"OM AWIGNAMASTU NAMA SIDDHEM OM SWASTIASTU" SEMOGA SEMUA DALAM PERLINDUNGAN TUHAN, SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGHA BERMANFAAT.jangan lupa kunjungi videobsaya di link https://youtu.be/-UJdPDAjETM

12/30/2015

Perbedaan Jadi Tidak Berarti

Perbedaan Jadi Tidak Berarti Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Nama saya Arini Destianti. Aku dilahirkan dari seseorang yang berhati malaikat yang sering ku panggil IBU. Terlahir sebagai anak yang tidak normal bukanlah keinginanku. Siapapun itu, pasti tidak ingin bernasib sama sepertiku. Memiliki jari tangan yang tidak sempurna, pernah membuatku merasa minder dan menganggap bahwa Tuhan tidak adil terhadapku.

Meskipun saya memiliki keterbatasan, tetapi aku tetap berusaha hidup normal seperti anak-anak yang lain. Sejak kecil, saya selalu mendapat cemohan dan ejekan dari teman-teman. “Si Alien”, itulah julukan yang aku sandang. Bahkan setiap hari ejekan itu selalu saya dengar. Kadang saya tidak bisa membendung air mata saya mengalir di pipi. Sampai suatu saat suara-suara mereka sudah membuatku kebal.

Meskipun saya tidak sempurna seperti anak-anak lain yang seusiaku, tetapi saya sangat bersyukur masih bisa di terima sekolah seperti anak-anak normal lainnya. Sekarang saya sudah duduk di bangku kelas 3 SMP. Sejak masih duduk di Sekolah Dasar, saya sering pulang sekolah dengan air mata yang membasahi pipiku. Kala ketika saya pulang sambil menangis, ibu selalu menasehati dan menyemangati saya. “Sayang kamu tidak usah bersedih dengan omongan teman-teman kamu, di mata ibu kamu adalah anak yang sempurna, Tuhan tidak pernah membeda-bedakan hambanya, dan ibu sangat bangga terhadapmu, kamu adalah anak spesial yang Tuhan titipkan ke ibu dan
... baca selengkapnya di Perbedaan Jadi Tidak Berarti Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Lara Prihatini Si Gadis Prihatin

Lara Prihatini Si Gadis Prihatin Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Malam yang sunyi, itulah yang senantiasa menemani malam malam ku. Tak ada yang istimewa, bintang bertaburan seperti biasanya ditemani bulan separuh yang berwarna putih. Sesekali terdengar suara lolongan anjing yang sedikit membuat bulu roma merinding. No body special! padahal aku sangat menginginkan kehadiran tiga sosok inspiratif bagiku biarpun aku belum sempat mengenalnya, merabanya, merasakan hangat dekap tubuhnya, melihat indah senyum dan kelembutan tangannya. Ya itulah nasib sialku.

Akulah Lara Prihatini, gadis malang 19 tahun yang sejak kecil telah ditinggal mati kedua orangtuaku karena kecelakaan maut di daerah Jakarta Selatan 14 tahun silam. Sungguh menyedihkan memang. Waktu itu, aku dan adikku yang baru berumur 2 tahun hanya bisa menangis terisak isak menyaksikan kedua orangtuaku dibawa dengan ambulan lalu dimasukkan ke dalam keranda mayat dan dibawa dengan iringan lantunan shalawat menuju tempat peristirahatan terakhir mereka. Aku dan adikku yang masih kecil tak sanggup berbuat banyak apalagi adikku belum mengerti tentang kematian, mungkin ia mengira ayah dan ibu pergi rekreasi seb
... baca selengkapnya di Lara Prihatini Si Gadis Prihatin Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

12/28/2015

JUNGKIR BALIK MORALITAS UAN

JUNGKIR BALIK MORALITAS UAN Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

06 Mei 2008 – 10:20   (Diposting oleh: Editor)

”Para guru di sejumlah sekolah tahu dan bahkan ikut menyebarkan kunci jawaban pada murid-muridnya saat Ujian Akhir Nasional (UAN). Sementara mekanisme distribusi soal yang selama ini disebut aman, setidaknya dalam empat tahun belakangan bisa ditembus para penyedia kunci jawaban soal yang menjualnya hingga Rp 6 juta per paket.”

Itulah isi tayangan Investigasi Trans TV yang ditayangkan pada sore hari tanggal 26 April 2008. Pernyataan bahwa kecil kemungkinannya soal UAN bisa bocor oleh pejabat dinas di Jakarta Selatan seketika terbantahkan oleh hasil pelacakan yang mendapatkan pernyataan dari penjual kunci soal.

Bahwa selama empat tahun belakangan ini, dia dan rekan-rekannya bisa mendapatkan bocoran soal yang didistribusikan ke sekolah siswa yang memesan kunci jawaban. Mereka mengaku bisa mendapat soal yang entah dengan cara bagaimana bisa dikeluarkan oleh kurir.

Titik lemahnya tampaknya pada soal dikirim ke sekolah sehari sebelum ujian dilaksanakan. Kelompok penjual kunci jawaban mendapatkan bendel s
... baca selengkapnya di JUNGKIR BALIK MORALITAS UAN Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Abdiku Untukmu Keluarga Kecilku

Abdiku Untukmu Keluarga Kecilku Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Seraya bulan mengitari bumi, malam itu aku dan adikku aliyah sedang menonton televisi. Oh ya, perkenalkan, namaku ika, aku anak sma kartika rinaf bangsa, aku kelas x. A, kelasku sih terkenal paling nakal, apalagi dengan aku yang selalu ribut dalam kelas.

“teeeeeeetttttttt” suara handphone ika “ternyata hanya sms” gumam ika. Ia tak tau siapa yg meng sms nya itu, pada saat di bukanya ia berkata “mama? Kenapa ya mama sms? Gak tumben-tumbennya maama sms deh. -_-” gumam ika lagi, betapa terkejutnya ternyata sms itu mengabarkan kalau mamanya ika kecelakaan mobil pada pukul 10.30 di depan jalan karya 3, air mataku pun menetes setes demi setetes, hal yang tak pernah kuduga.. Dalam hatipun aku berdoa “ya tuhan.. Kau tau kami masih membutuhkan mama, tolong selamatkan dia. Aku pun mengecek sms dari mama kembali, ternyata itu om fahri adik kandung mama ku… Aku pun bergegas belari ke arah meja piket guru, “ibu guru, ika izin ingin menjenguk mama” kata ika dengan nafas tersengah-sengah.
“mama mu emang kenapa ika?” tanya buk ratna
“mama kecelakaan bu, om fathni tadi mengabari ika.” jawab ika.
“ya sudah silakan kamu izin ika, ibu mengizinkanmu” jawab ibu ratna
“te
... baca selengkapnya di Abdiku Untukmu Keluarga Kecilku Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

12/27/2015

Pelangi Sesudah Hujan

Pelangi Sesudah Hujan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Hujan…
Memang tak terlalu deras, tapi sudah cukup untuk membuat seragam ku basah setidaknya aku sendirian, aku menyukai hujan tapi bukan karena aku menyukai basahnya aku hanya menyukai airnya yang perlahan membasahi tubuh ini.. Tak ada yang bisa melihat tangis ku kan?

Ternyata benar tentang apa yang sering dikatakan orang-orang
“menyembunyikan daun harus di tengah hutan.. Dan menyembunyikan tangis harus di tengah hujan”
Seandainya waktu dapat berputar kembali…
Tapi tidak mungkin kan?
Karena air yang mengalir pun tak akan berhenti untuk mengikuti takdirnya, menangis ku memang tak ada gunanya

Sepi, sunyi, senyap dan sendiri… Terlalu munafik jika ku berkata tengah takut disini, karena kata-kata itulah yang telah mendarah daging pada tubuh orang kesepian ini, ayah dan ibu apa kalian bahagia disana? Tanpa aku? Yah diriku seorang yang pembawa masalah? Pasti kalian bahagia kan?
Hujannya semakin deras.. Seperti tengah mendukung kegiatan ku untuk menangis lebih keras..

“kaori…” panggil sebuah suara yang amat ku kenal tengah menyebut nama ku, charli itulah dia
“apa yang kau lakukan disini?” lanjutnya lagi
“pergi..” ucapku
“hei kaori… Apa kau tahu makna dibalik nama mu itu?” ucapnya

Jujur aku tidak tahu dan aku tidak terlalu berminat untuk tahu, ayah dan ibuku juga tidak pernah memberitahukannya pada ku, kenapa
... baca selengkapnya di Pelangi Sesudah Hujan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

12/19/2015

DRAMA BALI


1.1  Pengertian
Drama inggih ipun susastra sane marupa sasolahan, tingkah laku ngundukang pratingkah manusa, tur nganggen basa anggena matutur-tuturan. Drama Bali inggih ipun drama sane nganggen basa Bali, anggena nekedang reraosan. Drama mateges lelampahan, paigelan, sandiwara. Drama Bali wenten 2 soroh, inggih punika:

1.1.1    Drama Bali Tradisional
Drama puniki taler kaparinama drama Bali klasik marupa soroh drama (lelampahan) sane nyatuang indik satua puri (istana), aab gumine sane ilu, tur nganggen gong, gagendingan, miwah busana Bali (kamben, udeng, keris, senteng, saput, msl).
Ciri (cihna) lelampahan drama Bali purwa puniki :
a.  Lelintihan satuane nenten nganggen sesuratan (naskah drama)
b.  Nenten wenten sutradara,
c.  Nganggen gamelan (gong, angklung( anggena ngrameang lelintihan lelampahan,
d. Madasar antuk igel-igelan (tanjek gong),
e.  Madgaing gagendingan (tembang),
f.  Nganggen rangki, stromking ring kalangane,
g.  Unteng satuane nyatuang soroh puri (istana), wayang, babad, parwa, msl,
h.  Nganggen sarana topeng miwah busana Bali,
i.   Ang pragina dados mareraosan ring para penonton (sang ngaksi).
Conto :
1.    Arja :      a. Arja Pakangraras
b. Arja Cupak Grantang
c. Arja Pajang-Mataram
2.    Gambuh: a. Gambuh Raja Lasem,
b. Gambuh Dalem Bungkut,
c. Gambuh Dalem Dimade
3.    Wayang Wong:
a. Ghatotkasa Sraya,
b. Prabu Salya,
c. Sang Prabu Parikesit
4.    Prembon: a. Prembon Mayadanawa
b. Prembon Utusan Patih Ularan
c. Prembon Puputan Badung
5.    Sendratari:
a. Ramayana
b. Kresna Duta
c. Wirata Parwa
Di Bali soroh arja, gambuh, prembon akehan masesolahan nganggen topeng. Soroh topeng Bali punika wenten 3 soroh, sekadi :
a.    Topeng Panca
Sekaa igel sane madue pragina wantah lalima nanging mangkin sampun wenten topeng Sapta sane pragina pepitu. Upama : Topeng ring Batuan, Blahbatuh, Singapadu, msl.

b.    Topeng Pajegan
Topeng sane pidagingane nyaritayang indik sejarah topeng ring Bali. Topeng puniki nyaritayang indik agama. Upami : Topeng Sidakarya, Topeng Wali.
c.    Topeng Prembon
Prembon utawi drama tari topeng puniki taler kaparinama arja. Arja embas warsa 1940 ring Badung karintis olih wayan Geria sareng I Made Kredek. Praginane : Dalem, Galuh, MAntri, Desak, Penasar (Punta Kertala, msl).

1.1.2    Darma Bali Modern
Drama Bali Modern (anyar) utawi sandiwara marupa soroh drama (lelampahan) sane nyatuang indik idep sane mangkin. Idepe kadi mangkin puniki wenten sane masesolahan indik sakancan ring jeroan kulawarga banjar, masyarakat, miwah indik KUD, transmigrasi, keluarga berencana (KB) utawi anak matungkasan miwah, mademenan (cinta kasih). Drama Bali modern puniki matiosan (mabinaan) pesan ring drama Bali tradisional (klasik). Binan Drama Bali tradisional sareng drama Bali Anyar (modern) makeh pesan.
Cihne (ciri) drama Bali modern puniki inggih ipun :
a.    Lelintihan satuane nganggen naskah (sesuratan, sewala patra)
b.    Nganggen sutradara
c.    Nenten nganggen gamelan, nanging nganggen iringan musik (instrumentalia)
d.   Tetindakane madasar sakadi polahe sujati (kenyataan), nenten madasar tanjek gong
e.    Nganggen tutur (dialog) sakadi anak mareraosan ring polahe sujati (kenyataan)
f.    Nganggen dekor (papayasan panggung manut kadi sekala) (realistis) utawi caciren (absurd)
g.    Nganggen lampu mawarna warni (tata sinar)
h.    Unteng satuane nyatuang soroh idepe sakadi mangkin (sedih, liang, makasih-kasihan)
i.     Nganggen busana sekadi sakala (realitas)
j.     Sang pragina kaparinama : peran tokoh, pemain tur tan dados mangraos ring para panonton (sang ngaksi)
Ring Bali perkumpulan drama Bali modern kaparinama teater. Utawi sanggar. Soroh teater sane wenten, inggih ipun :
1.    Magenah ring Singaraja
  1. Sanggar Bahtera
  2. Sanggar Bukit Manis
  3. Sanggar Citra
  4. Sanggar Bale Agung
  5. Sanggar Embun pagi
  6. Sanggar Bale Bengong
2.    Magenah ring Badung
  1. Sanggat Putih
  2. Sanggar Nyuh Gading
  3. Sanggar Minum Kopi
  4. Sanggar Kukuruyuk
  5. Teater Mini Badung
3.    Magenah Ring Gianyar
  1. Sanggar Malini

Conto karya Drama bali Modern :
1.    Gede Dharma :  a. Kobaran Apine
b. Aduh Dewa Ratu
c. Ki Bayan Suling
2.    Ketut Aryana :  Nang Kepod
3.    Putu arya Semadi : Palakarma
Wenten malih soroh drama gong sane marupa drama Bali Tradisional (kasik) nanging madaging tur nganggen sarana modern. Drama gong puniki kasub pesan ring Bali duk warsa 1960 awinan, TVRI, miwah ring genahe lianan.
Upama : Drama gong sanggalangit (Buleleng)
Drama gong Banyuning (Buleleng)
Drama gong Bhara Kartika Budaya (Badung)
Drama Gong Abianbase (Gianyar)


1.2  Srana Sane Ngwangun Drama
Soroh srana ngwangun drama mangda prasida masesolahan becik, inggih ipun :
1.2.1    Sutradara
Sutradara dados marupa panguruk, pelatih, pacang ngrerehang satua, pemain (pragina), miwah nglatih, nyantos prasida mlelampahan tur nentuang akuda pacang polih jinah upah-upahne punika.

1.2.2    Pemain (Pragina)
Pragina utawi pemain drama puniki wenten 3 soroh, tur nyihnayang watak, agem, solah.
1)   Pemain Inti : pemain sane pinih penting pesan sane nentuang lelintihan satuane.
2)   Pemain Utama : pemain sane penting pesan nanging marupa musuh saking pemain inti, yening wenten pasiatan, raraosan
3)   Pemain pelengkap utawi pendukung: pemain sane marupa nglengkapin, ngrentebin, nyarengin pemargin satua

1.2.3    Satua (Naskah Satua)
Satua patut pesan becik mangda sang nyingak (penonton) kengin nonton nyantos puput. Antuk punika satuane mangda nganutin:
1)   Lelintihan satua sane becik upami : madaging pangawit satua, pasiatan puncak satua (klimas) pamuput satua
2)   Madaging unteng satua, upami: wenten pabesen sane pacang katekedang ring masyarakat utawi sang nyingak (penonton)
3)   Madue pemain (pragina) sane ngungguhang agem, watak, solah miwah pratingkah sane patut (cocok)

1.2.4    Genah (Bloking)
Yening sampun masesolahan, sang pragina mangda prasida ngatur genahne ngadeg, genahne mlinggih. Ring base Indonesia indik puniki kaparinama panempatan pemain (bloking). Sang pemain mangda ngatur genah mlelampahan mangda becik kacingak ri kala masesolahan drama.

1.2.5    Panggung
Genah masesolahan punika patut pesan kaprehatiang. Masesolahan ring Bale Banjar, ring alun-alun, ring gedung bioskop miwah ring radio (RRI) utawi ring Teve (TVRI) Malian-lianan pesan. Panggung genah masesolahan patut pesan karunguang, mangda cocok pepayasanipune (Dekorasi).

1.2.6    Sang Nyingak (Penonton)
Sane nyingak (penonton) patut pesan kaprehatiang, mangda sesolahan dramane lantur pamargine. Antuk punika indik reraosan (dialog) unteng satua, patut pesan wenten kacocokan ring para penonton miwah sane masesolahan.


1.2.7    Tata Suara
Tata suara sane marupa srana anggena mareraosan, sakadi mikropon miwah tutur reraosan mangda kapireng olih sang nyingak patut pesan karunguang. Iringan gong utawi musik mangda patut karunguang tur adung (cocok).

1.2.8    Tata Lampu
Mangda pamargin sesolahan dramane punika becik tur nglanggenin patut pesan indik tata sinar karunguang.

1.2.9    Pepayasan Panggung (Dekorasi)
Panggunge mangda kapayasin nganutin isian satua.

1.3  Latihan
Mangda lelampahan sesolahan dramane becik patut pesan wenten latihan-latihan. Latihan punika dados marupa:
a.    Latihan nrawang (latihan imajinasi)
b.    Latihan mandingang (latihan asosiasi)
c.    Latihan masolah (latihan berpose/berakting)
d.   Latihan magenah (bloking/penempatan ruangan)
e.    Latihan tindak (latihan merespon)
Indayang mangkin makarya sesolahan nganutin latihan-latihane sakadi manut ring baduur. Wus punika lantas latih sesolahan dramane ring sor puniki :

1.3.1    Tehnik Latihan
Mangda beik lelampahane patut pesan wenten penyusunan latihan, minakadi: ngungguhang genah latihan, dina napi latihan, mangda sami pemain (pragina) rauh, mangda kaperluan sami sane pacang mange sampun kawentenang miwah ngraosang parindikan satuane (naskah) sane pacang kalampahang.
Antuk punika patut pesan wenten latihan sane nganutin kadi puniki.
a.    Latihan I :
-      Latihan ngwacen satua (naskah) mangda para pemain (pragina) uning indik tokoh sane pacang kaigelang (kasolahang)
-      Mangda para pemain uning ring lelintihan satua dramane punika
-      Latihan ngwacen ring tengahing ati miwah ngwacen anggen suara keras
b.    Latihan II :
-      Latihan ngwacen nganutin watak solah, sang masolah.
Upami : mangraos nganutin panes (tekanan) mangraos nganutin solah/unduk gedeg galak, sedih, bangras msl. mangraos nganutin tabuh (logat) sane patut.
-      Latihan ngwacen miwah mangraos mangda cocok sekadi sadina nanging marupa madrama-drama
c.    Latihan III
-      Latihan mangraos lancer, becik, miwah anut sahaning drama

d.   Latihan IV
-      Latihan mangraos nanging madaging gerak-gerik (tindakan). Bacane during ngafalang bacaan
e.    Latihan V
-      Latihan mangraos nanging nenten nganggen nanskah (ngafalang satua)
-      Latihan nganggen gerak-gerik, nganutin satua (naskah) drama
-      Latihan malinggih utawi ngatur genah kalangan (penempatan posisi ruangan)
f.    Latihan VI
-      Latihan nganggen busana kadi mungguh ring satua (naskah) upami: general repetisi
-      Wus puniki raris masesolahan ring tengahing panggung (bale banjar, miwah kalangane lian)
g.    Masolahan miwah malelampahan drama

Gancaran Bali

1 Pengertian
Gancaran mateges prosa Bali Indonesia. Pengertian gancaran inggih ipun soroh sarwa susastra Bali sane nenten nganutin guru laghu, nenten nganutin tembang, nenten nganutin makudang-kudang wanda ring apada lingsa, nangin bebas.
Gancaran Bali puniki ngungguhang pidagingan (unteng) sane pacang katuturang ring para pamiarsa (pendengar) miwah ring sang pangwacen (pembaca).
2 Wewidangan Gancaran
Gancaran Bali dados kasorohang 2 soroh; inggih ipun :

2.1 Gancaran Bali Purwa (Tradisional)
Soroh sastra gancaran Bali purwa punika wenten makudang-kudang soroh.
a.    Satua
Satua utawi dongeng (basa Indonesia) akeh pesan wenten ring masyarakat Bali. Satua madaging lelintihan satua sane tawah-tawah.
Satua sapuniki nenten kauningin sapa sira sane ngawit tur kaparinama anonim (tan madue pangawi).
Unduk miwah tokoh pelaku satua wenten makudang soroh, sekadi:
1)   Satua soroh buron dogen.
Upama: Sang Lutung teken Sang Kekua, Kidang teken Cekcek, msl.
2)   Satua buron ajaka jelema (manusa).
Upami : Crukcuk Kuning
Siap Badeng
I Botol teken Sang Samong,
Tantri Kamandaka,
Ni Dyah Tantri,
Cangak mati baan lobane, msl.
3)   Satua manusa ajaka manusa
Upami : I Dempuawang,
Ni Wayan Taluh
Pan Balang Tamak
I Belog
Pan Angklung Gadang, msl
4)   Satua dewa batara ajaka manusa
Upami : I Lengar
I Bagus Diarsa,
I Bintang Lara,
I Rare Sigaran,
I Sigir jalma tuah asibak,
Tosning dadap tosning prasi, msl.
5)   Satua indik manusa ajaka raksasa
Upami : I Bawang teken I Kesuna,
                   I Tuung Kuning, msl.
6)   Satua dewa, batara, ajaka buron.

7)   Satua dewa, batara ajaka manusa.
Upami : Watugunung, Gunawati
Yening anak masatua sinah pacang wenten anak alit-alit sane mirengang pitutur anake masatua punika, Cihna (cirin-cirin) anake masatua, ulasane ngungguhang :
-      Nggih, ada kone tutur-tuturan satua ….
-      Ada kone orah-orahan satua ….
-      Kruna “maan”
-      Nganggen kruna “laut, lantas, suud keto, suba keto, suba kento, msl.
Unteng (suksman) satua-satuane ngungguhang indik : pitutur, piteket, pengajahan, pengukuran, agama, adat istiadat, miwah sekancan unduk sane wenten ring tengahing masyarakat Bali (sosial), utawi filsafat hidup (falsafah hidup), indik skala miwah niskala.
Satua ring susastra Bali dados marupa satua masoroh satua dongeng miwah satua sane marupa satua sejarah.

b.    Babad (Hikayat)
Babad pniki berupa hikayat: satua sane nyatuang tokoh sane mlinggih ring puri (istana) tur madue kesaktian, nyatuang sekancan indik (peristiwa), peperangan, pesantian, urip, kahanan para satria, anak agung.
Upama : Babad Buleleng, Babad Blahbatuh, Babad Dalem, Babad Mengwi, Babad Pasek, Babad Tegehkori, msl.

c.    Wiracarita (Epos)
Wiracarita puniki marupa satua sane ngungguhang indik kesinatrian (kepahlawanan), kesaktian ring payudaan, paperangan.
Upama : Mahabrata, Sakuntala, Prabu Mayadenawa, msl.

d.   Satua Dewa-dewa (mitos)
Satua sane ngungguhang soroh dewa utawi batara-batari kaparinama satua dewa-dewa (mitos). Satua akehan ngundukang soroh agama, miwah mayapada (alam semesta), mercepada.
Upama :  Bagus Diarsa, Prabu Watugunung, msl.

2.2 Gancaran Bali Modern (Anyar)
Soroh sastra gancaran Bali modern puniki wenten makudang-kudang soroh.
a.    Satua Bawak (Cerpen)
Satua Bawak utawi cerita pendek (cerpen) Bali puniki wau wenten rikala wenten sayembara panulisan susastra Bali Anyar olih Balai Penelitian Bahasa (dumun: Lembaga Bahasa Nasional Cabang Singaraja). Sayembara puniki kawentenang duk warsa 28-10-1968 nyantos 28-10-1970, miwah tanggal 28-10-1989.
Upama :
(1) Pt. Sedana              : Mirah (1969)
(2) Wyat                      : Surup Ratih (1970)
(3) AAG. Jelantik        : Iwang Titiang Newek (1969)
(4) IB. Mayun              : Ni Luh Sari (1969)
(5) IGP. Rai                 : Kapatutuan Ngulati Kamajuan (1969)
(6) Winartha                : Tanggal Wayah (1970)
(7) M. Sanggra             : Tukang Gambar (1970)
(8) Wy. Rugeg Nataran : Talin Sampi (1970)
(9) Raka                      : Langite sayan pelung (1970)

b.    Novel (Roman)
Novel marupa satua Bali sane dawanan tekening cerpen. Lelintihan satuane ngundukang embas (lahir), idup, miwah seda (mati).
Satua novel ring susastra Bali sampun kawentenang ri kala warsa 1931 sane mamurda (judul) “Nemu Karma” pikardin I Wayan Gobyah, miwah Mlancara kapikardin olih Gde Srawana (asli: Wayan Badra).

2.3 Srana Sane Ngwangun Gancaran
Gancaran Bali kawangun antuk makudang-kudang srana (unsur) sastra. Srana sane anggena ngwangun gancaran Bali puniki wenten kadi ring sor puniki.

2.3.1 Unteng, Suksma (Tema)
Sakancan satuna sinah madue unteng, tetuek, suksma, utawi tema satua. Unteng satua puniki pacang ngungguhang indik napi sane dados pokok tutur (Raos) ring satua gancaranne punika.
Unteng (tema) satua  gancaran punika wenten sane masoroh Agama, pangurukan, pendidikan, filsafat, sih kinasih (cinta kasih), adat istiadat, masyarakat (sosial), kasinatrian (pahlawan, patriotisme).

2.3.2 Pemain (Tokoh)
Pemain sane dados tokoh ring satua gancaran punika ngungguhang watak, solah, pratingkah. Indik solah utawi watak puniki pinih dahat (penting) pesan, yen nyatuang gancaran.

2.3.3 Lintihan (Alur, Plot)
Punapi satua gancaranne punika kaceritayang tur punapi lelintihan satuane, punika kawastanin Lintihan, utawi alur sareng plot ring basa Indonesia.
Lelintihan satua nyatuang pamargin satuane nyantos puput. Sakancan kahanan (peristiwa) sane marupa anak memargi, magrengan (mrebet), mabiuhan, nyantos puput, sami kasatuang ring sastra gancaran punika.

2.3.4 Genahe Kasatuang (Latar)
Latar marupa genah ring dija puseh satuane kacaritayang utawi genah peristiwa (kahanan) satuane kawentenang. Latar machine pusat utawi lingkungan genah peristiwa kasatuang.
Latar puniki dados marupa genahne ring dija, kala napi (waktu) utawi kali napi, musim napi. Genah satua gancaran puniki wenten madasar saking sakala (kenyataan) miwah ring pangipian utawi niskala (maya).
2.3.5 Genah Sang Pengawi
Carita sinah wenten anak ngarang, ngawi, utawi nulis, ring basa Indonesia parinama genah sang pengawi puniki kaparinama pusat pengisahan utawi landas tumpu, miwah point of fiew ring basa Inggris.
Genah (posisi) sang pengawi ring kawinipune wenten 3 soroh.
a.    Sang pengarang dados pelaku tunggal pateh tekening tokoh pelaku satua gancaran.
Upama :
Tiang, titiang = nyihnayang 1) Sang pangawi miwah 2) Sang pelaku.
b.    Sang pengarang nenten manyinahang sang tokoh pelaku saking satua gancaran, punika.
Upama :
Tiang, titiang = wantah sang tokoh pelaku, menyinahang sang pengarang (pangawi)
c.    Sang pengarang nenten nentuang raga.
Kadang-kadang sang pangarang kacihnayang olih kruna tiang, nanging kadang-kadang kruna tiang nyihnayang sang tokoh pelaku, nenten ngatujuang sang pengarang.
Upama : tiang, titiang =
1)   Wantah sang pengarang, utawi ;
2)   Wantah sang tokoh pelaku utawi;
3)   Sang pengarang sareng sang tokoh pelaku gancaran.


2.3.6 Carane Masatua (gaya, style, tangkep)
Punapi solah, carane sang pengawi nyatuang lelintihan satuane punika kaparinama gaya mesatua utawi carane masatua (tangkepne nyatuang satua).
Basa sane anggena nyatuang sareng daya pikat masatua gancaranne punika. Daya pikat utawi daya tarik puniki kacihnayang ring:
a.    Basa Bali sane anggena matuturan,
b.    Carane sang pangawi nuturang satua,
c.    Napi sane katuturang,
d.   Carane ngawitin nglintihang satua nyantos muputang (nyarik) satua gancaran.

2.3.7 Paribhasa (gaya bahasa)
Basa Bali punika marupa basa sane anggena sarana mareraosan ring para semeton ring masyarakat. Ring susastra Bali wenten sane kasorohang paribahasa sane marupa gaya bahasa matutur-tuturan. Antuk kasub pesan dados anggen sarana ngwangun susastra Bali.
Soroh paribasa puniki inggih ipun sakadi bladbadan, wewangsalan, peparikan, sesonggan, sasenggakan, cacimpedan, sesawangan raos ngempelin, seloka, ungkapan, miwah kapatehan suara.
Upama :
1.    Jrinjinne mulus mangancan (sasawangan)
2.    Desak dadi desek, Dayu dadi dayanin, yen jaba kenken De? (kapatehan suara)
3.    Anak mula, gamongan dadi jahe (wangsalan)
4.    Tiang sing nyak nginem kopi nyem, nyanan nyem tiang. (Kapatehan suara).

2.4 Novel / Roman Bali
Wangun sastra novel Bali utawi roman Bali sampun wenten ring Indonesia duk warsa 1931. Novel sane mamurda Nemu Karma pikardin I Wayan Gobiah saking Panjer (Denpasar) sampun katerbitang olih Balai Pustaka ring Jakarta.
Wus punika, wenten malih terbit (mawurda Mlancaran ka sasak pikardin Gede Srawana (saking Banjar Delodpeken, Singaraja). Novel puniki sampun katerjemahang antuk I Gusti Putu Antara duk 1978.
Novel kekalih puniki sampun mungguh ring buku Kembang Rampe Kasusastraan Bali Anyar I/II kapupulang antuk I Gusti Ngurah Bagus sareng I Ketut Ginarsa tur kamedalang antuk Balai Penelitian Bahasa, Singaraja warsa 1978.

2.4.1 Novel : Mlancaran ka Sasak
Sastra novel mlancaran ka Sasak puniki snae pakawian (pikardin) sujati antuk I Wayan Bhadra, nanging ipun menyamar Gede Srawana.
Ringkesan Satua:
Tokoh pelaku satua : Dayu Priya, Made Sarati, Ni Luh Sari.
Dayu Priya oka anak Brahmana, Matimpal masekolah ring buleleng (Singaraja) sareng I Made Sarati. Dayu madue panyeroan asiki Ni Luh Sari. Ulihan sadina-dina lantas Dayu Priya wenten nyet manahidane marasa seneng ring I Made Sarati, nanging nenten purun ngandika ring I Made Sarati. Dayu Sareng wantah magegonjakan manten. Sedek dina anu, lantas makasami maplasiran ka Lombok (sasak). Sirep ring hotel ring Mataram (Suranadi). Kapal apine berangkat saking Pabean (Pelabuhan Buleleng) nyantos rauh ring Ampenan. Ring Sasak sami masukan-sukan, tur maliang-liangan sareng sami.

2.4.2 Novel Nemu Karma
Satua novel Nemu Karma karyan I Wayan Gobiah puniki nyaritaang indik anak truna-truna pada mademenan tur anake tua pada adung: ring ipun. Satua novel puniki akeh medaging piteket utawi pitutur indik anak bajang sane pacang makurenan, manyama braya, miwah bakti ring anak linsir.
Tokoh sane munggah ring novelNemu Karma sane kakaryanin warsa 1931 punika inggih ipun Pan Sudana, Made Purni, Putu Sudana, Men Tirta, I Tirta, I Sukarsi, I Sangga msl.
Ringkesan Satua Novel : NUMEKARMA.
Pan Sudana makerunan ajaka Made Purni lantas ngelah anak muani adanina Putu Sudana. Mara matuuh 6 tiban, Pan Sudana malih makerunan ajaka Men Tirta, anak Luh sampun balu (janda). Pamuput embas anak alit adaine I Tirta.
Awinan Pan Sudana akeh pesan madue utang, lantas lasia pesan ia magedi ngalahin pianak somahne makejang, kalunta-lunta tan paunduk.
Wireh utangne akeh pesan, lantas pianak ne I Putu Sudana serahange ajaka tekening ane ngelah utang. Ditu I Putu Sudana sedih pesan, wireh liu pesan ia nyalanin kasengsaran, Ento awinanne I Putu Sudana ngerorod, magedi uli genahne ngajak. Ditu ia nyalanin kasengsaran.
Pamuput ia kaduduk olih Men Sukarsi lantas asukanga di sekolahane bareng-bareng ajaka pianakne ane madan I Sukarsi. Sasubane bajang, I Sukarsi idiha tekening misanne madan I Sangga. Nanging tulaka wireh ia tuara ngelah nyet.
Men Sukarsi nakenin pianakne, nyen kea ne lakar anggona kurenan? I Sukarsi ngorahang dewekne demen tekening I Putu Sudana. Pamuput I Putu Sudana sakapangan ajaka I Sukarsi.
Sedek dina anu duk ada igel-igelan, saget I Putu Sudana manggihin anak istri madan I Ratna sareng memenipun Men Ratna. Sesampune pada nginget-ngingetang, wau kelingan I Ratna punika tan ja lian adinipune tur Men Rata taler memenipune sane marupa meme kualon (Ibu Tiri). I Ratna dumun madan I Tirta, adi kualone I Putu Sudana. Patemone punika lintang sedih pesan saling elingin, saling gelut.
Kawentenan unduke asapunika sami wantah awinan lelampahan karmapala sang maurip.

2.5 Satua Bawak (Cerpen)
Satua bawak mabasa Bali utawi cerita pendek (cerpen) embas duk wenten sayembara karang mengarang saking Lembaga Bahasa Nasional Cabang I Singaraja warsa 1968.
Pengawi satua bawak mabasa Bali puniki mikadi Nyoman Manda (Gianyar), I Nyoman Tri Sayta Paramartha (Singaraja), Putu Sedana (Singaraja), IB. Mayun (Denpasar), A.A.G. Jelantik (Amlapura), IGP. Rai (Tabanan), Pt. Arya Semadi (Singaraja), IGK. Waca Warsaha (Denpasar), miwah sane lianan (msl).
Indayang mangkin wacen satua bawak Kapatutan Ngulati Kamajuan puniki, sane pengawine I Gusti Putu Rai (Kerambitan, Tabanan), sane kakawi th. 1975.
Rereh :
  1. Sira sane dados tokoh pelaku?
  2. Sapunapi lelintihan satuane?
  3. Ring dija genah satuane punika kacaritayang?
  4. Napi unteng (suksman) satuane)
  5. Indik pabesen (piteket) napi sane kengin katekedang ring sang para pamiarsa?