gusti Ayu Klantir (1999) olih A Wijat S. Ardi ring buku ” Gending Girang Sisi Pakerisan “

Manut sané sampun katalatarang ring Ajeng Prasida kacutetang nganutin sejarah panglimbak Kasusastraan Bali, saha dasar  nganutin penampén Bapak Wayan Gautama saha Bpk Drs. I Nyoman Singgih Wikarman, panglimbak kasusatraan Bali punika kakepah dados makudang-kudang zaman, luirnyané;
1.      Kasusastraan Bali Kuna, kirang langkung warsa 1700M.
·         Duk Jumeneng Ratu Prabu Wangsa Warmadéwa;Tembang,gancaran miwah palawakia,
·         Duk Jumeneng Ratu Dalem Samprangan utawi rauhnyané Dangiang Nirarta ke Bali.
·         Duk Jumeneng Ratu Dalem ring Gélgél.
2.      Kasusastraan Bali Tengahan, warsa 1700-1915M.
·         Zaman Klungkung duk punika makéh kekawi kidung-kidung minekadi sinalih tunggil karya sastrané kidung Pamancangah olih Ida Pedanda Gédé Rai
3.      Kasusastraan Bali Anyar, warsa 1910-1945 duk penjajahan Belanda,pejajahan Jepang nyantos mangkin.
·         Zaman pejajahan Belanda, duk punika kekeniang buku-buku palajahan buat siswa SD sinalih tunggil cakepan/buku sane kakawitin antuk karya buku I Wayan Djiwa sane  majudul “Peroempamaan, jaitoe, Beberapa Tjerita dalam Bahasa Bali”. Kar I  Wayan I Djiwa (1910) puniki taler kasarengin olih pengawi-pengawi sane  lianan sane sakadi Buku Pasang Aksara Bali (1918) olih Mas Nitisastro msl.
·         Zaman pejajahan Jepang,  duk punika prasida kakaryanin geguritan “Salampah laku” olih Ida Padanda Madé Sidemen.
·         Warsa 1945-1966 sesampun Indonesia Manunggal/Mérdéka, makéh malih medal para pangawi-pangawi karya sastra Bali sané anyar-anyar ngemedalng cérpen,novel miwah drama utawi buku ngeninin sastra Bali nyantos mangkin warsa 2016.