"OM AWIGNAMASTU NAMA SIDDHEM OM SWASTIASTU" SEMOGA SEMUA DALAM PERLINDUNGAN TUHAN, SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGHA BERMANFAAT.jangan lupa kunjungi videobsaya di link https://youtu.be/-UJdPDAjETM

5/14/2012

ARTIKEL


Pengertian Artikel Ilmiah Populer
Suparno (2007) menyatakan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat/medianya. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan.
Adapun artikel adalah salah satu contoh, bentuk, dan produk dari bahasa tulis yang akrab dikenal oleh masyarakat pembaca. Menulis sebuah artikel pada hakikatnya merupakan pengungkapan pendapat atau ide tentang sesuatu tema atau hal dalam bentuk tulisan. Dengan kata lain menulis artikel adalah aktivitas menuangkan pemikiran tentang suatu masalah dalam sebuah karya tulis.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia yang disusun oleh Poerwadarminta (1984), kata “artikel” (artikel) sendiri dipahami sebagai karangan atau tulisan yang dimuat di media massa cetak seperti koran, majalah, dsb. Artikel juga dapat diartikan sebagai sebuah karangan faktual (non fiksi), tentang suatu masalah secara lengkap, yang panjangnya tidak ditentukan, untuk dimuat disurat kabar, majalah, bulletin dan sebagainya, dengan tujuan untuk menyampaikan gagasan dan fakta guna meyakinkan, mendidik, menawarkan pemecahan suatu masalah, atau menghibur (Romli, 2009: 46).
Sedangkan kata opini berasal dari kata “opinion” (Bahasa Inggris) yang berarti pendapat, pikiran, perasaan. Secara definitif artikel opini adalah sebuah tulisan dalam media cetak yang memasukkan pendapat, pikiran, dan perasaan penulis di dalamnya. Subjektivitas yang terkandung dalam artikel opini bukanlah unsur yang dimaknai secara negatif, melainkan sebagai kekuatan/kemampuan penulis menyajikan ketajaman analisisnya (Windia dan Atmaja, 2010: 13).
Soeseno (dalam Sukino, 2010: 179) menyatakan bahwa berdasarkan tingkat kerumitannya artikel dapat dikelompokkan atas tiga bagian, yakni artikel ilmiah, artikel ilmiah populer, dan artikel populer.
Artikel ilmiah adalah model artikel yang mensyaratkan adanya objektivitas atau kedalaman pembahasan, dukungan informasi yang relevan, dan biasanya diharapkan menjelaskan “mengapa” dan “bagaimana” suatu perkara terjadi, serta bahasa yang digunakan adalah ragam bahasa baku.
Artikel ilmiah populer merupakan model penulisan yang berada ditengah-tengah antara artikel ilmiah dan artikel populer. Artikel ilmiah populer mengacu pada tulisan yang bersifat ilmiah, namun disajikan dengan cara penuturan yang mudah dimengerti, bahasa yang digunakan lebih mudah dipahami oleh pembaca. Sedangkan artikel populer adalah tulisan yang bersifat menghibur, tulisan ringan, dan bahasa yang digunakan cenderung bebas.
Sementara itu Windia dan Atmaja (2010: 20) menyatakan artikel ilmiah populer  adalah suatu penulisan yang sifatnya ilmiah atau substansinya ilmiah, namun disajikan dengan gaya yang populer atau mudah dimengerti pembaca. Suatu tulisan/artikel dikatakan ilmiah, bila di dalamnya mengandung nalar, yang pada umumnya mencoba menjawab tentang “mengapa” dan “bagaimana” suatu suatu fakta yang tersedia, yang kemudian dirumuskan, apa pendapat dan logika penulis tentang fakta tersebut.
Artikel ilmiah populer lazim disebut artikel opini biasanya ditemukan pada halaman khusus opini bersama tulisan/artikel yang lain seperti tajuk rencana, karikatur, pojok, kolom dan surat pembaca di media cetak.


Jenis-Jenis Artikel Ilmiah Populer (Opini)
Jenis-jenis artikel ilmiah populer (opini) ditentukan berdasarkan kepentingannya dalam menyampaikan perhatian, minat, atau reaksi terhadap peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Kurnia (dalam Sukino, 2010: 181-184) membagi artikel ilmiah populer (opini) menjadi tujuh jenis, yaitu :
1)     Sketsa Tokoh
Artikel jenis ini biasanya berisi uraian tentang tokoh dalam berbagai aspek. Tokoh-tokoh yang menjadi subjek disajikan oleh penulis dalam berbagai peristiwa. Kebanyakan sketsa tokoh memuji-muji subjeknya. Hal ini karena umumnya subjek adalah orang yang sudah terkenal, dikagumi masyarakat, dan dapat dipercaya.  Contoh sketsa tokoh :


JK, Sosok Oportunis
Jusuf Kalla atau populer dikenal masyarakat sebagai JK adalah salah satu mantan pemimpin di negeri ini, menemani Presiden SBY sebagai Wapres dalam kurun tahun 2004-2009. Salah seorang pemimpin ulung yang berjiwa sosial yang kini menjabat sebagai Ketua Palang Merah Indonesia (PMI).
Dalam buku terbaru yang ditulis oleh Roy BB Janis, Wapres JK menyebut dirinya sosok oportunis. Dibalik sifatnya yang kalem dan santun sosok JK ternyata seseorang yang terdidik untuk senantiasa jeli dalam melihat peluang dan kesempatan. Termasuk di dalamnya peluang dalam meraih kursi RI-1.
Pengusaha sukses asal Makassar tersebut melihat dirinya memiliki kompetensi yang tak kalah dari presiden SBY. Posisi Wapres yang dijabatnya selama lima tahun belakangan  tidak membuatnya puas dan duduk manis di kursi empuk sebagai orang terkuat ke-2 di negara ini. Kemunculan JK sebagai calon kuat pemimpin negeri ini dalam Pilpres patut diapresiasi sebagai langkah maju untuk menghapus dikotomi yang selama ini menjadi tradisi di negeri ini yaitu Presiden Indonesia haruslah orang Jawa. Bagaimanapun juga, tiap warga Negara Indonesia memiliki hak yang sama untuk menjadi Presiden. Dan JK adalah sosok oportunis yang akan mengambil peluang tersebut.
2)     Wawancara
Jenis artikel ini lebih memfokuskan pada bentuk tulisan artikel yang berisi hasil wawancara terhadap tokoh. Keseluruhan tulisan mungkin hanya berbentuk tanya jawab atau dialog yang dilengkapi dengan penuturan situasi yang berkaitan dengan persoalan yang tengah didiskusikan. Artikel wawancara yang menjadi fokus adalah pandangan, gagasan, atau penilaian orang yang diwawancarai, bukan siapa mereka, atau apa yang tengah mereka kerjakan. Jenis artikel ini sifatnya harus objektif. Contoh artikel wawancara adalah sebagai berikut :
Bali Belum Mandiri
Perubahan perilaku masyarakat Bali sejak 25 tahun terakhir, yakni dalam setiap upacara keagamaan untuk kelengkapan upakara menimbulkan pergeseran ekonomi.  Bali bahkan menjadi pasar potensial produk impor. Sekretaris Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Bali, Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, SE, MM., menilai perubahan perilaku ini akibat perubahan pendapatan, sekaligus perubahan life style masyarakat Bali itu sendiri. Dampaknya secara produksi Bali belum mandiri. Berikut penjelasannya.
Apa saja yang didatangkan dari luar Bali?
Kalau dilihat dari segi harga, buah-buahan yang berasal dari luar harganya sangat mahal. Mungkin kalau diproporsikan, pembelian alat kelengkapan banten untuk buah-buahan proporsi biayanya hampir 80 persen tersedot ke sana. Sarana upakara lain seperti janur juga sangat tergantung dari luar., khususnya Jawa. Setiap mendekati rerainan di Bali, mobil-mobil boks terbuka mengantre di pelabuhan penyebrangan mengangkut komoditas tersebut. Demikian pula untuk kebutuhan daging, terutama daging ayam, Bali sangat tergantung impor, termasuk produk dari luar daerah. Ini cerminan Bali belum mandiri dalam memenuhi kebutuhan masyarakatnya.
Apa yang harus dilakukan?
Perlu ada terobosan dan penyadaran. Tokoh agama, PHDI, MUDP, Bendesa Adat harus terus mensosialisasikan bahwa penggunaan buah-buahan impor agar dikurangi. Kelengkapan upacara hendaknya menggunakan buah-buahan lokal. Jika hal ini dilakukan oleh setiap keluarga banyak hal yang bisa dihemat. Bahkan dalam konteks pelestarian lingkungan karena buah-buahan lokal bisa dilestarikan.
Apa solusi untuk pemerintah?
Pemerintah daerah harus membuat kebijakan pembuatan sentra-sentra perkebunan buah lokal dan perkebunan penunjang alat kelengkapan upacara dan pemberian insentif bagi pelakunya. Bila perlu ada peraturan daerah (Perda) penggunaan produksi lokal untuk pemanfaatan konsumsi upacara dan konsumen hotel.
3)     Naratif
Jenis artikel naratif adalah artikel yang diawali paparan sebuah kisah, kemudian dilanjutkan dengan mengupas bahan-bahan yang lebih berat. Pemaparan kisah dalam artikel ini ditampilkan melalui orang pertama atau orang ketiga. Contoh artikel naratif :
Membuka Mata Para Pemimpin
Ponari si dukun cilik asal Jombang. Demikian narasi besar yang marak diberitakan di media massa. Tak tanggung-tanggung, baik media cetak maupun elektronik semua mengekspos kisah bocah ajaib itu. Betapa tidak ajaib, seorang anak kecil yang masih duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar, mendadak jadi terkenal. Lebih tenar ketimbang caleg parpol manapun. Ponari, demikian nama lakon kita, konon sesaat setelah tersambar petir mendapat batu bertuah. Dan konon pula, batu bertuah tadi mujarab mengobati pelbagai macam penyakit.
Sontak, ribuan pasien menyemut di depan rumahnya setiap hari. Sebuah kisaran angka pasien yang belum pernah didapat sebuah rumah sakit (RS) sekalipun. Ribuan pasien tadi, rela berdesak-desakan, berdempetan, dan sebagian besar berasal dari luar kota. Luar biasa! Sebuah fenomena sosial yang cukup sempurna menggambarkan kelalaian pemerintah khususnya terkait pelayanan kesehatan bagi rakyat miskin di negeri ini.
Tidaklah salah jika rakyat tergila-gila berobat ke dukun cilik Ponari, jika tangan mereka tidak mampu lagi menggapai biaya berobat di rumah sakit yang setinggi langit, sedangkan untuk memenuhi urusan perut saja mereka sudah pontang-panting. Banyak rumah sakit yang menolak pasien miskin hanya karena takut mereka rugi karena melayani pasien miskin yang hanya berbekal askeskin. Hanya karena alasan tersebut pihak RS lalu menelantarkan nyawa pasien. Sungguh ironis. Dimanakah posisi pemerintah sekarang? Apakah pemerintah buta dan tuli melihat kenyataan tersebut? Ataukah mereka perlu diobati pada dukun cilik Ponari tersebut biar penyakit “ buta dan tuli” mereka sembuh sehingga bisa melihat dan mendengar penderitaan rakyat.
4)     Penyingkapan
Artikel penyingkapan mirip dengan berita. Berbagai bentuk penyingkapan berhubungan erat dengan opini dan informasi, tetapi berbeda dalam hal sasaran, yakni lebih spesifik dan individual. Contoh artikel penyingkapan :
Soeharto dan “Unfinished Story
Hari ini, Minggu (10/2), genap dua pekan Presiden Soeharto meninggal dunia. Soeharto adalah salah seorang tokoh besar yang banyak mempengaruhi jalannya sejarah bangsa ini. Pun demikian ada satu fakta dalam sejarah kepemimpinan Soeharto yang selama kurang lebih 32 tahun memimpin bangsa ini, yang tak mungkin ditutup-tutupi, yakni : aksi beredel ala Orba.
Pemberedelan (bahkan pemusnahan buku) memang mengakrabi pemerintahan Soeharto. Majalah TEMPO, misalnya sempat menjadi korban beredel dua kali. Pertama tahun 1982, kedua kala tahun 1994. Kebebasan pers dibungkam. Tak ada satu pun pihak yang berani mengontrol pemerintahan yang diktator ala Soeharto.
Contoh lain, seperti aksi pemusnahan dan larangan edar karya-karya Pramoedia Ananta Noer. Pram demikian ia akrab disapa menjadi salah satu tokoh yang dibenci dan diburu oleh pemerintahan Orba,  sampai-sampai ia dibuang ke pulau Buru. Segala yang berbau Pram dianggap ajaran marxisme-leninisme. Sebagai misal, karya Pram yang berjudul “Gadis Pantai” yang mengisahkan sejarah bangsa ini dari tahun 1965 dihanguskan oleh pemerintahan Orba hanya karena dianggap novel tersebut menjelek-jelekan pemerintahan Orba yang melibatkan Soeharto sebagai dalang sejarah dalam peristiwa penghianatan PKI tahun 1965.
Generasi mendatang jelas membutuhkan gambaran sejarah yang utuh. Dan gambaran sejarah semacam itu tak jarang sulit ditemui dalam buku sejarah yang resmi diajarkan di pelbagai jenjang pendidikan. Meskipun Soeharto telah pergi meninggalkan sejumlah “unfinished story”, sejarah yang belum usai, tapi dosanya mungkin belum bisa dimaafkan oleh generasi penerus bangsa ini.
5)     Antologi
Proses penulisan dalam artikel jenis antologi biasanya diawali dengan kerja editor yang menghubungi penulisan pilihannya, kemudian penulis diminta mengulas materi tertentu yang harus bisa dihubungkan dengan tema keseluruhan yang telah dirancang. Contoh artikel antologi adalah sebagai berikut :
“Sebuah Renungan” Untuk Sang Penguasa
Anggota DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) adalah orang-orang terhormat yang dipilih oleh rakyat. Sudah sepantasnya mereka mengabdi pada rakyat serta mengemban aspirasi dari suara nurani rakyat. Namun jauh panggang dari api. Tingkah polah para wakil rakyat sekarang membuat masyarakat sakit hati. Belum selesai kita dengar tentang rencana pembangunan gedung baru DPR yang kontroversial, lalu disusul dengan renovasi toilet yang katanya menghabiskan dana 2 milyar, kini masyarakat dihebohkan dengan biaya renovasi gedung badan anggaran DPR yang mencapai 20 milyar.
Perlukah sebuah “istana mewah” dibangun untuk para wakil rakyat yang terhormat? Sementara mereka ketiduran ketika mengikuti sidang pleno, ada yang menonton video porno dengan asyiknya, mengobrol dengan santai dengan sejawat sementara nasib rakyat terbengkalai. Dan lebih parah lagi banyak anggota dewan yang malas ngantor. Walaupun misalnya geduh mewah itu dibangun, adakah yang dapat menjamin kinerja para wakil rakyat itu akan meningkat? Jadi sebenarnya untuk apa geduh mewah itu dibangun?
Dimanakah hati nurani para anggota dewan tersebut? Ditengah kehidupan masyarakat yang serba susah. Dengan segala himpitan ekonomi membuat masyarakat semakin menderita. Sementara para anggota dewan yang terhormat hidup berfoya-foya dan bermegah-megah mengumpulkan harta kekayaan yang entah mereka dapat darimana, terbuai dengan segudang fasilitas negara yang memanjakan hidup mereka.
Jika sudah menyangkut kepentingan dan urusan perut mereka, para anggota dewan tersebut begitu semangat ngantor ketika ada sidang pleno sedangkan segala aspirasi yang menyangkut kepentingan rakyat yang dengan gagah berani mendukung mereka pada saat kampanye pemilu mereka khianati.
Jika kita kembali menelaah tentang kasus renovasi badan anggaran yang konon menghabiskan anggaran negara 20 milyar, alangkah baiknya anggaran tersebut seharusnya disumbangkan pada bidang lain yang lebih menyentuh kepentingan rakyat banyak. Misalnya disumbangkan untuk anggaran pendidikan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat kurang mampu yang belum menikmati pendidikan.
Di sisa pengabdiannya yang tinggal beberapa tahun lagi, para wakil rakyat tersebut hendaknya melaksanakan kebijakan-kebijakan strategis yang dapat menyentuh kepentingan masyarakat banyak sehingga dosa mereka sedikit banyak bisa dimaafkan.

6)     Kolom
Tulisan kolom merupakan tulisan yang harus dapat dibaca semua orang dan harus merupakan ekspresi yang personal. Tulisan artikel kolom tetap mengedepankan kepentingan pembaca walaupun objek yang ditulis adalah masalah-masalah penting dan aktual yang terjadi di masyarakat. Contoh artikel kolom yaitu sebagai berikut :
Sultan HB X dan Sabdha Sang Raja
Kiprah Sultan Hamengku Buwono X belakangan cukup mendapat sorotan publik nasional. Sepak terjang Raja Jawa itu, sejatinya dimulai sejak keengganannya menduduki (kembali) jabatan Gubernur DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta). Pernyataaan ini sempat terucap saat gelaran Pisowanan Agung April 2007 silam, yang berbarengan dengan momentum peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober. Waktu itu sultan menegaskan bahwa dirinya siap maju sebagai calon presiden (capres) RI 2009-2014. Puluhan ribu massa yang memadati alun-alun utara (Yogya) waktu itu sepakat bulat mendukung Sultan.
Sayangnya, harus diakui, ambisi Sultan tersebut terhadang oleh fakta bahwa Sultan saat itu belum memiliki kendaraan politik. Walaupun menjadi salah satu Dewan Penasehat Golkar, rasa-rasanya posisi ini tak otomatis menjamin “selera politik” alias kemauan Sultan menjadi Capres. Persaingan di tubuh partai berlambang pohon beringin itu amat ketat. Di lain pihak partai yang benar-benar kesengsem dengan Raja Kasultanan Kraton Yogya itu hanyalah Partai RepublikaN, yang notabene hanyalah partai kecil yang tidak memiliki basis pendukung yang kuat.
Inilah situasi dilematis bagi Sultan. Dikatakan dilematis karena saat orasi budaya Oktober tahun lalu, ia menyatakan dirinya siap maju sebagai capres namun sampai saat ini dia hanya diisukan hendak disandingkan dengan Capres dari Partai PDIP yaitu Megawati. Dan pernyataan seorang raja – layaknya sabdha pandhita ratu – pantang melanggar sumpah, apapun konskuensinya kelak. Beda dengan kebanyakan politisi yang kerap berubah sikap, sulit ditebak seperti cuaca akhir-akhir ini. Sultan sebagai raja tentu telah mempertimbangkan keputusannya mencalonkan diri sebagai capres secara matang, dan sepenuhnya akan didukung oleh rakyatnya karena pada dasarnya seorang raja sepanjang hidupnya akan selalu melayani rakyatnya. Menjelang pemilu yang akan datang kebangkitan Sultan untuk kembali menjadi capres akan menjadi oase bagi rakyat yang telah lama merindukan “Ratu Adil”, seorang pemimpin yang siap berkorban untuk rakyat.
7)     Ulasan
Penulisan artikel ini dapat dilakukan dengan memadukan fakta dengan pemikiran subjektif. Penulisan artikel ini memulai proses penulisan dengan melakukan pencatatan tentang pelbagai kejadian, mengkonsultasikan materi dengan referensi, dan mengenal subjek secara mendalam. Contoh artikel ulasan adalah sebagai berikut :
Jelang UN : Mesin Pembunuh Itu Siap Mengintai Lagi
Masih segar dalam ingatan kita, khususnya para siswa dari tingkat SD sampai SMA, tahun yang lalu mereka dihantam bencana yang mahadahsyat. Bencana besar yang bernama Bahasa Indonesia. Ya, mata pelajaran yang dianggap sebagai bahasa nasional dan bahasa pemersatu bangsa tercinta ini tiba-tiba menjadi mesin pembunuh bagi siswa-siswi yang berperang dalam Ujian Nasional (UN) sebagai syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan mereka.
Terbukti sebagian besar dari siswa-siswi yang tidak lulus UN tahun lalu nilainya jeblok dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Bahkan rata-rata nilai ujian Bahasa Indonesia mereka masih kalah dibandingkan rata-rata nilai mata pelajaran Bahasa Inggris yang notabene bahasa yang berasal dari luar. Sungguh ironis! Mengapa hal ini bisa terjadi?
Diakui atau tidak sistem pendidikan dan lingkungan pendidikan yang sangat bobrok harus bertanggung jawab terhadap merosotnya kualitas pendidikan, khususnya kualitas berbahasa Indonesia siswa-siswi dari jenjang pendidikan dasar sampai menengah ke atas.
Pemerintah sebagai pihak yang merancang, merencanakan, menjalankan, dan mengawasi sistem pendidikan di Negara tercinta ini seharusnya mau memperhatikan permasalahan ini. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Lembaga Pengembangan Bahasa Indonesia harus menyiapkan langkah-langkah dan solusi yang cepat, tepat, dan terarah jika tidak ingin Bahasa Indonesia yang menjadi ciri dan identitas bangsa kita terancam “punah” dan terperosok ke jurang kehancuran yang dalam.
Masyarakat sebagai salah satu kontrol sosial juga hendaknya ikut mengawasi penggunaan Bahasa Indonesia dalam lingkungan pergaulan remaja. Hal ini dimulai dari penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam lingkungan keluarga masing-masing, karena keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang merupakan lingkungan pertama yang akan memberikan pendidikan bahasa pada anak.
Jika saja semua pihak mau mencari jalan keluar untuk memecahkan permasalahan ini, maka tidak akan lagi kita lihat banyak siswa yang menjadi korban keganasan salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam UN, yang bernama Bahasa Indonesia.
Berdasarkan tujuh jenis artikel tersebut, peneliti dalam hal ini lebih memfokuskan penelitian pada penulisan artikel ilmiah jenis ulasan. Diharapkan siswa mampu memadukan antara fakta yang terjadi dengan pemikiran subjektifnya baik berupa: pendapat, pikiran, ide, atau gagasan yang ditulis dalam bentuk artikel ilmiah populer bertema pendidikan.

Struktur Tulisan Artikel Ilmiah Populer (Opini)
Menurut  Romli (2009: 47) struktur tulisan sebuah artikel ilmiah populer (opini) pada umumnya adalah sebagai berikut:
1.       Judul (head)
Judul ialah perincian atau penjabaran dari topik. Judul lebih spesifik dan menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas. Judul tidak harus sama dengan topik. Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat luas. Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, sehingga bisa terjamin bahwa judul itu cocok dengan temanya. Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok dengan temanya. Judul memiliki fungsi sebagai berikut :
a.      merupakan identitas/cermin dari jiwa seluruh karya tulis
b.     menarik minat pembaca sehingga mengundang orang untuk membacanya atau untuk mempelajari isinya.
c.      merupakan gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang lingkupnya.
d.     relevan dengan isi seluruh naskah, masalah, maksud, dan tujuannya.
Dalam artikel, judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada pula yang mendefinisikan judul sebagai lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan. Syarat-syarat pembuatan judul artikel yang baik yaitu sebagai berikut:
a.      Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.
b.     Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan keingintahuan dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan.
c.      Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata.
Contoh penulisan judul artikel yang baik :
a.      Menulis atau Mati
b.     Bush Datang, Indonesia Siap Utang (?)
c.      Membuka Mata Para Pemimpin
2.       Nama Penulis
Disebut juga dengan by name atau by line. Nama penulis ditulis dengan lengkap sesuai dengan ejaan bahasa baku (EYD). Nama penulis biasanya dicantumkan pada bagian atas naskah artikel setelah judul atau juga bisa dicantumkan di bagian bawah naskah setelah bagian penutup artikel, yang diikuti dengan keterangan atau identitas penulis.
3.       Prolog, pembuka tulisan, atau intro
Intro atau disebut juga lead atau bagian pembuka tulisan (opening), bisa berupa kutipan pendapat orang, kutipan atau ringkasan berita aktual, atau kutipan pepatah dan peristiwa. Intro yang baik cukup dua paragraf, ringkas, jelas, menarik, dan ditulis dalam bahasa jurnalistik yang baik. Dalam artikel kedudukan intro sangat strategis. Intro harus dipilih dengan baik. Intro yang baik akan membangkitkan minat baca serta mengantarkan khalayak pada tujuan secara singkat dan efektif. Fungsi intro  dalam artikel adalah sebagai berikut :
a.      Atraktif, harus mampu membangkitkan perhatian dan minat khalayak pembaca. Fungsi pertama intro lebih banyak mengusik wilayah psikologi pembaca.
b.     Introduktif, harus memuat topik yakni pernyataan tentang isi pokok bahasan sesuai ruang lingkupnya.
c.      Korelatif, harus dapat membuka jalan bagi paragraf kedua.
d.     Kredibilitas, intro menunjukkan tingkat pengetahuan, keahlian, dan bidang pengalaman penulis.
Contoh intro dalam penulisan artikel adalah sebagai berikut :
Kini negara kita tengah berbenah menyambut kedatangan Mr. Bush. Presiden negara adidaya tersebut dijadwalkan berkunjung ke Indonesia tanggal 20 November mendatang. Sejumlah persiapan sudah dilakukan. Khususnya di Istana Bogor, tempat pertemuan Prediden SBY dan Mr. Bush berlangsung.
4.       Bridge
Merupakan “jembatan” menuju bahasa utama (bridging) pengait, atau jembatan antara pembuka tulisan/intro dengan pokok bahasan. Bisa berupa dua/tiga pertanyaan atau pengantar menuju isi tulisan. Contoh bridge dalam penulisan artikel adalah sebagai berikut :
Misalnya, sejumlah landasan helikopter langsung dibuat. Tak tangung-tanggung delapan buah helipad sekaligus. Termasuk dua helipad yang dibangun di dalam KRB. Persiapan lain pun tak kalah serunya. Tol Jagorawi, dan – tentu saja jalan-jalan seputar KRB – bakal ditutup. Rute angkutan umum dialihkan. Bukan hanya itu saja, pemukiman padat penduduk bakal dirazia. Saluran frekuensi (radio, tv, dan dan ponsel) dimatikan. Bahkan sejumlah sekolah diliburkan. Semuanya dilakukan dengan dalih:  menghormati tamu negara.
Tampaknya Negara kita kali ini benar-benar tak ingin kecolongan. Jika dalih yang digunakan seperti itu, mengapa perlakuan yang diberikan berbeda ketika kunjungan presiden negara lain, Presiden Ahmadinejad dari Iran, misalnya? Jelas, karena Mr. Bush adalah presiden paling kontroversial abad ini.


5.       Isi (body)
Paparan masalah, biasanya berupa sub-judul. Iengandung gagasan aktual atau kontroversial. Gagasan yang diangkat harus menyangkut kepentingan sebagian besar khalayak pembaca.
Alinea isi merupakan suatu ide pokok beserta pengembangannya dalam sebuah tulisan artikel. Oleh karena itu, alinea isi merupakan bagian yang esensial dalam suatu wacana atau karangan. Maksudnya adalah alinea isi menjelaskan dengan cara menguraikan bagian-bagian ide pokok tersebut. Dalam menjelaskan isi artikel ilmiah populer, penulis harus menyusun dengan berurutan dan sesuai dengan asas-asas penalaran yang masuk akal atau logis dalam menyampaikan pikiran, pandangan, pendapat, dan perasaannya tentang fakta dan realita yang terjadi di lapangan. Contoh penulisan isi yang baik dalam artikel :
Terutama menyangkut keputusan luar negeri AS di Timur Tengah yang sungguh amburadul. Sebut saja Perang Irak, Afganistan, dan dukungan kepada Israel untuk menghancurkan Palestina beberapa waktu lalu, tidak dapat dikatakan berperikemanusiaan.
Meski AS menahbiskan dirinya sebagai sherrif dunia, pengayom HAM internasional, pelbagai sepak terjangnya tak dapat dibenarkan dengan kaca mata apapun. Kinerja PBB yang notabene pemersatu sekaligus pelindung bangsa-bangsa di dunia selalu di bawah kendali AS. Keputusan resolusi DK PBB pun selalu di bawah tekanan negara adikuasa tersebut.
Kembali pada kunjungan Mr. Bush tersebut. Belum lekang dalam ingatan kita saat Menlu AS Condoleeza Rize berkunjung ke negara kita beberapa waktu lalu. Pengamanan yang dilakukan sungguh superketat. Itu pun yang melakukan adalah marinir AS, karena kemampuan tentara kita bak “anak bawang” di mata mereka.
Itu baru menlu-nya yang datang. Bisa ditebak, apa yang bakal terjadi ketika Presiden Bush berkunjung ke Indonesia esok. Pengamanan super-ekstra ketat bakal dilakukan. Itupun yang melakukan bukan polisi atau tentara kita, namun sepenuhnya di bawah kendali marinir AS. Bukankah ini sama saja menginjak-injak harga diri kita sebagai sebuah bangsa berdaulat?
6.       Penutup (closing)
Bagian penutup merupakan alinea-alinea yang mengakhiri atau menutup suatu wacana atau karangan. Alinea ini merupakan kebulatan dari masalah-masalah yang dikemukakan pada bagian wacana atau karangan sebelumnya. Selain itu alinea penutup juga harus mengandung kesimpulan yang benar-benar mengakhiri uraian wacana atau karangan tersebut. Selain berupa kesimpulan alinea penutup juga bisa berupa saran atau ajakan. Karena bertugas untuk mengakhiri suatu wacana, maka alinea penutup yang baik ialah yang tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak terlalu pendek. Akan tetapi, alinea penutup harus menimbulkan kesan tersendiri bagi para pembaca. Contoh penutup sebuah artikel:
Jangan-jangan kita memang pasrah karena memiliki niat lain? Karena pemerintahan SBY memiliki kepentingan tertentu atas kunjungan Mr. Bush kali ini. Apalagi kalau soal utang. Alias melakukan pinjaman luar negeri, meski dengan embel-embel hibah sekalipun!
7.       Keterangan atau identitas penulis
Merupakan informasi atau data tambahan tentang biodata penulis yang umumnya berisi tentang pendidikan, profesi, ataupun alamat penulis secara lengkap.  Contoh penulisan keterangan atau identitas penulis dalam artikel :

Oleh Drs Bramma Aji Putra, M. Pd.
Penulis adalah salah seorang Dosen Perguruan Tinggi Swasta
 di Surabaya
Teknik Penulisan Artikel Ilmiah Populer (Opini)
Agar tulisan artikel tidak kering, seorang penulis pemula perlu memperhatikan teknik-teknik penulisan artikel yang baik. Menurut Romli (2009) pada dasarnya tahap-tahap menulis artikel adalah sebagai berikut :
1.     Menemukan ide.
2.     Mencari bahan-bahan referensi untuk mengembangkan ide.
3.     Membuat outline untuk mengorganisasikan paduan antara ide dan referensi sehingga sistematis.
4.     Free writing atau menulis bebas, berupa penulisan naskah awal.
5.     Menulis ulang naskah (rewriting) atau revisi tulisan.
6.     Menyunting naskah (editing), yakni memperbaiki naskah secara redaksional dan substansial.
Sedangkan Aji Putra, Bramma (2010) secara ringkas membagi teknik penulisan artkel ilmiah populer dalam tiga tahap yaitu:
1.     Pre-Writing
Pre-writing adalah sejumlah persiapan yang dilakukan sebelum menulis. Persiapan ini meliputi persiapan bahan tulisan sesuai dengan tujuan/tema tulisan, peralatan tulis menulis, maupun persiapan kondisi fisik dan rohani yang prima sehingga tulisan yang dihasilkan pun akan bagus dan enak dibaca.
2.     Writing
Writing adalah kegiatan inti dalam menulis yang meliputi: (a) pembuatan outline (kerangka) tulisan; (b) pembuatan lead (kepala tulisan); (c) mengembangkan tulisan; dan (d) menutup tulisan.
3.     Pos-Writing
Pos-writing adalah kegiatan mengedit tulisan, membenahi kalimat yang rancu, pertautan paragraf yang kurang tepat, dan perbaikan huruf serta tanda baca yang salah.
Selanjutnya Soeseno (dalam Sukino 2010: 185), mengemukakan langkah-langkah pokok dalam penulisan artikel ilmiah populer (opini) sebagai berikut: (1) penelaahan tema; (2)  memilih pola penggarapan; (3) pengumpulan petunjuk literatur; (4) pengumpulan informasi paling aktual; (5) pembuatan catatan; dan (6) memulai menulis.
            Langkah-langkah pokok di atas dapat disederhanakan sebagai berikut:
1)     Pemilihan topik
Memilih topik merupakan langkah untuk menemukan permasalahan yang akan ditulis dalam artikel. Secara umum topik dimaknai sebagai pokok persoalan atau proposisi yang berwujud frase atau kalimat yang menjadi inti pembicaraan.
Dalam memilih topik, penulis  perlu mempertimbangkan beberapa hal yaitu:
a.      Topik itu ada manfaatnya dan layak dibahas.
b.     Topik itu cukup menarik.
c.      Topik itu dikenal baik.
d.     Bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai.
e.      Topik tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit
Akhadiah (dalam Sukino, 2010: 186).
Selain itu topik untuk tulisan artikel ilmiah berupa masalah yang aktual dan hangat dibicarakan masyarakat. Dalam hal ini ada tiga kerangka untuk mengkategorikan keaktualan topik sebagai berikut:
a)   Topik yang dipilih dalam tulisan betul-betul gagasan yang sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat saat ini.
b)   Topik yang dipilih dilandasi adanya momen penting yang terjadi saat itu.
c)   Topik yang berupa konseptual praktis (topik yang didasarkan pada sebuah temuan atau pemikiran baru yang perlu dikomunikasikan pada pembaca).
(Sukino, 2010).
Masalah lain yang berkaitan dengan topik pemilihan artikel adalah pembatasan topik. Pembatasan topik ini dimaksudkan untuk menetapkan fokus penulisan sesuai dengan skemata maupun ide aktual yang akan ditulis. 
2)     Pengumpulan bahan
Akhadiyah (dalam Sukino, 2010: 188) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan bahan dalam penulisan artikel adalah semua informasi atau data yang dipergunakan untuk mencapai tujuan penulisan. Bahan-bahan yang diperlukan untuk menulis artikel dapat diperoleh melalui kajian pustaka seperti: buku, majalah, dan koran. Selain itu bahan-bahan dalam penulisan artikel dapat diperoleh melalui pengalaman, pengamatan terhadap objek/fenomena tertentu, dan juga hasil wawancara.
3)     Memilih pola penggarapan
Pola penggarapan sangat dipengaruhi oleh gaya dan kecenderungan masing-masing penulis. Soeseno (dalam Sukino, 2010: 190-194) menyatakan bahwa ada beberapa pola penggarapan yang dapat dijadikan pedoman dalam penulisan artikel yang meliputi :
a)     Pola pemecahan masalah (topik).
Pola ini dilakukan dengan cara memecah topik yang masih berada dalam lingkup pembicaraan yang ditemakan menjadi subtopik atau bagian-bagian yang lebih kecil dan menganalisisnya masing-masing sub tersebut.
b)     Pola masalah dan pemecahannya
Pola ini diawali dengan mengemukakan masalah (lebih dari satu) yang masih berada dalam lingkup topik yang ditemakan dengan jelas, kemudian menganalisis pemecahan masalah yang dikemukakan oleh para ahli di bidang keilmuan yang relevan.
c)     Pola kronologis
Pola ini digunakan bila penulis bermaksud menuangkan pemikirannya secara berurutan berdasarkan rangkaian peristiwa-peristiwa yang terjadi.
d)     Pola pendapat dan ulasan
Pola ini baru digunakan bila penulis  hendak mengemukakan pendapatnya sendiri tentang topik yang digarapnya, kemudian didukung dengan alasan pemikiran-pemikiran yang mendorong ke arah pernyataan pendapat itu.
e)        Pola pembandingan
Pola ini membandingkan dua aspek atau lebih dari satu topik dan menunjukkan persamaan dan perbedaannya.


4)     Penyusunan kerangka karangan/artikel
Penyusunan kerangka karangan/artikel dapat membantu penulis pemula dalam menyajikan tulisan secara sistematis. Selain itu kerangka karangan/artikel dapat membuat tulisan terfokus pada masalah yang akan ditulisnya.
5)     Melakukan penulisan
Proses penulisan secara umum terdapat tiga tahapan yang harus dilakukan, yakni : tahap pembuka, inti, dan penutup. Tahap pembuka atau pendahuluan tulisan artikel, khususnya artikel opini, dapat dilakukan dengan berbagai bentuk. Soeseno (dalam Sukino, 2010: 195-196) menyatakan bahwa setidaknya ada tujuh macam bentuk pendahuluan tulisan artikel yaitu sebagai berikut:
a)     Ringkasan,
b)     Pernyataan yang menonjol (pendahuluan kejutan)
c)     Pelukisan
d)     Anekdot
e)     Pertanyaan
f)      Kutipan orang lain
g)     Amanat langsung
         Bagian pembahasan atau tubuh utama tulisan merupakan ide yang ingin disampaikan. Dalam pembahasan topik tulisan dipecah-pecah menjadi berapa bagian. Masing-masing bagian dibatasi dengan subjudul-subjudul. Hal ini dimaksudkan agar dapat memberikan kesempatan  pembaca agar memiliki waktu jeda, dan juga sebagai instrumen penyegar serta pemberi semangat baca baru bagi para pembaca.
         Bagian terakhir tulisan artikel adalah penutup. Secara umum, bagian penutup artikel dapat berbentuk kesimpulan dari isi secara keseluruhan, bisa juga  berupa saran, ajakan, himbauan atau yang lainnya.
6)     Memilih judul artikel
Tidak bisa dipungkiri bahwa judul akan menjadi daya tarik utama dan yang pertama bagi pembaca ketika akan membaca sebuah tulisan artikel. Aji Putra, Bramma (2010: 20-23) menyatakan ada tiga cara untuk membuat judul yang memikat yaitu : (1) gunakan diksi yang tepat, (2) plesetan dari istilah umum, dan (3) gunakan istilah iklan.
7)     Editing artikel
Setelah artikel selesai kita tulis, hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah melakukan editing (pemeriksaan) menyeluruh. Editing sebaiknya dilakukan secara sistematis. Maksudnya editing dimulai dari bagian pertama tulisan.
Selain memperhatikan kedelapan langkah tersebut untuk menjadi penulis artikel yang sukses seorang penulis pemula juga harus mempunyai modal dasar, yaitu rajin membaca. Dengan membaca seorang penulis tidak saja memiliki banyak pengetahuan dan referensi tentang berbagai masalah tetapi juga dapat mempelajari bagaimana orang lain mengemukakan pandangannya lewat bahasa tulisan/artikel (Romli, 2009).

Bahasa Artikel Ilmiah Populer (Opini)
Selain  sebagai bagian dari artikel ilmiah populer, opini juga dianggap sebagai karya jurnalistik. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa opini adalah bagian dari sajian media cetak, yang berdampingan dengan kolom, tajuk rencana, dan berita langsung. Secara tidak langsung maka penulisan opini akan cenderung menggunakan ragam bahasa jurnalistik (Windia dan Atmaja, 2010: 33).
Ragam bahasa jurnalistik dalam makna yang sempit, dapat dipahami sebagai ragam bahasa berita. Sedangkan secara umum ragam bahasa jurnalistik dapat diartikan sebagai sebuah ragam atau varian dalam Bahasa Indonesia, yang digunakan kelompok masyarakat wartawan untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan berita (Windia dan Atmaja, 2010: 35).
Deskripsi bahasa jurnalistik memang mengacu pada bahasa berita, jika dilihat dengan seksama dari aspek kebahasaan, artikel opini mempunyai ragam bahasa yang sama dengan bahasa berita yaitu singkat, padat, dan lugas. Adapun bahasa artikel opini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a)     Singkat, artinya menghindari penjelasan yang panjang dan bertele-tele.
b)     Padat, artinya bahasa artikel opini yang singkat itu sudah mampu menyampaikan informasi secara lengkap, semua informasi yang diperlukan pembaca sudah tertampung di dalamnya.
c)     Sederhana, artinya sedapat mungkin menggunakan kalimat yang bersifat efektif, praktis, sederhana, dan tidak bombastis.
d)     Lugas, artinya mampu menyampaikan pengertian atau makna informasi langsung dengan menghindari bahasa yang berbunga-bunga.
e)     Menarik, artinya menggunakan diksi (pilihan kata) yang masih hidup, tumbuh, dan berkembang.
f)      Jelas, artinya informasi yang disampaikan dengan mudah dapat dipahami oleh khalayak pada umumnya (pembaca).
g)     Tipografis, artinya menempatkan kata-kata secara tipologis guna mencapai efek estetik dan kaidah khusus bahasa jurnalistik media tertentu.
(Windia dan Atmaja, 2010).
Selain tujuh ciri di atas, Bahasa Indonesia ragam jurnalistik tidak dapat melepaskan diri dari keterikatan gramatikal (terutama EYD), dan ketentuan khusus yang berlaku pada media cetak tertentu, dengan mengutamakan prinsip kecepatan, ketepatan, kebenaran, kejujuran, keadilan, keseimbangan, dan tidak berprasangka (praduga tak bersalah).


 
DAFTAR PUSTAKA

Aji Putra, Bramma. 2010. Menembus Koran : Cara Jitu Menulis Artikel Layak Jual. Yogyakarta : Leutika
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.                                   
Poerwadarminta, W.J.S. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Sukino. 2010. Menulis Itu Mudah. Yogyakarta : Pustaka Populer.

Suparno. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta : Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional

Wayan Windia & Jiwa Atmaja. 2010. Teknik Menulis Artikel Opini. Denpasar : Udayana University Press.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar