"OM AWIGNAMASTU NAMA SIDDHEM OM SWASTIASTU" SEMOGA SEMUA DALAM PERLINDUNGAN TUHAN, SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGHA BERMANFAAT.jangan lupa kunjungi videobsaya di link https://youtu.be/-UJdPDAjETM

8/28/2011



PERSAMAAN DAN PERBEDAAN SERTA KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SISTEM PENDIDIKAN TRADISIONAL DAN MODERN




Pengertian

            Pendidikan dalam arti besar adalah setiap tindakan atau pengalaman yang memiliki efek formatif pada pikiran , karakter atau kemampuan fisik individu. In its technical sense, education is the process by which society deliberately transmits its accumulated knowledge , skills and values from one generation to another. Dalam arti teknis, pendidikan adalah proses dimana masyarakat sengaja mentransmisikan akumulasi pengetahuan , keterampilan dan nilai-nilai dari satu generasi ke generasi.
            Dalam dunia pendidikan tanah air, kita telah mengenal dua jenis pendidikan,yang diantaranya adalah pendidikan yang dilakukan secara tradisional dan pendidikan yang dilakukan secara modern.
           
Pendidikan Tradisional

Sistem pendidikan tradisional merupakan sistem pendidikan yang lebih banyak menekankan nilai nilai moral bangsa dan tatanan-tatanan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dalam pendidikan tradisional ini, Pemerintah pusat memegang kontrol pendidikan, termasuk menentukan kurikulum yang berlaku secara nasional baik bagi sekolah negeri ataupun sekolah swasta. Pengajaran menekankan hafalan dan daya ingat untuk menguasai materi pelajaran yang diberikan. Materi pelajaran diarahkan agar murid bisa lulus ujian akhir atau test masuk ke sekolah lebih tinggi, tidak mengembangkan daya kritis dan kemandirian murid. Semua murid diperlakukan sama, tidak ada treatment khusus untuk murid yang tertinggal.  guru-guru pengajar menjadi satu-satunya pelaku dalam pendidikan, yang artinya guru harus berbicara panjang lebar sedangkan siswa hanya menyimaknya, guru dalam mendidik siswa diperbolehkan memberikan hukuman-hukuman fisik bagi siswa-siswa yang tidak taat pada peraturan yang berlaku pada sekolah tersebut, tetapi hukuman fisik itu harus berada pada batas-batas yang wajar. Seperti halnya hukuman jongkok bangun, lari keliling lapangan,dan lain sebagainya, begitu pula dengan tatanan-tatanan bangku yang masih berurut mencirikan kedisiplinan yang kuat. Walaupun pendidikan tradisional ini cenderung dibilang keras, akan tetapi lulusan yang dihasilkan bisa dikatakan bisa lebih mapan dan diterima di tengah-tengah masyarakat.
 Namun di jaman sekarang ini pendidikan tradisional sangat jarang digunakan, hal itu disebabkan karena adanya kemajuan jaman dan kecanggihan kecanggihan teknologi pada jaman sekarang ini. Misalnya computer, dengan adanya computer siswa cenderung mengambil bahan-bahan tugas dari internet ketimbang dari buku-buku panduan yang ada
           
Pendidikan Modern
            Pendidikan modern merupakan sistem pendidikan dimana pendidikan ini lebih menekankan kebebasan, kemandirian dan pengembangan kreatifitas individual siswa. Dalam pendidikan modern ini, guru pengajar bertugas sebagai fasilitator dan tidak diperbolehkan melakukan hukuman fisik, disamping itu peserta didik juga dituntut untuk menjadi pelaku pendidikan, yang artinya peserta didik dituntut harus aktif, yaitu disamping mendengarkan pengarahan dari guru, peserta ddik juga dituntut untuk dapat memanfaatkan perkembangan perkembangan media pembelajaran. Seperti halnya Internet, pada mulanya Internet dikembangkan oleh pusat-pusat penelitian di universitas. Internet telah memberikan sumbangan yang sangat besar bagi kemajuan dunia pendidikan serta ilmu pengetahuan. Internet telah membantu para peneliti dan mahasiswa dalam penelitian mereka, mulai dari pengumpulan data hingga penyebarluasan hasil penelitian mereka.
Sejalan dengan berkembangnya teknologi, Internet juga semakin berkembang dan mempengaruhi aspek-aspek lain dalam dunia pendidikan. Sistem kelas konvensional di mana guru bertatap muka dengan murid secara langsung telah dapat digantikan dengan suatu sistem komputer interaktif. Sistem ini memungkinkan guru dan muridnya berada pada lokasi yang berbeda, bahan-bahan mata kuliah dapat di-download dan dipelajari terlebih dahulu oleh guru yang mengajar di depan kamera digital, dan diskusi dapat dilakukan melalui bulletin board yang disediakan khusus untuk mata kuliah tersebut.
           
Dengan demikian seorang murid yang sakit tidak harus ketinggalan pelajarannya. Sistem ini juga memungkinkan seseorang yang tinggal di Beijing mengikuti suatu kuliah yang diajarkan di suatu universitas yang berada di Jerman. Dunia Internet memungkinkan perombakan total konsep-konsep pendidikan yang selama ini berlaku. Teknologi informasi dan telekomunikasi yang murah akan menghilangkan batasan-batasan ruang dan waktu yang selama ini membatasi dunia pendidikan.
Dari pernyataan yang sudah dipaparkan diatas, maka kita dapat mengambil persamaan dan perbedaan serta kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada sistem pendidikan tradisional dengan pendidikan modern.
Persamaan pendidikan tradisional dan modern
Bawasanya pendidikantradisional dan modern sama-sama merupakan sistem pendidikan yang dapat mentranmisikan akumulasi pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dari satu generasi ke generasi.
Perbedaan pendidikan tradisional dan modern
Pada sistem pendidikan tradisional, Guru berbicara sedangkan murid menyimak, guru-guru pengajar menjadi satu-satunya pelaku dalam pendidikan, masih diberlakukannya hukuman fisik bagi peserta didik yang kurang taat dan pendidikan itu berlangsung pada suatu tempat dengan tatanan bangku yang masih berurutan. Sedangkan pada pada sistem pendidikan modern, guru disini berperan sebagai fasilitator, peserta didik juga berperan sebagai pelaku pendidikan, selalu memanfaatkan perkembangan media pembelajaran, tidak diberlakukannya hukuman fisik dan tempat pembelajaran bias dilakukan dima saja.
Kelebihan dan kekurangan dari sistem pendidikan tradisional

Kelebihan dari pendidikan tradisional ini ialah dapt menegakkan disiplin patuh terhadap guru dan sekolah yang menyebabkan anak didik secara riil dapat  menggunakan waktu sekolah  lebih  besar, disini status guru sangat dihargai dan pendidikan ini telah berhasil melibatkan orang tua anak didik dalam pendidikan anak-anaknya, khususnya lbu senantiasa memperhatikan, memberikan pengawasan dan bantuan belajar kepada anak-anaknya. Tambahan lagi, lbu-ibu ini terus secara berkesinambungan membuat kontak dengan para guru. di luar sekolah guru dapat mengembangkan kursus-kursus yang membantu anak didik untuk mempersiapkan ujian atau mendalami mata pelajaran yang dirasa kurang. Sedangkan kelemahannya adalah pendidikan ini tidak dapat mengembangkan daya kritis dan kemandirian siswa karena pendidikan ini hanya menekankan hafalan dan daya ingat untuk menguasai materi pelajaran yang diberikan, yang pada akhirnya menyebabkan siswa kurang dapat melakukan pekerjaan rumahnya.

Kelebihan dan kekurangan sistem pendidikan modern

Kelebihan dari sistem pendidikan ini ialah dapat mengembangkan daya kritis dan kemandirian siswa karena siswa dituntut sebagai pelaku pendidikan, dimana pendidikan ini lebih menekankan kebebasan, kemandirian dan pengembangan kreatifitas individual siswanya dan dalam pembelajarannya menggunakan teknologi yang canggih. Sedangkan kelemahannya adalah terjedinya keterpurukan pada siswa yang memiliki IQ rendah, karena dengan IQ yang rendah siswa tersebut tidak akan dapat mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru pengajar, karena dalam hal ini kemandirian dan kreatifitas individual siswa sangat dibutuhkan.
Membaca laporan kedua team di atas, setidak-tidaknya memberikan nuansa baru bagi pendidikan kita, yakni bahwa sistem pendidikan untuk suatu bangsa harus sesuai dengan falsafah dan budayanya sendiri dan untuk mengambil alih suatu sistem atau gagasan dibidang pendidikan dari bangsa lain kita harus mengikaji penerapannya dengan latar belakang budaya-budaya yang ada pada bangsa kita sendiri.

8/26/2011

Sejarah Agama Hindu





PENGANTAR
 
            Agama Hindu adalah agama yang mempunyai usia terpanjang merupakan agama yang pertama dikenal oleh manusia. Dalam uraian ini akan dijelaskan kapan dan dimana agama itu diwahyukan dan uraian singkat tentang proses perkembangannya. Agama Hindu adalah agama yang telah melahirkan kebudayaan yang sangat kompleks dibidang astronomi, ilmu pertanian, filsafat dan ilmu-ilmu lainnya. Karena luas dan terlalu mendetailnya jangkauan pemaparan dari agama Hindu, kadang-kadang terasa sulit untuk dipahami.
Banyak para ahli dibidang agama dan ilmu lainnya yang telah mendalami tentang agama Hindu sehingga muncul bermacam- macam penafsiran dan analisa terhadap agama Hindu. Sampai sekarang belum ada kesepakatan diantara para ahli untuk menetapkan kapan agama Hindu itu diwahyukan, demikian juga mengenai metode dan misi penyebarannya belum banyak dimengerti.
Penampilan agama Hindu yang memberikan kebebasan cukup tinggi dalam melaksanakan upacaranya mengakibatkan banyak para ahli yang menuliskan tentang agama ini tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya ada dalam agama Hindu.
Sebagai Contoh: "Masih banyak para ahli menuliskan Agama Hindu adalah agama yang polytheistis dan segala macam lagi penilaian yang sangat tidak mengenakkan, serta merugikan agama Hindu".
Disamping itu di kalangan umat Hindu sendiripun masih banyak pemahaman-pemahaman yang kurang tepat atas ajaran agama yang dipahami dan diamalkan. Demikianlah tujuan penulisan ini adalah untuk membantu meluruskan pendapat-pendapat yang menyimpang serta pengertian yang belum jelas dari hal yang sebenarnya terhadap agama Hindu.

AGAMA HINDU DI INDIA
             Perkembangan agama Hindu di India, pada hakekatnya dapat dibagi menjadi 4 fase, yakni Jaman Weda, Jaman Brahmana, Jaman Upanisad dan Jaman Budha. Dari peninggalan benda-benda purbakala di Mohenjodaro dan Harappa, menunjukkan bahwa orang-orang yang tinggal di India pada jamam dahulu telah mempunyai peradaban yang tinggi. Salah satu peninggalan yang menarik, ialah sebuah patung yang menunjukkan perwujudan Siwa. Peninggalan tersebut erat hubungannya dengan ajaran Weda, karena pada jaman ini telah dikenal adanya penyembahan terhadap  Dewa-dewa.
Jaman Weda dimulai pada waktu bangsa Arya berada di Punjab di Lembah Sungai Sindhu, sekitar 2500 s.d 1500 tahun sebelum Masehi, setelah mendesak bangsa Dravida kesebelah Selatan sampai ke dataran tinggi Dekkan. bangsa Arya telah memiliki peradaban tinggi, mereka menyembah Dewa-dewa seperti Agni, Varuna, Vayu, Indra, Siwa dan sebagainya. Walaupun Dewa-dewa itu banyak, namun semuanya adalah manifestasi dan perwujudan Tuhan Yang Maha Tunggal. Tuhan yang Tunggal dan Maha Kuasa dipandang sebagai pengatur tertib alam semesta, yang disebut "Rta". Pada jaman ini, masyarakat dibagi atas kaum Brahmana, Ksatriya, Vaisya dan Sudra.
Pada Jaman Brahmana, kekuasaan kaum Brahmana amat besar pada kehidupan keagamaan, kaum brahmanalah yang mengantarkan persembahan orang kepada para Dewa pada waktu itu. Jaman Brahmana ini ditandai pula mulai tersusunnya "Tata Cara Upacara" beragama yang teratur. Kitab Brahmana, adalah kitab yang menguraikan tentang saji dan upacaranya. Penyusunan tentang Tata Cara Upacara agama berdasarkan wahyu-wahyu Tuhan yang termuat di dalam ayat-ayat Kitab Suci Weda.
Sedangkan pada Jaman Upanisad, yang dipentingkan tidak hanya terbatas pada Upacara dan Saji saja, akan tetapi lebih meningkat pada pengetahuan bathin yang lebih tinggi, yang dapat membuka tabir rahasia alam gaib. Jaman Upanisad ini adalah jaman pengembangan dan penyusunan falsafah agama, yaitu jaman orang berfilsafat atas dasar Weda. Pada jaman ini muncullah ajaran filsafat yang tinggi-tinggi, yang kemudian dikembangkan pula pada ajaran Darsana, Itihasa dan Purana. Sejak jaman Purana, pemujaan Tuhan sebagai Tri Murti menjadi umum.
Selanjutnya, pada Jaman Budha ini, dimulai ketika putra Raja Sudhodana yang bernama "Sidharta", menafsirkan Weda dari sudut logika dan mengembangkan sistem yoga dan semadhi, sebagai jalan untuk menghubungkan diri dengan Tuhan.
Agama Hindu, dari India Selatan menyebar sampai keluar India melalui beberapa cara. Dari sekian arah penyebaran ajaran agama Hindu sampai juga di Nusantara.

MASUKNYA AGAMA HINDU DI INDONESIA
           Berdasarkan beberapa pendapat, diperkirakan bahwa Agama Hindu pertamakalinya berkembang di Lembah Sungai Shindu di India. Dilembah sungai inilah para Rsi menerima wahyu dari Hyang Widhi dan diabadikan dalam bentuk Kitab Suci Weda. Dari lembah sungai sindhu, ajaran Agama Hindu menyebar ke seluruh pelosok dunia, yaitu ke India Belakang, Asia Tengah, Tiongkok, Jepang dan akhirnya sampai ke Indonesia. Ada beberapa teori dan pendapat tentang masuknya Agama Hindu ke Indonesia.
Krom (ahli - Belanda), dengan teori Waisya.
Dalam bukunya yang berjudul "Hindu Javanesche Geschiedenis", menyebutkan bahwa masuknya pengaruh Hindu ke Indonesia adalah melalui penyusupan dengan jalan damai yang dilakukan oleh golongan pedagang (Waisya) India.
Mookerjee (ahli - India tahun 1912).
Menyatakan bahwa masuknya pengaruh Hindu dari India ke Indonesia dibawa oleh para pedagang India dengan armada yang besar. Setelah sampai di Pulau Jawa (Indonesia) mereka mendirikan koloni dan membangun kota-kota sebagai tempat untuk memajukan usahanya. Dari tempat inilah mereka sering mengadakan hubungan dengan India. Kontak yang berlangsung sangat lama ini, maka terjadi penyebaran agama Hindu di Indonesia.
Moens dan Bosch (ahli - Belanda)
Menyatakan bahwa peranan kaum Ksatrya sangat besar pengaruhnya terhadap penyebaran agama Hindu dari India ke Indonesia. Demikian pula pengaruh kebudayaan Hindu yang dibawa oleh para para rohaniwan Hindu India ke Indonesia.
Data Peninggalan Sejarah di Indonesia.
Data peninggalan sejarah disebutkan Rsi Agastya menyebarkan agama Hindu dari India ke Indonesia. Data ini ditemukan pada beberapa prasasti di Jawa dan lontar-lontar di Bali, yang menyatakan bahwa Sri Agastya menyebarkan agama Hindu dari India ke Indonesia, melalui sungai Gangga, Yamuna, India Selatan dan India Belakang. Oleh karena begitu besar jasa Rsi Agastya dalam penyebaran agama Hindu, maka namanya disucikan dalam prasasti-prasasti seperti:
Prasasti Dinoyo (Jawa Timur):
Prasasti ini bertahun Caka 628, dimana seorang raja yang bernama Gajahmada membuat pura suci untuk Rsi Agastya, dengan maksud memohon kekuatan suci dari Beliau.
Prasasti Porong (Jawa Tengah)
Prasasti yang bertahun Caka 785, juga menyebutkan keagungan dan kemuliaan Rsi Agastya. Mengingat kemuliaan Rsi Agastya, maka banyak istilah yang diberikan kepada beliau, diantaranya adalah: Agastya Yatra, artinya perjalanan suci Rsi Agastya yang tidak mengenal kembali dalam pengabdiannya untuk Dharma. Pita Segara, artinya bapak dari lautan, karena mengarungi lautan-lautan luas demi untuk Dharma.

AGAMA HINDU DI INDONESIA
               Masuknya agama Hindu ke Indonesia terjadi pada awal tahun Masehi, ini dapat diketahui dengan adanya bukti tertulis atau benda-benda purbakala pada abad ke 4 Masehi denngan diketemukannya tujuh buah Yupa peningalan kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Dari tujuh buah Yupa itu didapatkan keterangan mengenai kehidupan keagamaan pada waktu itu yang menyatakan bahwa: "Yupa itu didirikan untuk memperingati dan melaksanakan yadnya oleh Mulawarman". Keterangan yang lain menyebutkan bahwa raja Mulawarman melakukan yadnya pada suatu tempat suci untuk memuja dewa Siwa. Tempat itu disebut dengan "Vaprakeswara".
Masuknya agama Hindu ke Indonesia, menimbulkan pembaharuan yang besar, misalnya berakhirnya jaman prasejarah Indonesia, perubahan dari religi kuno ke dalam kehidupan beragama yang memuja Tuhan Yang Maha Esa dengan kitab Suci Veda dan juga munculnya kerajaan yang mengatur kehidupan suatu wilayah. Disamping di Kutai (Kalimantan Timur), agama Hindu juga berkembang di Jawa Barat mulai abad ke-5 dengan diketemukannya tujuh buah prasasti, yakni prasasti Ciaruteun, Kebonkopi, Jambu, Pasir Awi, Muara Cianten, Tugu dan Lebak. Semua prasasti tersebut berbahasa Sansekerta dan memakai huruf Pallawa.
Dari prassti-prassti itu didapatkan keterangan yang menyebutkan bahwa "Raja Purnawarman adalah Raja Tarumanegara beragama Hindu, Beliau adalah raja yang gagah berani dan lukisan tapak kakinya disamakan dengan tapak kaki Dewa Wisnu"
Bukti lain yang ditemukan di Jawa Barat adalah adanya perunggu di Cebuya yang menggunakan atribut Dewa Siwa dan diperkirakan dibuat pada masa Raja Tarumanegara. Berdasarkan data tersebut, maka jelas bahwa Raja Purnawarman adalah penganut agama Hindu dengan memuja Tri Murti sebagai manifestasi dari Tuhan Yang Maha Esa. Selanjutnya, agama Hindu berkembang pula di Jawa Tengah, yang dibuktikan adanya prasasti Tukmas di lereng gunung Merbabu. Prasasti ini berbahasa sansekerta memakai huruf Pallawa dan bertipe lebih muda dari prasasti Purnawarman. Prasasti ini yang menggunakan atribut Dewa Tri Murti, yaitu Trisula, Kendi, Cakra, Kapak dan Bunga Teratai Mekar, diperkirakan berasal dari tahun 650 Masehi.
Pernyataan lain juga disebutkan dalam prasasti Canggal, yang berbahasa sansekerta dan memakai huduf Pallawa. Prasasti Canggal dikeluarkan oleh Raja Sanjaya pada tahun 654 Caka (576 Masehi), dengan Candra Sengkala berbunyi: "Sruti indriya rasa", Isinya memuat tentang pemujaan terhadap Dewa Siwa, Dewa Wisnu dan Dewa Brahma sebagai Tri Murti.
Adanya kelompok Candi Arjuna dan Candi Srikandi di dataran tinggi Dieng dekat Wonosobo dari abad ke-8 Masehi dan Candi Prambanan yang dihiasi dengan Arca Tri Murti yang didirikan pada tahun 856 Masehi, merupakan bukti pula adanya perkembangan Agama Hindu di Jawa Tengah. Disamping itu, agama Hindu berkembang juga di Jawa Timur, yang dibuktikan dengan ditemukannya prasasti Dinaya (Dinoyo) dekat Kota Malang berbahasa sansekerta dan memakai huruf Jawa Kuno. Isinya memuat tentang pelaksanaan upacara besar yang diadakan oleh Raja Dea Simha pada tahun 760 Masehi dan dilaksanakan oleh para ahli Veda, para Brahmana besar, para pendeta dan penduduk negeri. Dea Simha adalah salah satu raja dari kerajaan Kanjuruan. Candi Budut adalah bangunan suci yang terdapat di daerah Malang sebagai peninggalan tertua kerajaan Hindu di Jawa Timur.
Kemudian pada tahun 929-947 munculah Mpu Sendok dari dinasti Isana Wamsa dan bergelar Sri Isanottunggadewa, yang artinya raja yang sangat dimuliakan dan sebagai pemuja Dewa Siwa. Kemudian sebagai pengganti Mpu Sindok adalah Dharma Wangsa. Selanjutnya munculah Airlangga (yang memerintah kerajaan Sumedang tahun 1019-1042) yang juga adalah penganut Hindu yang setia.
Setelah dinasti Isana Wamsa, di Jawa Timur munculah kerajaan Kediri (tahun 1042-1222), sebagai pengemban agama Hindu. Pada masa kerajaan ini banyak muncul karya sastra Hindu, misalnya Kitab Smaradahana, Kitab Bharatayudha, Kitab Lubdhaka, Wrtasancaya dan kitab Kresnayana. Kemudian muncul kerajaan Singosari (tahun 1222-1292). Pada jaman kerajaan Singosari ini didirikanlah Candi Kidal, candi Jago dan candi Singosari sebagai sebagai peninggalan kehinduan pada jaman kerajaan Singosari.
Pada akhir abad ke-13 berakhirlah masa Singosari dan muncul kerajaan Majapahit, sebagai kerajaan besar meliputi seluruh Nusantara. Keemasan masa Majapahit merupakan masa gemilang kehidupan dan perkembangan Agama Hindu. Hal ini dapat dibuktikan dengan berdirinya candi Penataran, yaitu bangunan Suci Hindu terbesar di Jawa Timur disamping juga munculnya buku Negarakertagama.
Selanjutnya agama Hindu berkembang pula di Bali. Kedatangan agama Hindu di Bali diperkirakan pada abad ke-8. Hal ini disamping dapat dibuktikan dengan adanya prasasti-prasasti, juga adanya Arca Siwa dan Pura Putra Bhatara Desa Bedahulu, Gianyar. Arca ini bertipe sama dengan Arca Siwa di Dieng Jawa Timur, yang berasal dari abad ke-8.
Menurut uraian lontar-lontar di Bali, bahwa Mpu Kuturan sebagai pembaharu agama Hindu di Bali. Mpu Kuturan datang ke Bali pada abad ke-2, yakni pada masa pemerintahan Udayana. Pengaruh Mpu Kuturan di Bali cukup besar. Adanya sekte-sekte yang hidup pada jaman sebelumnya dapat disatukan dengan pemujaan melalui Khayangan Tiga. Khayangan Jagad, sad Khayangan dan Sanggah Kemulan sebagaimana termuat dalam Usama Dewa. Mulai abad inilah dimasyarakatkan adanya pemujaan Tri Murti di Pura Khayangan Tiga. Dan sebagai penghormatan atas jasa beliau dibuatlah pelinggih Menjangan Salwang. Beliau Moksa di Pura Silayukti.
Perkembangan agama Hindu selanjutnya, sejak ekspedisi Gajahmada  ke Bali (tahun 1343) sampai akhir abad ke-19 masih terjadi pembaharuan dalam teknis pengamalan ajaran agama. Dan pada masa Dalem Waturenggong, kehidupan agama Hindu mencapai jaman keemasan dengan datangnya Danghyang Nirartha (Dwijendra) ke Bali pada abad ke-16. Jasa beliau sangat besar dibidang sastra, agama, arsitektur. Demikian pula dibidang bangunan tempat suci, seperti Pura Rambut Siwi, Peti Tenget dan Dalem Gandamayu (Klungkung).
Perkembangan selanjutnya, setelah runtuhnya kerajaan-kerajaan di Bali pembinaan kehidupan keagamaan sempat mengalami kemunduran. Namun mulai tahun 1921 usaha pembinaan muncul dengan adanya Suita Gama Tirtha di Singaraja. Sara Poestaka tahun 1923 di Ubud Gianyar, Surya kanta tahun1925 di SIngaraja, Perhimpunan Tjatur Wangsa Durga Gama Hindu Bali tahun 1926 di Klungkung, Paruman Para Penandita tahun 1949 di Singaraja, Majelis Hinduisme tahun 1950 di Klungkung, Wiwadha Sastra Sabha tahun 1950 di Denpasar dan pada tanggal 23 Pebruari 1959 terbentuklah Majelis Agama Hindu. Kemudian pada tanggal 17-23 Nopember tahun 1961 umat Hindu berhasil menyelenggarakan Dharma Asrama para Sulinggih di Campuan Ubud yang menghasilkan piagam Campuan yang merupakan titik awal dan landasan pembinaan umat Hindu. Dan pada tahun 1964 (7 s.d 10 Oktober 1964), diadakan Mahasabha Hindu Bali dengan menetapkan Majelis keagamaan bernama Parisada Hindu Bali dengan  menetapkan Majelis keagamaan bernama Parisada Hindu Bali, yang selanjutnya menjadi Parisada Hindu Dharma Indonesia.
Tuntunan Dasar Agama Hindu (milik Departemen Agama)

PERKEMBANGAN EMBRIO

Pembuahan terjadi pada saat kopulasi antara pria dan wanita (coitus) dengan ejakulasi, sperma dari saluran reproduksi pria didalam vagina wanita, akan dilepaskan cairan mani berisi sel sperma ke dalam saluran reproduksi wanita. Jika senggama terjadi pada masa ovulasi (masa subur wanita), maka kemungkinan sperma akan bertemu dengan ovum yang disebut sebagai pembuahan atau fertilisasi. Proses pembuahan ini terjadi didalam tuba fallopi, umumnya didaerah ampula atau infundibulum.
Ovum yang dilepaskan saat ovulasi dikelilingi oleh zona pelusida yang diluarnya ada sel yang membentuk corona radiata. Setelah terjadi pembuahan, zona pelusida mengalami perubahan sehingga tidak dapat ditembus oleh sperma yang lain. Setelah sperma mencapai oosit terjadi :
  1. Reaksi zona atau reaksi kortikal pada selaput zona pelusida
  2. Oosit menyelesaikan pembelahan keduanya sehingga menghasilkan oosit definitive yang kemudian menjadi pronukleus wanita.
  3. Inti sel sperma membesar membentuk pronukleus pria
  4. Ekor sperma lepas dan bergenerasi
  5. Pronukleus pria dan wanita yang haploid membentuk zygote yang diploid

Pembelahan atau Perkembangan Awal Embrio. Setelah terbentuk zigot, maka beberapa jam kemudian terjadi pembelahan zigot sehingga terbentuk dua blastomer. Dalam tiga hari selama perjalanan ke tuba, akan terbentuk sekelompok blastomer yang sama besar sehingga, hasil konsepsi berada dalam stadium morula.
Setelah sampai di stadium Morula, terjadi akumulasi cairan sehingga terjadi blastula yang akhirnya terbentuk blastokista. Sekumpulan sel yang ada didalam blastokista disebut massa sel dalam (Inter cell mass). Blastokista diluarnya dikelilingi oleh sel-sel yang lebih kecil yang disebut trofoblas (Trophoblast) yang mempunyai kemampuan menerobos kedalam endometrium.
Implantasi atau Nidasi, Kontak antara zigot stadium Blastokista dengan dinding rahim akan menimbulkan berbagai reasi seluler sehingga sel trofoblas tersebut dapat menempel dan mengadakan infiltrasi pada lapisan epitel endometrium uterus. Tahap ini disebut sebagai implantasi / nidasi yang terjadi kurang lebih enam hari setelah konsepsi. Apabila sudah terjadi implantasi / nidasi maka baru dikatakan terjadi kehamilan (Gravid).

Pada hari ke empat, inti blastokista telah sampai pada permukaan stoma endometrium. Pada hari ke enam, blastokista mulai masuk kedalam stoma endometrium dan pada hari ke sepuluh, blastokista telah terbenam seluruhnya ke dalam stroma endometrium, sehingga tahap implantasi / nidasi berakhir.
Selaput janin terdiri atas korion, amnion, kantung kuning telur, alantois. Bagian korion fili tetap berkembang yang kelak akan menjadi plasenta. Plasenta, selain terdiri dari komponen janin juga tyerdiri dari komponen maternal yang disebut desidua (desidua basalis). Desidua dibagi menjadi dua daerah, yaitu:
  1. Desidua basalis, terletak diantara hasil konsepsi dengan dinding uterus
  2. Desidua capsularis, terletak diantara hasil konsepsi dengan cavum uteri
  3. Desidua parietalis/Vera, terletak meliputi/mengelilingi dinding uterus yang lain.
Plasentasi pada kira-kira minggu ke 16 seluruh kantong rahim telah ditutupi oleh vili korialis. Setelah kantung membesar, vili diseberang janin (daerah desidua capsularis) terjepit, mengalami degenerasi, sehingga menjadi halus (korion halus). Vili di desidua basalis berkembang dengan cepat membentuk plasenta (Plasenta Pars Fetalis). Fungsi plasenta:
  1. Nutritive, alat yang menyalurkan makanan dari ibu ke janin
  2. Ekskresi, alat yang menyalurkan hasil metabolisme dari janin ke ibu.
  3. Respirasi, menyalurkan O2 dari ibu ke janin dan sebaliknya, menyalurkan CO2 dari janin ke ibu.
  4. Alat pembentuk hormone (Endokrin)
  5. Alat penyalur antibody dari ibu ke janin (Imunologi)
  6. Farmakologi, menyalurkan obat yang dibutuhkan janin, dari sang ibu.

Plasenta dihubungkan dengan umbilikulus janin melalui tali pusar (Umbilical Cord) yang mengandung dua arteri umbilikalis dan satu vena umbilikalis. Mesoblast antara ruang amnion danm embrio menjadi padat disebut body stalk, menghubungkan embrio dengan dinding trofoblast yang kelak menjadi tali pusat.
Cairan Amnion, Rongga yang diliputi selaput janin disebut sebagai rongga amnion. Didalam ruang ini terdapat cairan amnion (Liquor Amnii). Volume cairan amnion (air ketuban) pada kehamilan berkisar antara 1000 – 1500 ml. Cairan amnion berasal dari sekresi oleh dindinmg selaput amnion/plasenta, kemudian setelah system urinorius janin terbentuk, urine janin yang diproduksi, juga dikeluarkan kedalam rongga amnion.
Perkembangan Embrio tingkat lanjut, perkembangan bulan pertama sampai ke 2. Ada tonjolan di jantung dan bengkak dikepala, karena otak sedang berkembang. Jantung mulai berdetak, dan dapat dilihat detakannya pada suatu alat ultra sonic scan. Lesung pipit pada sisi kepala akan menjadi telinga. Dan terjadi pengentalan yang nantinya akan membentuk mata. Pada bagian atas badan akan terjadi pembengkakan yang akan membentuk tulang dan otot. Dan bengkak kecil menunjukan lengan dan kaki mulai tumbuh.
Perkembangan Embrio Bulan Ke 3. Pada tahap ini, bagian muka pelan-pelan mulai terbentuk. Mata terlihat lebih jelas dan mempunyai beberapa warna. Juga telah terbentuk mulut dengan lidah. Pada tahap ini calon tangan dan kaki mulai terlihat menonjol pada sisi lateral corpus dan distal. Selanjutnya akan terlihat garis-garis bakal terbentuknya jari-jari tangan dan kaki. Juga mulai terbentuk organ-organ dalam utama seperti jantung, otak, paru-paru, hati, ginjal, usus.
Perkembangan Embrio Pada Bulan Ke 4. Dua belas minggu setelah proses pembuahan, janin telah terbentuk sepenuhnya. Semua organ badannya, otot, lengan dan tulang telah lengkap. Janin mengalami pertumbuhan yang lebih matang. Saat minggu ke 14, denyut jantung berdetak lebih kencang dan dapat etrdengar menggunakan alat ultrasonic detector. Denyut jantung berdetak sangat cepat sekitar dua kali lebih cepat dari denyut jantung orang dewasa.
Perkembangan bulan ke 5-6. Pada masa ini janin tumbuh dengan cepat. Bagian tubuh tumbuh lebih besar sehingga badan dan kepala lebih proporsional. Garis-garis pada kulit jari kini telah terbentuk, sehingga janin memiliki sidik jari sendiri. Pada minggu ke 21 hingga minggu ke 25, anda akan merasakan gerakan janin untuk pertama kali. Pada mulanya akan terasa suatu denyutan atau sedikit peregerakan, dan mungkin terasa seperti gangguan pencernaan. Selanjutnya, anda akan merasakan janin anda menendang.

Perkembangan bulan ke 7-8. Janin kini bergerak dengan penuh semangat dan bereaksi terhadap sentuhan dan bersuara. Janin juga mempunyai kebiasaan untuk bangun dan tidur. Kebiasaan ini sering berbeda dengan kebiasaan anda. Ketika anda istirahat pada malam hari, janin mulai bangun dan menendang. Pada minggu ke 29, kelopak mata janin terbuka untuk yang pertama kali. Pada minggu ke 30, panjang janin normal Indonesia sekitar 33 cm.
Perkembangan bulan ke 9 sampai lahir. Pada minggu ke 35 terjadi proses penyempurnaan kulit, yang sebelumnya berkerut, pada tahap ini lebih lembut dan halus. Pada minggu ke 38, janin pada umumnya terbaring turun, siap untuk proses kelahiran. Kadang-kadang sebelum kelahiran, kepala berpindah masuk ke panggul dan disebut “masuk pintu atas panggul”, namun, terkadang kepala janin belum masuk pintu atas panggul sampai kelahiran dimulai.
Pembuahan terjadi selama setiap siklus menstruasi normal, satu sel telur (ovum) biasanya dilepaskan dari salah satu indung telur, sekitar 14 hari sebelum periode menstruasi berikutnya. Lepasnya sel telur disebut ovulasi. Sel telur tersapu ke dalam ujung yang berbentuk corong pada salah satu tuba falopii.
Pada ovulasi, lendir di dalam servik menjadi lebih cair dan lebih elastis, membiarkan sperma untuk masuk ke dalam rahim dengan cepat. Dalam 5 menit, sperma bisa bergerak dari vagina, melalui servik ke dalam rahim, dan menuju ujung yang berbentuk corong pada tuba falopii-tempat biasa pembuahan. Lapisan sel tuba falopii memudahkan pembuahan.
Jika sperma menembus sel telur, pembuahan terjadi. Silia seperti rambut yang kecil melapisi tuba falopii mendorong sel yang telah dibuahi (zigot) melalui pipa ke arah rahim. Sel pada zigot membelah berulangkali bersamaan dengan zigot bergerak menuju tuba falopi. Zigot tersebut memasuki rahim dalam 3 sampai 5 hari. Di dalam rahim, sel terus membelah, menjadi bola berongga yang disebut blastosit. Jika pembuahan tidak terjadi, sel telur luruh dan terus melewati rahim dengan periode menstruasi berikutnya.

Jika lebih dari satu sel telur yang dilepaskan dan dibuahi, kehamilan meliputi lebih dari satu janin, biasanya dua (kembar). Beberapa kembar adalah fraternal. Mengidentifikasikan kembar ketika satu sel telur memisah ke dalam dua embrio setelah membelah.
Perkembangan Blastosit terjadi di antara 5 dan 8 hari setelah pembuahan, blastosit menempel pada lapisan rahim, biasanya dekat puncak. Proses ini disebut implantasi, yang selesai dengan 9 atau 10 hari.  Dinding blastosit adalah satu sel tebal kecuali di satu area, dimana 3 sampai 4 sel tebal. Bagian dalam sel pada area yang menebal berkembang menjadi embrio, dan bagian luar sel bersembunyi di dalam dinding rahim dan berkembang menjadi plasenta. Plasenta tersebut menghasilkan beberapa hormon yang membantu memelihara kehamilan. Sebagai contoh, plasenta menghasilkan human chorionic gonadotropin, yang mencegah indung telur dari pelepasan sel telur dan merangsang indung telur untuk menghasilkan estrogen dan progesterone secara kontinyu. Plasenta juga membawa oksigen dan nutrisi dari ibu untuk janin dan bahan-bahan beracun dari janin ke ibu.
Beberapa sel dari plasenta berkembang menjadi lapisan bagian luar pada selaput (chorion) yang mengelilingi embrio. Bagian dalam lapisan pada selaput (amnion) terbentuk sekitar hari ke 10 sampai hari ke 12, membentuk kantung amniotic. Kantung amniotic berisi cairan bening (cairan amniotic) dan menyebar untuk melindungi embrio yang berkembang, yang mengambang di dalamnya.
Tahap berikutnya pada perkembangan embrio, dimana perkembangan di bawah lapisan rahim pada salah satu sisi. Tahap ini ditandai dengan pembentukan organ yang paling dalam dan struktur luar tubuh. Pembentukan organ-organ diawali sekitar 3 minggu setelah pembuahan, ketika embrio memanjang, pertama kali terbentuk manusia. Tidak lama setelah itu, daerah tersebut akan menjadi otak dan syaraf tulang belakang (neural tube) mulai terbentuk. Jantung dan pembuluh darah besar mulai terbentuk sekitar hari ke 16 atau 17. Jantung mulai memompa cairan melalui pembuluh darah pada hari ke-20, dan sel darah merah pertama muncul hari berikutnya. Pembuluh darah terus berkembang di dalam embrio dan plasenta.

Dari Telur Menjadi Embrio

Satu kali sebulan, sel telur dilepaskan dari ovarium ke dalam tuba falopii. Setelah berhubungan seks, sperma bergerak dari vagina melalui servik dan rahim menuju tuba falopii, dimana satu sperma membuahi sel telur. Sel telur yang dibuahi (zigot) membelah terus sebagaimana bergerak turun ke tuba falopii menuju rahim. Pertama, zigot menjadi bola keras pada sel. Kemudian menjadi bola berongga pada sel yang disebut blastosit.
Di dalam rahim, blastosit tertanam di dinding rahim, yang mana berkembang menjadi embrio menempel pada plasenta dan mengelilingi selaput yang berisi cairan.
Hampir semua organ terbentuk sempurna sekitar 8 minggu setelah pembuahan (yang sama dengan 10 minggu pada kehamilan). Kecuali otak dan tulang belakang, yang terus matang sepanjang kehamilan. Kebanyakan kerusakan bentuk (kerusakan lahir) terjadi selama periode ketika organ dibentuk. Selama periode ini, embrio lebih peka terhadap efek obat-obatan, radiasi, dan virus. Oleh karena itu, seorang wanita hamil seharusnya tidak diberikan vaksin virus hidup apapun atau menggunakan obat-obatan apapun selama periode ini sampai mereka menganggap penting untuk menjaga kesehatan mereka.
Perkembangan Pada Janin dan Plasenta. Pada akhir minggu ke-8 setelah pembuahan (10 minggu pada kehamilan), embrio disebut janin. Selama tahap ini. Struktur yang telah terbentuk bertumbuh dan terbentuk. Berikut adalah tanda-tanda selama kehamilan :
  1. 12 minggu kehamilan : Janin memenuhi seluruh rahim.
  2. Sekitar 14 minggu : Jenis kelamin bisa dikeali.
  3. Sekitar 16 sampai 20 minggu : bisanya, wanita hamil bisa merasakan pergerakan janin. Wanita yang pernah melahirkan sebelumnya biasanya merasakan pergerakan sekitar 2 minggu pertama dibandingkan wanita yang hamil untuk pertama kali.
  4. Sekitar 24 minggu : janin mempunyai kesempatan bertahan hidup di luar rahim.
Paru-paru terus matang sampai mendekati waktu melahirkan. Otak menyimpan sel melalui kehamilan dan tahun pertama kehidupan setelah lahir. Selama plasenta terbentuk, hal itu memperluas proyeksi seperti rambut yang kecil (villi) di dalam dinding rahim. Proyeksi tersebut bercabang dan bercabang kembali di dalam susunan seperti pohon yang rumit. Susunan ini sangat memperluas daerah kontak di antara dinding rahim dan plasenta, sehingga lebih banyak nutrisi dan bahan-bahan beracun yang bisa dirubah. Plasenta terbentuk sempurna dalam 18 sampai 20 minggu tetapi terus bertumbuh melalui kehamilan. Ketika melahirkan, beratnya sekitar 1 pon.

Plasenta dan Embrio pada Usia 8 Minggu


Pada 8 minggu kehamilan, plasenta dan janin telah terbentuk untuk 6 minggu. Plasenta membentuk proyeksi seperti rambut kecil (villi) yang meluas ke dalam dinding rahim. Pembuluh darah dari embrio, yang melalui tali pusat ke plasenta, terbentuk di dalam villi. Selaput tipis memisahkan darah embrio di dalam villi dari darah si ibu yang mengalir melalui ruang yang mengelilingi villi (ruang intervillous). Susunan ini membuat bahan-bahan dirubah antara darah ibu dan embrio tersebut. Hal ini juga menjaga sistem kekebalan tubuh ibu menyerang embrio karena antibodi ibu terlalu besar untuk melewati selaput tersebut.
Embrio mengapung di dalam cairan (cairan amniotic), yang berisi cairan di dalam kantung (kantung amniotic). Cairan amniotic menyediakan ruang di mana embrio bisa bertumbuh dengan bebas. Cairan itu membantu melindungi embrio dari luka. Kantung amniotic kuat dan berpegas.

8/21/2011

CERITA AJI SAKA





Saya tiba-tiba teringat dengan cerita jawa yang saya dengar lewat sanggar cerita ketika saya kecil dulu. Dulu saya masih punya kasetnya, tetapi sekarang hilang entah kemana, mungkin karena saya selalu berpindah-pindah dari kota satu ke kota yang lain.
Saya senang cerita Ajisaka yang mengisahkan dua orang sahabat yang setia pada ( Dhora dan Sembada) tuannya Ajisaka. Saya membayangkan seandainya banyak Dhora-dhora dan Sembada- Sembada di negara ini yang setia pada tuannya ( Indonesia) mungkin kita sudah menjadi bangsa yang maju. Saya terus terang tidak pernah bisa aksara Jawa, meskipun saya orang Jawa. Ini dikarenakan saya sudah pindah ke Bogor ketika saya kelas 2 SD dan pindah-pindah ke berbagai kota dan kembali lagi ke Tanah Jawa ketika saya duduk dikelas 2 SMP di Surabaya.


            Cerita Ajisaka ini menurut saya menarik sekali, menurut legenda dari cerita inilah aksara Jawa berasal- saya sendiri belum mencari tahu di Internet atau sumber lain.

I suddenly remember about one of the Javanese stories I sometimes listened to via a cassette when I was a little girl.I used to have the cassette a long time ago, but it's gone now. It must have been lost somewhere as I used to move from one city to another.
I like the story of Ajisaka a lot. This is a story of a young man that has two very loyal servants named Dora and Sembada. What if there were many Dhoras and Sembadas here who were very loyal to their master ( If I may associate Ajisaka with Indonesia or SBY ( the president) ), this country could be a very modern country already. ( that's just my opinion, anyway) Although I was born as a Javanese, honestly speaking, I have never been able to write or even read Javanese script known as Tjarakan. How could I learn the script if I had moved from one city to another. By the age of 8 I moved to Bogor ( Sundanese as the language) and I got back again to Java when I was 15 years old.
The story of Ajisaka is so interesting that I think it will be interesting if someone is interested in making it into a book. According to the legend, Javanese script derives from the story of Ajisaka.

(Pada jaman dahulu, di Pulau Majethi hidup seorang satria tampan bernama Ajisaka.Selain tampan, Ajisaka juga berilmu tinggi dan sakti mandraguna. Sang Satria mempunyai dua orang punggawa, Dora dan Sembada namanya. Kedua punggawa itu sangat setia kepada pemimpinnya, sama sekali tidak pernah mengabaikan perintahnya. Pada suatu hari, Ajisaka berkeinginan pergi berkelanan meninggalkan Pulau Majethi. Kepergiannya ditemani oleh punggawanya yang bernama Dora, sementara Sembada tetap tinggal di Pulau Pulo Majethi, diperintahkan menjaga pusaka andalannya. Ajisaka berpesan bahwa Sembada tidak boleh menyerahkan pusaka tersebut kepada siapapun kecuali kepada Ajisaka sendiri. Sembada menyanggupi akan melaksanakan perintahnya.
Ganti cerita, pada masa itu di tanah Jawa terdapat negara yang terkenal makmur, tertib, aman dan damai, yang bernama Medhangkamulan.Rajanya bernama Prabu Dewatacengkar, seorang raja yang luhur budinya serta bijaksana. Pada suatu hari, juru masak kerajaan mengalami kecelakaan, jarinya terbabat pisau hingga terlepas. Ki Juru Masak tidak menyadari bahwa potongan jarinya tercebur ke dalam hidangan yang akan disuguhkan kepada Sang Prabu. Ketika tanpa sengaja memakan potongan jari tersebut, Sang Prabu serasa menyantap daging yang sangat enak, sehingga ia mengutus Sang Patih untuk menanyai Ki Juru Masak. Setelah mengetahui bahwa yang disantap tadi adalah daging manusia, sang Prabu lalu memerintahkan Sang Patih agar setiap hari menghaturkan seorang dari rakyatnya untuk santapannya. Sejak saat itu Prabu Dewatacengkar mempunyai kegemaran yang menyeramkan, yaitu menyantap daging manusia. Wataknya berbalik seratus delapanpuluh derajat, berubah menjadi bengis dan senang menganiaya. Negara Medhangkamulan beubah menjadi wilayah yang angker dan sepi karena rakyatnya satu persatu dimangsa oleh rajanya, sisanya lari menyelamatkan diri. Sang Patih pusing memikirkan keadaan, karena sudah tidak ada lagi rakyat yang bisa dihaturkan kepada rajanya.

Pada saat itulah Ajisaka bersama punggawanya, Dora, tiba di Medhangkamulan. klawan punggawane, Dora, tumeka ing Medhangkamulan. Heranlah Sang Satria melihat keadaan yang sunyi dan menyeramkan itu, maka ia lalu mencari tahu penyebabnya. Setelah mendapat keterangan mengenai apa yang sedang terjadi di Medhangkamulan, Ajisaka lalu menghadap Rekyana Patih, menyatakan kesanggupannya untuk menjadi santapan Prabu Dewatacengkar. Pada awalnya Sang Patih tidak mengizinkan karena merasa sayang bila Ajisaka yang tampan dan masih muda harus disantap Sang Prabu, namun Ajisaka sudah bulat tekadnya, sehingga akhirnya iapun dibawa menghadap Sang Prabu. Sang Prabu tak habis pikir, mengapa orang yang sedemikian tampan dan masih muda mau menyerahkan jiwa raganya untuk menjadi santapannya. Ajisaka mengatakan bahwa ia rela dijadikan santapan sang Prabu asalakan ia dihadiahi tanah seluas ikat kepala yang dikenakannya. Di samping itu, harus Sang rabu sendiri yang mengukur wilayah yang akan dihadiahkan tersebut. Sang Prabu menyanggupi permintaannya. Ajisaka kemudian mempersilakan Sang Prabu menarik ujung ikat kepalanya. Sungguh ajaib, ikat kepala itu seakan tak ada habisnya. Sang Prabu Dewatacengkar terpaksa semakin mundur dan semakin mundur, sehingga akhirnya tiba ditepi laut selatan. Ikat kepala tersebut kemudian dikibaskan oleh Ajisaka sehingga Sang Prabu terlempar jatuh ke laut. Seketika wujudnya berubah menjadi buaya putih. Ajisaka kemudian menjadi raja di Medhangkamulan.

Setelah dinobatkan menjadi raja Medhangkamulan, Ajisaka mengutus Dora pergi kembali ke Pulo Majethi menggambil pusaka yang dijaga oleh Sembada. Setibanya di Pulo Majethi, Dora menemui Sembada dan menjelaskan bahwa ia diperintahkan untuk mengambil pusaka Ajisaka. Sembada tidak mau memberikan pusaka tersebut karena ia berpegang pada perintah Ajisaka ketika meninggalkan Majethi. Sembada yang juga melaksanakan perintah Sang Prabu memaksa meminta agar pusaka tersebut diberikan kepadanya. Akhirnya kedua punggawa itu bertempur. Karena keduanya sama-sama sakti, peperangan berlangsung seru, saling menyerang dan diserang, sampai keduanya sama-sama tewas.
Kabar mengenai tewasnya Dora dan Sembada terdengar oleh Sang Prabu Ajisaka. Ia sangat menyesal mengingat kesetiaan kedua punggawa kesayangannya itu. Kesedihannya mendorongnya untuk menciptakan aksara untuk mengabadikan kedua orang yang dikasihinya itu, yang bunyinya adalah sebagai berikut:)

Category:
Ha Na Ca Ra Ka
Ana utusan (ada utusan) - There are two servants
Da Ta Sa Wa La
Padha kekerengan (saling berselisih pendapat) - having an argument each other
Pa Dha Ja Ya Nya
Padha digdayané (sama-sama sakti) - equally strong
Ma Ga Ba Tha Nga
Padha dadi bathangé (sama-sama mejadi mayat) - Then both of them died


Cerita AjisakaÂ

Duk ing nguni, ing Pulo Majethi ana satriya kang bagus rupané kang sesilih Ajisaka. Kajaba bagus lan sekti mandraguna, Ajisaka uga wicaksana. Sang Sinatriya kagungan punggawa loro cacahé, Dora lan Sembada arané. Punggawa loro mau banget setyané marang pepundhèné, babar pisan ora tau nglirwakké apa kang dadi dhawuhé bendarané. Ing sawijining dina, Ajisaka arsa tindak lelana ninggalaké Pulo Majethi. Tindaké nganthi punggawané kang aran Dora. Déné Sembada ditinggal ana Pulo Majethi, kautus njaga pusaka piyandelé. Sang Sinatriya wanti-wanti menawa Sembada ora dikeparengaké masarahaké pusaka mau marang sapa waé kajaba marang dirining pribadhi. Sembada ngèstokaké dawuh.


Ganti carita, duk rikala semana ing tanah Jawa ana negara kang misuwur gemah ripah loh jinawi tata tentrem karta raharja, kang aran Medhangkamulan.Ratuné ajejuluk Prabu Déwatacengkar, sawijining ratu kang luhur bebudèné lan wicaksana. Sawijining dina, juru masak keraton ngalami kacilakan, drijiné kepapras lading nganti tugel. Ki Juru Masak ora nglegéwa menawa tugelan drijiné nyemplung ana daharan kang kacawisaké ing ngarsané Sang Prabu. Nalika ora sengaja ndhahar tugelan driji mau, Sang Prabu rumangsa ndhahar daging kang énak banget rasané, banjur ngutus patihé ndangu Ki Juru Masak. Sawisé ngerti yèn sing didhahar mau daging menungsa, Sang Prabu banjur ngutus Sang Patih supaya saben ndina ngaturaké salah siji rakyaté kanggo daharané. Wiwit kedadéyan kuwi Prabu Déwatacengkar duwé kekareman kang banget nggegirisi, yakuwi ndhahar daging menungsa. Wewatekané malik grémbyang, malih dadi wengis lan seneng tumindak deksura. Negara Medhangkamulan malih dadi wewengkon kang wingit lan sepi awit kawulané siji mbaka siji kamangsa dèning ratuné, sisané mlayu mburu slamet. Sang Patih judeg pikiré awit wis ora ana manèh kawula kang bisa kacaosaké marang ratuné.

Ing wektu kuwi, Ajisaka klawan punggawané, Dora, tumeka ing Medhangkamulan. Gumun penggalihé Sang Sinatriya mirsani kahanan kang sepi lan tintrim banjur golèk sisik melik. Sawisé éntuk katrangan ngenani apa kang nembé dumadi ing Medhangkamulan, Ajisaka banjur sowan ing ngarsané Rekyana Patih, ngaturaké kasaguhané dadi dhaharané Prabu Déwatacengkar. Wiwitané Sang Patih ora nglilani awit ngéman Ajisaka kang bagus rupané tur isih mudha, nanging Ajisaka wus gilig tékadé mula banjur kelakon kairid séba ing ngarsané Sang Prabu. Sang Prabu gumun banget penggalihe merga ana wong bagus lan isih anom teka ndadak masrahké jiwa ragané nedha kamangsa. Ajisaka nuli matur yèn piyambaké lila legawa kamangsa dèning Sang Prabu sauger kaparingan tanah jembaré saukuran iket sing kaagem. Kejaba kuwi, kudu sang Prabu dhéwé kang ngukur wewengkon kang bakal kaparingaké kuwi. Sang Prabu nayogyani panuwuné. Ajisaka nuli ngaturi Sang Prabu ndudut pucuking iket. Eloking lelakon, iket mau kaya ora entèk-entèk kalukar. Sang Prabu Déwatacengkar kepeksa saya mundur saya mundur, wusanané tumekaning pinggiring segara kidul. Iket nuli kakipataké dèning Ajisaka saéngga Sang Prabu kontal nyemplung segara. Sanalika wewujudané malih dadi bajul putih. Ajisaka nuli jumeneng ratu ing Medhangkamulan.

Sawisé winisuda dadi Ratu Medhangkamulan, Ajisaka utusan Dora supaya bali menyang Pulo Majethi njupuk pusaka kang kajaga dèning Sembada. Satekané ing Pulo Majethi, Dora nemoni Sembada lan mrathelakaké yèn kautus njupuk pusakané Ajisaka. Sembada ora gelem ngulungaké amarga ngugemi dhawuhé Ajisaka nalika ninggalaké Pulo Majethi. Sembada kang uga ngugemi dawuhé Sang Prabu meksa njaluk supaya pusaka kaulungaké. Pungkasané punggawa loro mau banjur pancakara. Amarga padha digdayané, paprangan lumaku ramé, silih ungkih genti kalindhih, nganti loro-loroné mati sampyuh.

Kabar pralayané Dora lan Sembada kepireng dèning Sang Prabu Ajisaka. Getun banget penggalihé sang Prabu ngelingi kasetyané punggawa kinasihé. Rasa sungkawané anjalari sang Prabu ngripta aksara minangka pepéling marang paraga kinasihé, kang uniné mangkéné:

Category:
Ha Na Ca Ra Ka
Ana utusan (ada utusan) - There are two servants
Da Ta Sa Wa La
Padha kekerengan (saling berselisih pendapat) - having an argument each other
Pa Dha Ja Ya Nya
Padha digdayané (sama-sama sakti) - equally strong
Ma Ga Ba Tha Nga
Padha dadi bathangé (sama-sama mejadi mayat) - Then both of them died