"OM AWIGNAMASTU NAMA SIDDHEM OM SWASTIASTU" SEMOGA SEMUA DALAM PERLINDUNGAN TUHAN, SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGHA BERMANFAAT.jangan lupa kunjungi videobsaya di link https://youtu.be/-UJdPDAjETM

8/20/2016

Berteman dengan Kekurangan, Membangun Kepercayaan Diri

Berteman dengan Kekurangan, Membangun Kepercayaan Diri Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Setiap manusia mempunyai kekurangan sekaligus bakat, kemampuan dan keunikan tersendiri. Sayangnya, tak cukup banyak orang mempunyai kepercayaan diri dan hidup bahagia. Bagi saya, liputan seputar pesta pembukaan Paralympic ke 13 di Beijing-Cina bulan Agustus 2008 lalu memberi pelajaran berharga tentang bagaimana berteman dengan kekurangan dan pentingnya kepercayaan diri untuk meraih kebahagiaan.

Pembukaan acara tersebut diawali oleh aksi Hou Bin, yaitu seorang pemegang 3 medali emas lompat tinggi paralympic. Semula ia duduk di kursi rodanya. Dengan penuh percaya diri ia menarik tambang hingga posisi tubuhnya sedikit demi sedikit terangkat.

Sekali waktu ia mencoba istirahat. Sementara itu tepukan dan teriakan penonton semakin membahana untuk memberinya semangat. Perjuangan yang tak kenal lelah membuatnya sampai di ketinggian 40 meter dan berhasil menjalankan misinya menyalakan obor pembukaan Paralympic ke 13 Beijing 2008.

Sesudahnya acara diisi dengan tarian para penari tuna runggu. Diantara mereka ada seorang gadis kecil berusia 11 tahun. Li Yue, kakinya cacat tertimpa reruntuhan bangunan akibat gempa bumi di propinsi Sichuan 12 Mei 2008, menari dengan penuh semangat dan senyum yang terkembang indah.

Sekalipun hanya duduk di kursi roda, ia mencoba mengikuti alunan musik dengan tariannya. Li Yue kemudian berkata, ”Gempa bumi bisa menghancurkan tubuh
... baca selengkapnya di Berteman dengan Kekurangan, Membangun Kepercayaan Diri Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Wiro Sableng #148 : Dadu Setan

Wiro Sableng #148 : Dadu Setan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

Episode : DADU SETAN

SATU

Malam hari di pantai Losari. Walau angin bertiup cukup kencang dan udara dingin, air laut tampak tenang. Sejak senja sebuah kapal kayu besar berbendera merah bergambar naga hitam telah melego jangkar di perairan Tanjung Losari. Pada saat malam bertambah gelap karena bulan separuh lingkaran tertutup awan, dari pintu di lambung kapal sebelah kanan keluar dua orang bertubuh tinggi tegap, berpakaian dan berikat kepala serba putih. Orang pertama masih muda, bertampang keren, berkumis kecil. Di sampingnya berdiri seorang lelaki berusia lanjut, kakek memelihara janggut dan kumis menjulai sampai di bawah dagu, berwarna hitam karena dicat. Kedua orang ini sama-sama memiliki alis tinggi mencuat, bermata sipit dan berkulit kuning.

Saat itu sebuah tangga telah terpasang, menghubungi pintu di kapal dengan sebuah sampan yang sejak petang hari telah merapat di perut kapal k
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #148 : Dadu Setan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

8/17/2016

(Bukan) Bernalar, (Tapi) Berakal

(Bukan) Bernalar, (Tapi) Berakal Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Konsep dan pengertian tentang sesuatu adalah hasil penalaran berpikir berbasiskan pengamatan inderawi (observasi empirik). Pola pemahaman berdasarkan pengamatan kejadian sejenis membentuk proposisi–proposisi; dan berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, lantas orang menyimpulkan sebuah “teorema baru” yang sebelumnya tidak diketahui. Siklus ini disebut proses menalar.

Me(makai)-nalar identik dengan memanfaatkan jejak probabilitas kejadian masa lalu, sebaliknya mencari akal adalah mengundang posibilitas masa depan. Kesuksesan selalu hal baru, tak pernah berulang; dan merupakan produk akal. Sedang pengulangan sukses tetaplah pengulangan, mudah disampaikan sebagai cerita tentang “peng-alam-an”; dan merupakan produk nalar. Dua cerita berikut menunjukkan beda antara bernalar dan berakal.

Nalar dan Akal Suatu hari, Bernasdus, seorang anak berumur empat tahun, bermain vas bunga porselin yang sangat disakralkan oleh kedua orangtuanya, mengingat benda itu warisan kakek buyut Bernasdus. Kejadian dimulai ketika Bernasdus telanjur memasukkan tangan kanannya ke dalam vas dan tidak dapat menarik kembali keluar dari lubang vas. Ayahnya berusaha keras menolongnya, namun sia-sia karena ta
... baca selengkapnya di (Bukan) Bernalar, (Tapi) Berakal Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

7/31/2016

Akhir Sebuah Pesta

Akhir Sebuah Pesta Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Seorang teman dengan penuh rasa sedih bercerita tentang pengalaman hidupnya yang membuatnya sakit. Setelah diam penuh keraguan, akhirnya ia mampu membuka mulut menuturkan kisahnya;

?Seorang teman yang saya kagumi secara tiba-tiba tanpa alasan yang saya ketahui kini berubah sikap. Dulu kami biasa bersama-sama, bermain bersama, daki bukit bersama, atau makan bersama. Saya berusaha mengingat lagi semua percakapan kami di saat-saat yang telah lewat, berusaha demi langit dan bumi mencari alasan yang membuat persahabatan kami menjadi sekian renggang pada akhir-akhir ini. Aku berusaha menemukan dan menghilangkan batu sandungan yang ada di antara kami. Namun semakin aku berusaha semakin pikiranku menjadi gelap. Indahnya persahabatan yang telah dibangun kini berada di pinggir jurang terjal.

Temanku seakan telah mengepak sisa-sisa persabatan kami dan kini disimpannya secara rapi di dalam sebuah kotak yang tak akan pernah dibuka lagi. Berhadapan dengan kenyataan ini, ada jutaan kata dan rasa di dada ini yang tak dapat aku ucapkan. Setiap kali ketika aku membongkar lagi kenangan masa silam, ketika aku melihat lagi foto-foto kenangan yang penuh tawa dan ria, bathinku serasa semapin pedih. Namun tema
... baca selengkapnya di Akhir Sebuah Pesta Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

7/29/2016

Bella si Mak Comblang

Bella si Mak Comblang Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

I think I love you… keu reon ka bwa yo cause I miss you…
Suara merdu Song Hye Gyo yang dijadikan sebagai soundtrack untuk Full House terdengar dari handphone Bella.
“Jam segini siapa sih yang nelepon,” gumam Bella sambil berusaha memelekkan matanya. Jam telah menunjukkan pukul 00.00 WIB. Bella sebenarnya telah terlelap satu jam yang lalu. Namun, dering handphone-nya membangunkannya. Tangan kiri Bella menggosok-gosok kedua matanya sementara tangan kanannya berusaha meraih handphone yang terletak di meja sebelah tempat tidurnya.
Kak Meli… ada apa ya kok nelepon di jam hantu kaya gini… ujar Bella dalam hati setelah melihat layar handphone-nya yang menunjukkan nama si penelepon. Ditekannyalah tombol hijau pada handphone tersebut dan terjadilah percakapan.
“Halo Kak Meli,” sapa Bella memulai percakapan.
“Halo Bel.. Sori ya kakak telepon kamu jam segini. Kamu udah tidur ya?” Balas Meli.
“Iya kak. Kan besok kerja. Senin pula. Pasti macet jalanan. Tapi gak apa-apa kalau Kak Meli ada yang mau diomongin. Ada apa kak?”
“Bellaaa… Cariin Kak Meli cowok donk. Aku mau pacaran tap
... baca selengkapnya di Bella si Mak Comblang Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

7/26/2016

Imba Sambrama Wecana



SAMBRAMA WACANA SANG YADNYAMANA
RING RESEPSI PAWIWAHAN
Inggih Nawegang titiang
Mantuk ring Ida-dané para atiti lan para uleman sareng sami.
Pinih riin lugrayang titiang ngaturang suksmaning manah ping banget, duaning sampun suéca ugi Ida-dané uleman sami nagingin pengaptin titiang, mawinan sregep pangrauh druwené kadi mangkin.

"Om Swastyastu"
Ida-dané para atiti lan uleman sinamian sané tresna asihin titiang.
Lugrayang riin titiang nyinahang rasa angayubagia majeng ring Ida Sang Hyang Widhi Wasa, duaning sampun majanten wantah sangkaning asung kerta wara nugrahan Ida, mawinan titiang pingkalih Ida dané prasida mangguh kerahajengan turmaning prasida kacunduk ring genahé puniki sekadi mangkin.
Mantuk ring keledangan Ida-dané ngerauhin keluargan titiang saha muat bebaktan sané rahat-rahat pisan, boya lali taler titiang ngaturang prama suksema. Sakéwanten ledangang pisan, duaning majanten titiang nénten pacang mersidayang nguales pasuécan Ida dané antuk arta brana. Dumogi Ida Sang Hyang Parama Wisesa asung mapaica panguales mantuk ring pasuécan Ida-dané sareng sami.
Selanturipun, duaning indik genah titiang nyanggra sapangrauh Ida dané dahating kosek tur maning kaon pisan, suéca ugi Ida dané ngampurayang. Ampura ping banget taler tunas titiang pét pradé wénten atur titiang miwah tatakrania kulawargan titiang sané nénten manut ring arsa, ri tepengan nyangra sapangrauh Ida dané sareng sami.

Ida dané para atiti lan uleman sané wangiang titiang
Mungguing dudonan karya sané prasida laksanayang titiang akuluarga tepengan mangkin inggih punika :
1.    Inuni semeng sampun kamargiang upacara matatah, sané kamiletin antuk adi-adi miwah kaponakan titiang sareng lelima.
2.    wusan punika taler sampun kemargiang upacara masakapan utawi makala-kalan mantuk ring sang alaki rabi.
3.    yening nénten wénten pialang punapa-punapi, malih ajebos sawatara jam tiga jagi kalanturan parikrama majauman merika ka Désa Ubud.
Inggih, kadi asapunika indik pidabdab titiang akluwarga nglaksanayang pailén-ilén upacara rahinané mangkin.
Sané mangkin titiang nunas galah samatra anggén titiang nyinahang anggan sang alaki rabi makakalih mangda nénten Ida dané “wruh ring rupa tan wruh ring aran”. Mungguing sang sane mawiwaha rahina mangkin wantah puniki kaponakan titiang sane mawasta I Made Darmika, sareng puniki Ni Luh Sarini. Sekadi sampun kauningan, punika sane lanang tamat ring fakultas ekonomi, masematon sareng tiga, mangkin makarya ring PT Lembah Agung. Raris puniki sane Istri wit ipun saking desa Ubud, lulusan fakultas sastra, masematon sareng kalih, mangkin makarya dados guru ring SLTP Negeri 1 Denpasar.
Sane mangkin duaning ipun sareng kalih kantun wimuda, turmaning wawu pacang nincapang kahuripannyane ring kahuripan Grahasta Asrama, majanten ipun meled ngamolihang pawarah-warah utawi pangajah saking Ida dane sareng sami. Duaning asapunika wenten pinunas titiang, manawi wenten Ida dane sane mapaica bebaosan majeng ring sareng kalih, titiang misadia pisan ngaturang galah. Pangaptin titiang, mangda wenten anggen ipun pinaka sasuluh utawi titi pangancan sajeroning ngupadi kahuripan makulawarga kantos kapungkur wekas. Kapartama titiang nunas ring dane manggalaning PT Lembah Agung utawi sane nyeledii linggih dane. Inggih durusang!
……….. dharma wucana taking manggala PT Lembah Agung ….………..      
Suksema banget uningayang titiang mantuk ring dane manggalaning PT Lembah Agung Denpasar. Dumogi piteket-piteket sane kabaos iwawu wenten pikenoh ipun mantuk ring sang dampati makakalih. Menawita wenten sameton tiosan sane arsa mapaica baos malih, durusang titiang.
Inggih Ida dane atiti lan uleman sane wangiang titiang.
Duaning nenten uenten malih sane arsa mabaosan. litiang nunas majeng ring Ida dane sareng sami, mangda ring pagubugan sarahina, yadian ring kantor utawi ring sajeroning pamargi neten waneh-waneh Ida dane mapaica pangajah-ngajah miwah piteket-piteket mantuk ring ipun sareng kalih, gumanti wenten anggen ipun sasuluh ring tepengan nyujur kahuripannyane, mangda punapa-punapi sane kapatitis sareng kalih setata sida kapangguh.
Inggih, kadi amunika puput atur titiang. Sane mangkin ledang ugi Ida dane iring titiang masandekan, jumujug ka genahe ring tengen, pacang kaaturin nyita rasa boga samatra. Sadurung punika, lugrayang titiang muputang babaosan puniki antuk ngojarang parama santi.
“Om Santih, Santih, Santih Om”

Teks Pidarta "Ngrajegang Seni Budaya Bali Malarapan Pesta Kesenian bali".



OM SWASTIASTU
Kaping ajeng, suksma aturang titiang majeng ring ugrawakia, duaning sampun micayang galah ring Padewekan titiang.

Majeng ring para panuriksa sané singgihang titiang,
Ida dane para semeton pemilet  pidarta basa Bali  sane tresna sihin titiang.
Angayubagia aturuningang titiang majeng ring Ida Sang Hyang Widhi Wasa, duaning malarapan sih asung kerta wara nugrahan Ida Sang Hyang Widhi, mawinan titiang pingkalih ida-dané sida mangguh karahajengan, sida mapadu wedana ring rahinané mangkin. Gargita dahat manah titiang riantuk kaicénin galah matur amatra,nganinin indik murdan pidartan titiang mamurda ,“ Ngrajegang Seni Budaya Bali Malarapan  Pesta Kesenian Bali ”.

Inggih Ida-dane sarengsami sane wangiang titiang
            Pesta Kesenian Bali sampun kamargiang ngawit warsa 1978 lintang, sangkaning pikamkam ida Profesor Doktor Ida Bagus Mantra, sane sampun newata daweg ida mandeg Gubernur Bali. Wit punika Pesta Kesenian Baline kamargiang nyabran warsa. Yening wilangin sane mangkin sampun kalaksanayang kantos ping tigang dasa pitu. Tetujon Pesta Kesenian Bali dahat mautama kanggen sarana nglestariang, ngwerdiang miwah ngelimbakang seni budaya baline, duaning seni budaya pinaka silih tunggil piranti ngrajegang jagat Bali.  Sampun kauningin sareng sami, mungguing kawentenan jagat Baline wiakti sampun kaloktah kantos kaduranegara indik adat miwah seni-budaya sane kantun rajeg kantos mangkin sane kadasarin antuk Agama Hindu.
            Sajeroning netenin linggih jagat baline sane nginggilang seni budaya, patut pikayunin sareng sami mangda setata ngwerdiang kesenian-kesenian sane katamiang olih para leluhure nguni.Yening dados tunas,sampunang kantos kesenian sane wenten ring desha-desha ring sejebag jagat Bali wenten sane punah. Napi malih ring aab jagat  sane sampun awor kadi mangkin, panglimbak budaya sane kaon saking duranegara mangda prasida katepasin. Ngrajegang seni budaya Bali sekadi seni sastra, seni tari,seni tabuh, seni rupa,seni padalangan, miwah seni sane tiosan wantah parilaksana sane dahat utama santukan makeh pisan piteket utawi tuntunan sane sida kapangggih mangda iraga sareng sami sida maparilaksana rahayu ring jagate.
            Sane mangkin sampun makeh seni budaya Baline keni pikobet miwah panglimbak sane nenten becik, luirnyane kawentenan seni sakral utawi bebali sane sampun mauwah dados seni komersial utawi balih-balihan sane tetujonnyane wantah molihang arta brana. Ring kawentenan basa miwah sastra Bali taler asapunika. Makeh parajana Bali mangkin nenten uning mabasa Bali, nenten eling malih ring gegendingan Bali, napimalih jagi nembangang pupuh,kidung miwah kakawin. Punika sami pacang mawesana kaon, prasida ngawinang taksun seni budaya baline sayan-sayan rered. Kawentenanne kadi asapunika mangda patut digelis ketepasin mangda seni budaya baline setata ajeg lestari.
Sapasire ke sane patut ngelestariang budaya Baline?wantah iraga, iraga sareng sami sane patut nglestariang seni budaya Baline. Inggih alit-alit miwah para anom-anome sami, ngiring telebang malajahin seni saking alitmangda ri sampunne anom tur duur prasida nyihnayang kawagedan seni anggen piranti nglestariang miwah ngelimbakang seni budaya Baline. Seni budaya Baline nenten sida kapasahang ring kawentenan jagat miwah parajana Baline sane kantos mangkin kantun  kukuh ngamargiang swagina ring bagaian pertanian, nginggilang dharma pamaculan. Kawentenan subak pinaka silih tunggil warisan budaya sampun macihna, parajana Bali taler ngamargiang indike punika ngawinang pidabdab kerta masa utawi “pola tanam” ri kala makarya ring bangkete kantos mangkin mamargi becik. Saking kertamasane mamargi becik kapungkur wekas,  parajana Baline sida mangguh kerta masa, masa sane kerta, gemah ripah lohjinawi, “menuju kesejahtraan semesta”. Yening sampun masane kerta, pidabdab nglestariang miwah nglimbakang seni budaya Bali pastika sayan nincap ngawinang seni budaya Baline sayan mataksu. Seni nenten mataksu waluya raga tanpa jiwa.
Ida-dane sareng sami sane wang titiang
            Utsaha sane sampun kamargiang antuk nayakaraja utawi guru wisesa ringBali mangda prasida nincapang kawentenan keseniane punika sampun kacihnayang ring Pesta Kesenian  Baline.Elingang Pesta kesenian baline punika boya ja druen nayaka praja kewanten pangremba karya kewanten. Pesta Kesenian Bali Baline wantah druen iraga sareng sami.  Punika mawinan sareng sami patut mikayunin miwah ngremba mangda pamargin pesta kesenian Baline sayan mecikang ka pungkur wekas santukan kantun wenten pakrimik wargi sane maosang pamargin pesta kesenian baline sekadi pasar malam, wenten taler ngamaosang pamargine sampun sayan ngwanehin, kadi mangkine kabaos monoton. Mapaiketan ring indike punika, wenten amatra sane sida aturang titiang pinaka jagra winungu, waluya padewekan titiange sakadi nasikin segara. Banget pinunas titiang, ring genah pesta kesenian Bali kalaksanayang, irika ring Taman Budaya, mangda sane kapamerang yukti-yukti karya seni linuih. Sampunang mamerang barang-barang sane nenten mapaiketan ring indik seni budaya. Mangda nenten kaboas monoton, Tim curator sane nureksa kesenian sane kapamerang miwah kasolahang ring pesta kesenian Bali mangda yukti-yukti milih tur nitenin kesenian sane becik miwah sane arang polih masolah ring pesta kesenian Balinne. Yening sampun seniman utawi sekaa kesenian sane masolah nyabran warsa matiosan  sinah-sesolahanyane nenten pacang ngwanehin. Icenin galh para senimanne tiosan mangda polih nyihnayang kawagedannyane ring sajeroning seni soang-soang. Dumugi sangkaning sami pada polih nyihnayang kawagedannyane,para senimanne egar  raris nuntun para yowanane mangda sayan oneng malajah masolah, nabuh,nyastra, miwah malajahin seni budaya Bali sane tiosan.
            Ingih Ida-dane sareng sami, punika mawinan titian purung nguningayang atur, Pesta Kesenian Baline wantah silih tunggil piranti anggen ngrajegang seni budaya Bali. Yening sampun seni budaya Baline rajeg, napi malih ring masane sampun nincap ring kerta  masa, pastika sampun taksun  seni miwah jagat Baline sayan dumilah mangda sukanikang rat.
Inggih, Ida-dane sareng sami, uytamannyane para yohana sane kusumayang titiang.

   Sane mangkin cutetang titiang daging pidartan titiang puniki:
1.   Yening sampun masane kerta pastika pidabdab nglestariang miwah ngelimbakang seni budaya Bali pastika sayan nincap ngawi seni budaya Baline sayan mataksu.
2.   Pesta kesenian bali silih tunggil piranti anggen ngrajegang seni Budaya Bali. Yening sampun seni budaya Baline ajeg pastika taksun jagat baline sayan dumilah.

      Sadurung titiang puputang pidarta puniki, idayang piragiang miwah kayunin tembang puniki:
 NGIRING SARENG-SARENG
JAGA LAN LESTARIANG
NGIRING SARENG-SARENG
NGRAJEGANG SENI LAN BUDAYA
      Inggih,asapunika titiang prasida maatur-atur ring galahé sané becik puniki. Matur suksma majeng ring uratian idadané, menawi wénten basa basitha nénten  manut ring manah soang-soang, lugrahang titiang nunas geng rena sinampura. Maka wasananing atur, puput titiang antuk paramasantih.

OM SANTIH SANTIH SANTIH OM