"OM AWIGNAMASTU NAMA SIDDHEM OM SWASTIASTU" SEMOGA SEMUA DALAM PERLINDUNGAN TUHAN, SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGHA BERMANFAAT.jangan lupa kunjungi videobsaya di link https://youtu.be/-UJdPDAjETM

4/08/2013

TANAH LOT


Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa. Ia adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot. Ia menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura disana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben 'akhirnya' menjadi pengikut Danghyang Nirartha.
Ternyata tidak semua orang boleh masuk ke dalam pura tsb. para wisatawan hanya diperbolehkan melongok dari bawah pura. hanya orang2 tertentu yang hendak bersembahyang atau melakukan kegiatan keagamaan yang diperkenankan masuk ke dalam pura. Terkait dengan konsep triangga (penggambaran tubuh manusia dari kepala, badan hingga kaki), pura ini menjadi terkait dengan 2 tempat suci lainnya di Tabanan, yaitu Pura Luhur Batukaru (hulu) dan Pura Puser Tasik (madya) serta Pura Tanah Lot sebagai hilirnya. Pura hulu dan hilir ini pun digambarkan sebagai simbolisasi lingga dan yoni, Pura Luhur Batukaru sebagai lingga (purusa)dan Pura Tanah Lot sebagai yoni (segara). perpaduannya menjadi sumber kehidupan yang mensejahterakan manusia disekitarnya. Di sebelah utara pura, tepatnya di dalam gua bawah tebing, terdapat ular yang dikeramatkan. ular pipih beracun berwarna hitam kuning ini dipercaya sebagai selendang Dang Hyang Nirartha yang terlepas saat sedang bertapa dan hingga kini menjadi penjaga pura. di tempat ini pula terdapat sumber air tawar bernama Tirta Pabersihan (biasa digunakan sebagai sarana memohon kesucian).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar