"OM AWIGNAMASTU NAMA SIDDHEM OM SWASTIASTU" SEMOGA SEMUA DALAM PERLINDUNGAN TUHAN, SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGHA BERMANFAAT.jangan lupa kunjungi videobsaya di link https://youtu.be/-UJdPDAjETM

12/27/2013

SAYAP YANG KERDIL

Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1 - SAYAP YANG KERDILIni adalah kisah yang dialami oleh sebuah keluarga burung. Si induk menetaskan beberapa telor menjadi burung-burung kecil yang indah dan sehat. Si induk pun sangat bahagia dan merawat mereka semua dengan penuh kasih sayang. Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Burung-burung kecil inipun mulai dapat bergerak lincah. Mereka mulai belajar mengepakkan sayap, mencari-cari makanan untuk kemudian mematuknya. Dari beberapa anak burung ini tampaklah seekor burung kecil yang berbeda dengan saudaranya yang lain. Ia tampak pendiam dan tidak selincah saudara-saudaranya. Ketika saudara-saudaranya belajar terbang, ia memilih diam di sarang daripada lelah dan terjatuh, ketika saudara-saudaranya berkejaran mencari makan, ia memilih diam dan menantikan belas kasihan saudaranya. Demikian hal ini terjadi seterusnya. Saat sang induk mulai menjadi tua dan tak sanggup lagi berjuang untuk menghidupi anak-anaknya, si anak burung ini mulai merasa sedih. Seringkali ia melihat dari bawah saudara-saudara....
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

12/25/2013

TEORI DAN PRAKTEK

Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1 - TEORI DAN PRAKTEKSuatu hari seorang Murid menulis surat kepada gurunya yang tinggal di seberang sungai. “Guru, kini murid sudah mencapai tingkat spiritual ‘Tidak goyah oleh goncangan 8 angin’ . Kini jiwa murid tenang dan tegar bagai gunung, hening bagai air telaga dan ... (seterusnya...) Delapan angin yang dimaksud adalah delapan kondisi hidup, yaitu : Pujian dan Penghinaan, Popularitas dan nama buruk, aman sejahtera dan Bahaya, Berkah dan Musibah. Setelah membaca, Sang guru dengan senyum sabar membalas surat muridnya. Su Dong Bo dengan bangga membuka surat gurunya. Dalam surat hanya tertulis satu kata: "Kentut (bohong)" Si Murid langsung naik pitam,” Guru sungguh keterlaluan, selalu negative thinking, suka curiga, prejudis, prasangka buruk, aku harus segera menemui guru, ku ajak debat terbuka, akan kubuktikan kalau aku tidak bohong!” Si Murid segera mendayung sampan menyeberang sungai. Setelah tiba di seberang sungai bergegas menuju biara gurunya. Baru mau mengetuk pintu b....
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

12/22/2013

NASIHAT GRATIS

Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1 - NASIHAT GRATIS Apa hadiah paling umum yang orang suka berikan? Hadiah itu adalah "NASIHAT" !!! Kita suka memberi nasihat dengan cuma-cuma, bahkan ketika tidak diminta. Kalau anda tidak percaya, cobalah pada saat sedang bersama sekelompok teman, beritahu mereka tentang ide anda untuk melakukan sebuah bisnis baru, dan perhatikan apa yang terjadi. Jika ada enam orang dalam kelompok itu, anda mungkin akan mendapat enam pendapat berbeda, lengkap dengan rekomendasi dan nasihat pribadi. Tak diragukan lagi, semua "nasihat" itu adalah hadiah yang diberikan kepada anda dengan niat baik. Itu adalah cara teman-teman anda menunjukkan rasa sayang dan perhatian mereka kepada anda. Bagaimana anda bisa menolak secuil "kebijaksanaan" tersebut? Maka, anda berlaku sopan. Anda mendengarkan. Bagaimanapun tidak berarti atau tidak bergunanya nasihat atau sumber nasihat itu, anda memenuhi kewajiban anda sebagai seorang teman yang sopan, dan berpura-pura tertarik dengan pandangan, umpan balik....
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

12/08/2013

PERCAYA KEMAMPUAN DIRI SENDIRI

Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1 - PERCAYA KEMAMPUAN DIRI SENDIRIWAKTU masih kecil, Anda mungkin pernah mendengar kisah adaptasi ‘The Little Engine That Could’? Buku itu bercerita tentang kereta api yang bergerak ke bukit dengan perlahan dan tersendat. Lokomotifnya berkata pada diri sendiri, “Aku bisa, aku bisa, aku bisa.” Kereta pun terus bergerak perlahan naik hingga tiba di bukit dengan selamat. Pelajaran sederhana yang dapat diberikan ialah: percayalah pada kemampuan diri sendiri. Seandainya lokomotif itu tidak percaya akan kemampuannya tiba di atas bukit, bisa jadi kisah dalam buku itu berakhir menyedihkan. Bukan hanya lokomotif itu saja yang dapat mengatakan, “Aku bisa, aku bisa, aku bisa”, tetapi Anda pun dapat melakukan yang sama. William Arthur Ward, penulis kondang asal Amerika mengatakan, ”Saya adalah pemenang karena saya berpikir seperti pemenang, bersiap jadi pemenang, dan bekerja serupa pemenang.” Ward betul, jika Anda berpikir menjadi seorang pemenang, maka memang benar Anda seorang pemenang. Kisah heroik lokomotif ....
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

12/06/2013

SETENGAH JAM SAJA

Seperti biasa Michael, kepala cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Elvin, putra pertamanya yang baru duduk di kelas dua SD yang membukakan pintu. Ia nampaknya sudah menunggu cukup lama. “Kok, belum tidur?” sapa Michael sambil mencium anaknya. Biasanya, Elvin memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari. Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Elvin menjawab, “Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa?” “Lho, tumben, kok nanya gaji Papa? Mau minta uang lagi, ya?” “Ah, enggak. Pengen tahu aja.” “Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp 400.000,-. Dan setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja, Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo?” Elvin berlari mengambil kertas dan pensil....
Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

MUNGKIN YA, MUNGKIN TIDAK

Pada jaman dahulu, ada sebuah desa di mana tinggal seorang tua yang sangat bijaksana. Penduduk desa percaya bahwa orang tua itu selalu dapat menjawab pertanyaan mereka atau memecahkan persoalan mereka. Suatu hari, seorang petani di desa itu datang menemui orang tua yang bijak ini dan berkata dengan putus asa, “Pak Tua yang bijaksana, tolonglah saya. Saya sedang mendapat musibah. Kerbau saya mati dan saya tak punya binatang lain yang dapat membajak sawah! Bukankah ini musibah paling buruk yang menimpa saya?” Orang tua yang bijak tersebut menjawab, “Mungkin ya, mungkin tidak.” Petani itu bergegas kembali ke desa dan menceritakan kepada tetangga-tetangganya bahwa orang tua yang bijak itu kini sudah menjadi gila. Tentu saja inilah musibah terburuk yang dialaminya. Mengapa orang tua itu tidak melihatnya? Namun, keesokan harinya tiba-tiba muncul seekor kuda yang masih muda dan kuat di dekat tanah milik petani itu. Karena tak punya kerbau lagi untuk membajak sawahnya, petani itu ber....
Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

4/30/2013

SAMBRAMAWACANA



BUKU SASTRA UTAWI PUSTAKA SUCI ANGGEN DASAR KAWRUHAN
Inggih, nawegang titiang

Mantuk ring Kapala dinas Perpustakan, Arsip dan Dokkumentasi sane Mustikayang titiang,
Para panureksa sane singgihang titiang.
Para pamilet sane wangiang titiang
Miwah para sameton lanang – istri sane tresnasihin titiang

Sangkanin asung kerta waranugraha Ida Sang Hyang Widhi, titiang pingkalih ida – dane sida mapadu ajeng sekadi mangkin. Dumadak nerus pasuecan Ida larapin titiang ngaturang pangastugkara panganjali :

“OM SWASTYASTU”

Ida dane sane wangiang titiang,


Manut baos sang meraga pawiku, umat Hindune wantah sthiti bhakti ring Ida Sang Hyang Widhi, nanging sang meraga wicaksana maosang antuk makudang-kudang parinama tan lenpas tekening sahananing pengwruh. Sinalih tunggil sane kaanggen pinaka SUMBER PENGETAHUAN wantah Buku Sastra Utawi Pustaka Suci.

Sakadi sampun kauningan, sekancan buku miwah sastra utama pinaka genah linggan Ida Sang Hyanag Aji Saraswati,  umat Hindune nyanggra piodalan Saraswati ngenem sasih apisan duaning ring rahina punika sami umat Hindune ngaturang pangubakti majeng ring Ida Sang Hyang Widhi pinaka utpeti utawi pencipta ilmu penetahuan.
Ida dane sinamian sane kasumayang titiang, titiag naenin miragi, munggung meseh i manuse sane utama wantah katambetan utawi kebodohan. Wiwit suka dukane wantah katambetan. Sangkaning tambet prilksana kaon, sangkaning tambet i manusa mangguh sengsara. Punika mawinan iraga para anom sane tresna asihin titiang patut pisan misartang utawi mautsaha nelebin sekancan daging buku sastra utawi pustaka mangdane prasida wruh, malarapan malajahang angga ngruruh kawruhan. Sekancan buku sastra utawi pustaka pinaka daging kawruhan sane sandang uratiang tur maning sidha antuk melajahin, kadi mungguh ring gita puniki:
De ngaden awak bisa
depang anake ngadanin
geginane buka nyampat
anak sai tumbuh luu
ilang luu buke katah
yadin ririh liu nu pelajahin

“Manut gita punika iraga patut sampunang rered malajahang agga sakantun maurip, duaning sekancan kaweruhan nenten pacang telas  kaplajahin, kadi bebaosane “ di duuur langit kantun wenten langit”. Tiosan ring sajeroning gita makeh malih daging sastra utawi pustaka sane sadang wacen tur resepang dagingne. Sekadi sekancan daging gita, sastra Parwa, pustaka suci sida anggen sifat siku-siku ngemargiang pasimakrama ring kauripan puniki.

Ida dane sareng sami sane tresnasihin titiang, maosang indik daging buku sastra utawi pustaka agama wantah madasar antuk TATTWA, SUSILA lan UPACARA. Mungguing cihnan iraga maagama patut malarapan Upacara, ngastawa ring ida Shang Widhi pinaka pencipta ilmu pengetahuan tiosan ken Idadane sami nguacen sajeroning daging kaweruhan punika.

Ida dane, pamekas para semeton lanang – istri sane tresnasihin titiang, wantah asapuniki titiang prasida matur ring galahe sane becik puniki. Maka kirang langkung, titiang nunas gen pengampura. Dumadak sareng sami stata degdeg ring kayun, puputang titiang antuk ngojarang parama santhi.

“OM SANTHI,SANTHI,SANTHI OM”

4/20/2013

SIKSA ATAU COBAAN

DUKA SIAPA YANG TAK BERKEPANJAGAN
JIKA IA EGOIS DENGAN KE ELOKAN WAJAH
SEDANG AKU DICAMPAKKAN KEDALAM TONG-TONG SAMPAH
DUKA MANAKAH YANG TAK BERKEPANJANGAN JIKA IA BEGITU ANGKUH
SEDANGKAN AKU DIUSIR BAGAI ANJING KURAP

DUKA SIAPAKAH YANG BERKEPANJANGAN
MECIBIRKAN BIBIR DAN MEMALINGKAN MUKAK MANA KALA BERJUMPA
SEDANGKAN AKU MENGHARAP SECUIL SENYUM DARINYA
OOOOOOOOOOOOOOH BETAPA TEGANYA.......
OOOOH..

WAHAI JIWA-JIWA YANG TAK SUDI MERANA....
MAUKAH KAU MEMEGANG TANGANKU...
MENGGENGGAM ERAT JARI JEMARIKU....
WALAU TAK TAMPAK EMAS BARANG SEKARAT...

BAWALAH AKU MELAYANG KESANA...
CEPATLAH BAWA AKU JAUH KE UJUNG SANA,,,
TAK TAHAN AKU MELIHAT KEANGKUHAN...
KESOMBONGAN,, KECONGKAKANNYA..

WAI JIWA-JIWA YANG TAK SUDI MERANA
KISAH PILU YANG BAGAIANAKAH INI
CERITA DUKA YANG BAGAIMANA LAGI ..
YANG BAKAL TERJADI ATS DIRI INI
SIKSA ATAU COBAAN TUHANKAH SEMUA INI

4/08/2013

TANAH LOT


Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa. Ia adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot. Ia menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura disana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben 'akhirnya' menjadi pengikut Danghyang Nirartha.
Ternyata tidak semua orang boleh masuk ke dalam pura tsb. para wisatawan hanya diperbolehkan melongok dari bawah pura. hanya orang2 tertentu yang hendak bersembahyang atau melakukan kegiatan keagamaan yang diperkenankan masuk ke dalam pura. Terkait dengan konsep triangga (penggambaran tubuh manusia dari kepala, badan hingga kaki), pura ini menjadi terkait dengan 2 tempat suci lainnya di Tabanan, yaitu Pura Luhur Batukaru (hulu) dan Pura Puser Tasik (madya) serta Pura Tanah Lot sebagai hilirnya. Pura hulu dan hilir ini pun digambarkan sebagai simbolisasi lingga dan yoni, Pura Luhur Batukaru sebagai lingga (purusa)dan Pura Tanah Lot sebagai yoni (segara). perpaduannya menjadi sumber kehidupan yang mensejahterakan manusia disekitarnya. Di sebelah utara pura, tepatnya di dalam gua bawah tebing, terdapat ular yang dikeramatkan. ular pipih beracun berwarna hitam kuning ini dipercaya sebagai selendang Dang Hyang Nirartha yang terlepas saat sedang bertapa dan hingga kini menjadi penjaga pura. di tempat ini pula terdapat sumber air tawar bernama Tirta Pabersihan (biasa digunakan sebagai sarana memohon kesucian).

DURUUUUUUS MESANDEKAN


3/22/2013

KRITIK SENI

   Krtitik seni dalam bahasa Indoenesia sering kita sebut dengan "ulas seni" bahas seni atau bincang seni.  Dalam Merriam Webster's Collegiate Dictionary disebutkan "Kritik adalah orang yang menyapaikan pendapatnya dengan alasan tertentu terhadap berbagai hal, terutama mengenai nilai, kebenaran kebijakan, keindahan atau tekniknya. Selanjutnya dinyatakan bahwa kritik melibatkan dirri secara profesional dalam menganalisis, mengevaluasi atau memberi pengargaan terhadap karya seniatas capaian artistiknya.

2/11/2013

MEMPARAFRASEKAN LIRIK LAGU MENJADI PROSA

Dilihat dari segi pembuatan lirik lagu memiliki kemiripan dengan karya sastra berbentuk puisi yang bentuknya tidak sama dengan prosa atau karangan biasa. Namun, yang membedakan keduanya adalah cara menampilkannya. Seperti yang diketahui, lirik lagu biasanya dilantunkan dengan iringan alat musik sedangkan puisi tidak, tetapi seiring dengan perkembangannya pembacaan puisi kini di tampilkan dengan iringan alat musik, yang disebut dengan musikalisasi puisi. Lirik lagu maupun puisi terbagi ke dalam larik-larik atau bait, terdapat kata-kata yang bermakna kias atau konotasi. Oleh karena itu, isi atau temanya biasanya tersirat.
            Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memparafrasekannya menjadi  sebuah prosa ialah seperti berikut.
1)   Bacalah atau dengarkan lirik lagu yang didendangkan dengan seksama.
2)   Pahami isi kandungan lirik lagu secara utuh.
3)   Jelaskan kata-kata kias atau ungkapan yang terdapat dalam lirik lagu
4)   Uraikan kembali isinya secara tertulis dalam bentuk prosa dengan menggunakan kalimat sendiri.

2/01/2013

HASIL PATEMON ALIANSI PEDULI BASA DAERAH BALI SARENG BPK. GUBURNUR BALI


Ring raina Sukra Umanis Uku ukir tangal 1 Pebruari 2013, puniki galah sane becik sida para Aliansi Peduli Bahasa Daerah Bali sareng Para Rektor sejebag jagat Bali sane nue mahasiswa jurusan Basa lan Sastra Daerah Bali. Makeh taler mahasiswa saking IKIP PGRI BALI, Udayana, IHD, UNHI sida sane rauh Ring Galah punika.  Pabligbagan punika kapertama kedagingin saking ketua Aliansi Peduli Basa Daerah Bali
I Nyoman Suka Ardiyasa, S.Pd.B ngeninin makudang-kudang patemon pengkajian pelaksanaan kurikulum 2013 terkait dengan penggabungan Muatan Lokal (Bahasa daerah Bali) dengan mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, sane sampun mamargi ring saking DPRD Bali rauh ke Pusat jakarta. Ring Pabligbagan punika kapertama Dr. Drs. I Nyoman Suwija,M.Hum.,A.Ma nyantenang pinunas ring soang-soang sekolah minekadi SD nglantur Ke SMA mangda sidha guru-guru Basa Bali sane nagingin Basa Bali nenten ja Guru Agama duaning keprofesionalismene  matiosan, menawi nika mawinan alit-alite nenten utawi durung tatas ngangga sorsinggih basa sane becik. Puniki taler kasinahang oleh Bapak Guburnur Bali jagi kabligbagang malih sareng jajaranne ring Dikdikpora magda sidha mamarga. Taler ring galah punika Pk Prop. Dwija taler mapinunas mangda ring sekolah-sekolah pelajahan basalan sastra Bali punika mangda jamne sida manut duaning basa lan sastra Bali matiosan tekening palajahan bahasa Indonesia.  Bpk Titib taler mapinunas mangda sida wenten penyuluhan basa lan sastra Bali ring soang-soang desa pakraman tur sida kaicenin wantuan utawi subangsing ring sang sane ngicen panyuluhan punika. I.Bgs Rai ngantenang mangda pemerintah daerah neneten magehang konsep metangkis ring sajeroning pelestarian basa lan sastra Bali punika, kakantenang Basa Bali punika nenten ja rasa kewanten kemaon maharasa pinaka sebun sarang kebudayaan Baline duaning sida Imanusa kakeberang ban Aksara Bali punika. I Gusti made Sutjaja taler nyihnayang ring dura Negara mekaten Basa Baline sampun keangkenin Basa Dunia ring Unisco, taler Prof. Sutjaja maosang makeh pemilet para yohana dura Negara sekadi ring Sydney, Tokyo,Norgia, Autralia miwah panegara tiosan melajahin basa daerah. manut baos Prof. Sutjaja yening iraga sampun oneng lan wikan sehaning basa lan sastra Bali sida dados Guru Basa Bali ring Dura Negara antuk dasar Basa Ingris lan basa tiosan. Pekantenan puniki mabuat pesan antuk para yohana utawi siswa sane kuliah  jurusan basa lan sastra Bali. Ring galah punika taler Pk Prof. maosang malih indik kearifan lokal darerah bali sampun ngelimbak nyantos Norgia lan Jepang.
Ngeninin indik baos Bapak guburnur Bali nagingin pinunas para aliansi peduli Basa Daerah Bali tangal 1 Pebruari 2013 puniki, kejantenang pengajaran Basa Lan Sastra Daerah Bali kemargiang sekadi sane sampun memargi. Ring Galah punika taler Bpk Gubernur Bali Sareng Bapak DPR ring Komisi IV ngantenang jagi merivisi Perda. No. 2 ngeninin Basa daerah Bali. 

Ring Galah puniki titiang nunas Gung pengampura yening napi sane titiang telatarang irika basannyane nenten kearsa ring kayun ledang Idadane ngampurayang... menawi taler ngeninin indik gelar saha makirang titiang nyuratang parab Sang sane rauh dawug nika ledang taler ampurayang.
Om Shanti Shanti Shanti Om

"sumber" langsung titiang polih nyarengin pabligbagan punika.
                       TTD

I MADE JULIADI SUPADI,S.Pd

1/18/2013

TEORI TERJEMAHAN & JENIS-JENIS TERJEMAHAN



Surtiati dalam Safrina (2001:28) menjelaskan bahwa menerjemahkan adalah memahami dan membuat paham orang lain. Syarat utama untuk dapat memahami kemudian menceritakannya kembali dalam bahasa sasaran. Dari situ dapat dilihat bahwa, melalui perubahan bentuk bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran, maknalah yang harus dapat dipentingkan atau dipertahankan oleh penerjemah.
Menerjemahkan ialah mengalihbahasakan suatu tulisan atau pembicaraan dari suatu bahasa ke bahasa yang lain. Terjemahan juga merupakan hasil karya menerjemah. Menurut Widyamataya (1989:14) menerjemahkan karya sastra adalah mencari padanan unsur seninya yang bervariasi sesuai dengan jenis sastra yang diterjemahkan.
Nida dan Chaveles dalam Seni Menerjemahkan (1989:11) menjelaskan bahwa menerjemahkan merupakan kegiatan menghasilkan kembali  dalam bahasa penerima  yang secara sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber, pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya. Secara lebih sederhana, menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya.
Menerjemahkan merupakan kegiatan mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan menggunakan leksikal dan struktur gramatikal yang sesuai dalam bahasa sasaran dan konteks budayanya ( Larson , 1989:13)                                                                     
Moelyono dalam Safrina (2001:27) menyatakan penerjemahan pada hakikatnya mengandung makna memproduksi amanat atau pesan di dalam bahasa sumber dengan pandanagan yang paling wajar dan paling dekat di dalam bahasa sasaran, baik dari aspek arti maupun dari aspek langgam atau gaya.
Sejalan dengan pengertian di atas menerjemahkan juga berarti ilmu yang menelaah metode dan teknik penggalian amanat dari satu bahasa ke bahasa lainnya
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam menerjemahkan ialah bahwa informasi yang terdapat dalam teks asli harus sama dengan kadar informasi yang terdapat dalam bahasa sumber harus diwujudkan kembali dengan cara paling wajar menurut aturan-aturan bahasa sasaran sehingga terjemahan tidak akan terasa sebagai terjemahan.
Menerjemahkan merupakan kegiatan menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima yang secara sedekat-dekatnya dan sewajar-wajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber, pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya, secara lebih sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu amanat dari bahasa sumber ke bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya.

Jenis-jenis Terjemahan                                                                                       
            Telah diketahui bahwa dalam proses terjemahan ada dua teks, yaitu teks bahasa sumber (BSu) dan teks bahasa sasaran (BSa). Setiap teks BSu bisa disampaikan ke dalam BSa, baik secara lisan maupun tertulis. Salihen (2006:31-830 menyatakan bahwa jenis-jenis terjemahan menurut cirri-ciri dan fungsi masing-masing dapat dibedakan atas, terjemahan menurut ragam bahasa, menerjemahakan menurut bentuk teks, dan menerjemahkan menurut hirarki.
1.     Terjemahan menurut ragam bahasa
Teori umum terjemahan melahirkan bagian-bagian yang khusus yang masing-masing mempunyai spesifikasi ragam bahasa yang satu maupun yang lain. Jenis terjemahan menurut ragam bahasa terdiri beberapa ragam yaitu: sastra, jurnalitik, surat kabar, ilmiah dan dokumen resmi. Setiap ragam ini memiliki bagian-bagian tersendiri, yaitu :
-   Sastra memiliki bagian yaitu: prosa, puisi, drama.
-   Jurnalistik memiliki bagian yaitu: oratoria, esai, artikel.
-   surat kabar memiliki bagian yaitu editorial, headline, arrtikel,   berita  singkat, iklan, pengumuman.
-   Ilmiah memiliki bagian yaitu: rangkaian ujaran, penggunaan istilah, pola kalimat (postulat, argumen, formula), sitiran/nukilan, catatan bawah (foot-note), referensi.
-  Dokumen resmi memiliki bagian yaitu: dokumen bisnis, dokumen undang-undang, dokumen diplomatis, dokumen militer.
2.   Terjemahan menurut bentuk teks
Jenis terjemahan menurut bentuk teks ini dapat dibedakan menjadi 2 ( dua), yaitu: terjemahan lisan dan terjemahan tertulis. Kedua ini merupakn terjemahan semua ragam bahasa. Terjemahan lisan dibedakan atas terjemahan lisan konsekutif (disampaikan berurutan per kalimat dan terjemahan lisan simultan).
3.     Terjemahan menurut hirarki bahasa
Secara umum diketahui bahwa terjemahan sebagai proses penggantian teks dalam satu bahasa ke bahasa lain tanpa mengubah tinggkat isi teks asli. Perlu dipahami, tugas penerjemah dalam melakukan pengalihbahasaan adalah mencari dalam teks BSu satuan-satuan minimal yang layak diterjemahkan. Misalnya dari satuan terkecil yaitu morfem, tingkata kata, tingkat kata-kata (RK), tingkat kalimat, bahkan tingkat teks.
a.      Terjemahan di tingkat fonem
Fonem adalah bunyi bahasa yang minimal yang bukan pengemban makna. Terjemahan di tingkat ini secara prinsipil berbeda dengan jenis-jenis terjemahan lainnya, sebab fonem bukan pengemban makna.
Contohnya : kata agung, bisa diartikan nama seseorang, bisa juga diartikan sesuatu yang besar. Jadi terjemahan ini biasanya disesuaikan dengan konteks BSu.
b.     Terjemahan di tingkat morfem
Terjenahan di tingkat morfem berbeda dengan terjemahan di tingkat fonem. Morfem merupakan suatu bahasa tekecil yang mempunyai makna. Satuan terjemahan ternyata juga morfem, yakni setiap morfem dalam BSu berbeda dengan morfem dalam BSa.


c.      Terjemahan di tingkat kata
Jenis terjemahan ini lebih sering digunakan daripada jenis terjemahan di tingkat fonem atau morfem. Meski demikian, penggunaan terjemahan di tingkat kata sangat terbatas. Biasanya hanya sebagian dilakukan di tingkat kata, sebagian yang lain dilakuakan di tingkat yang lebih tinggi.
Contohnya    :  Kaka saya sudah datang dari jawa                     
Terjemahan   :  Rakan titiange sampun rauh saking Jawi
d.     Terjemahan di tingkat RK (rangkaian kata-kata)
Terjemahan di tingkat RK ini biasanya merupakan RK idiom atau kontraksi RK yang mapan, yang terkait dengan fraseologisme-makna ke dalam RK, karena penerjemahan per kata di sini tidak mungkin dilakukan dan secara keseluruhan RK bertindak sebagai satuan terjemahan.
e.      Terjemahan di tinggkat kalimat
Terjemahan di tinggkat kalimat biasanya lebih mementingkan makna dari BSu. Terjemahan ini dilakukan perkalimat bukan per kata sesuai dengan makna bahasa sumber.
Contohnya            :  Jangan sering bermain api
Terjemahannya     Sampunang pepes maplayan api
f.      Terjemahan di tingkat teks
Terjemahan di tingkat teks adalah menerjemahkan teks secara keseluruhan, yaitu mengelompokkan kalimat-kalimat mandiri atau menrjemahkan secara keseluruhan dari teks tersebut sesuai dengan makna bahasa sumber.
Contohnya           :   Saya benama I Made juliadi. Saya berasal
      dari Tista, Kecamatan Abang Amlapura, saya bekerja
       di SMK Negeri 2 Denpasar. Saya masih lajang.
Terjemahannya    :  
  Wastan titiang  I Made juliadi.Wit titiang saking Tista, Kecamatan Abang Amlapura, titiang makarya ring SMK Negeri 2 Denpasar. Saya masih lajang.

4.  Terjemahan Menurut Tingkat Isi
Terjemahan menurut tingkata isi yaitu cara menyampaikan isi teks BSu ke dakam BSa demi tercapainya hasil terjemahan yang memadai, yang kuat. Terjemahan kuat yaitu terjemahan yang dilakukan pada tingkat yang diperlukan, yang cukup tepat menyampaikan isi BSu dengan mematuhi norma-norma BSa.
Selihen (2006:45-48) menyatakan bahwa terjemahan menurut tingkat isi dapat dibedakan menjadi: (a) ekuivalensi, (b) analog, dan (c) teknik terjemahan.
a.      Ekuevalensi (equevalent)
Terjemahan ekuevalensi adalah padanan-padana regular yang bermakna sama, biasanya tidak tergantung pada konteks. Yang termasuk ke dalam kelompok ekuevalensi adalah beberapa istilah, yaitu istilah yang memppunyai satu makna, baik dalam bahasa yang satu, maupun yang lain. Di antara satuan-satuan bahasa bebagai bahasa ada hubungannya timbale balik kesamaan makns bahasa sumber dengan bahasa sasaran.
b.     Analog (analogue) atau variasi padanan
Teori analog adalah hasil terjemahan menurut analogi (menurut persamaan) dengan cara memilih dari deret sinonim satu dari beberapa yang mungkin. Teori terjemahan ini ditentukan oleh konteks yang mungkin. Ciri-ciri  yang terletak pada dasar skema klasifikasi dimana padanan-padanan satu makna atau aneka makna, di satu pihak, dan ketergantungan pada konteks, di pihak lain, sama sekali tidak selalu bertepatan.
Dengan demikian, jenis-jenis padanan analog adalah metode terjemahan yang refresentatif, yakni cara menemukan padanan makna atau padanan formal dengan mencarinya di kamus atau dalam konteks, namun tidak hanya terbatas pada yang representatif saja.
c.      Teknik Terjemahan
Ada sejumlah teknik yang dapat digunakan dalam menerjemah suatu bacaan, yaitu: (1) Terjemahan Harafiah (Literal Translation), (2) Substitusi (Substitution), (3) Terjemahan Bebas (Free Translation), (4) Parafrasa (Paraphrase), (5) Penggantian (Replacements), (6) Penambahan (Additions), (7) Penghilangan (Omissions/dropping), (8) Kompresi (Compression), dan (Derivasi Sintaksis ( Syntactic Derivation).

(1)  Terjemahan Harafiah (Literal Translation)
Terjemahan harafiah yaitu terjemahan yang hasil realisasinya berada di bawah standar, yakni di bawah hasil terjemahan yang cukup menyampaikan informasi teks BSu ke dalam teks BSa dengan mematuhi norma-norma BSa. Biasanya terjemahan ini dilakukan di tingkat kata sehingga tidak jarang menghasilkan terjemahan semu.
            Contohnya                  :  Dia cantik sekali
            Terjemahannya           :   Ipun ayu pisan

(2)  Substitusi (Substitution)
Subsitusi adalah proses terjemahan yang realisasinya dilakukan melalui jalan dari bentuk BSu ke bentuk BSa dengan melewati makna. Terjemahan ini termasuk ke dalam terjemahan harafiah, karena penerjemahannya dilakukan di tingkat kata.

(3)  Terjemahan Bebas (Free Translation)
Terjemahan bebas adalah terjemahan yang dilakukan di tingkat satuan-satuan bahasa, seperti kalimat atau teks secara keseluruhan. Misalnya kalimat bahasa Indonesia, ‘’Dia menangis’’, sebenarnya bisa saja diterjemahkan ke dalam bahasa Bali ditingkat kata, ‘’Ida nangis’’ dan merupakan terjemahan yang adekuat. Tapi, penggemar terjemahan bebas mungkin akan menerjemahkan sebagai berikut: ‘’Ida nangis riantukan ajin idane seda’’.

(4)  Parafrasa (Paraphrase)
Terjemahan dengan teknik paraphrase yaitu menerjemahkan dengan cara mengetahui situasi riil yang digambarkan dalam teks BSu. Situasi riil seperti itu sering merupakan kunci yang secara absolute penting untuk mengungkapkan makna kata-kata ataupun ungkapan-ungkapan yang satu atau yang lain dari sudut pandang gambaran situasi. Mencari kata-kata dalam terjemahan ini harus dengan makna dari BSu.


(5)  Penggantian (Replacements)
Terjemahan dalam teknik penggantian ini mengenai satuan-satuan gramatikal (kelas kata, bagian kalimat), satuan-satuan leksikal (kata-kata tertentu) dan konstuksi-konstruksi kalimat.

(6)  Penambahan (Additions) 
Penambahan leksikal dalam teks BSa biasanya diperlukan kalau maksud isi teks BSu diungkapkan dengan sasaran lain, termasuk dengan sasaran gramatikal.

(7)  Penghilangan (Omissions/Dropping)
Tehnik penghilangan dalam proses trjemahan adalah membuang kata yang berlimpah yang biasanya ditemukan dalam kalimat-kalimat yang mengandung pasangan –pasangan sinonim atau kesamaan kata.

(8)  Kompresi (Compression)
Tehnik kompresi adalah teknik dengan buah pikiran yang sama bisa diungkapkan dengan berbagai cara yaitu mengurangi leksikal demi tercapainya pemadatan teks terjemahan dengan tidak mengubah makna dari BSu tersebut.

(9)  Derivasi Sintaksis (Syntactic derivation)
Derivasi Sintaksis adalah proses membentuk berbagai konstruksi sintaksis dengan cara transpformassi konstruksi inti. Dalam proses terjemahan, derivasi sintaksis mengubah posisi bagian kalimat yang satu atau yang lain. Tehnik derivasi menyangkut operas ”aktif-pasif”.