Berdasarkan kitab suci Veda, Utsawa Dharma Gita pada
hakekatnya adalah; Phalasruti, Phala- sloka, dan Phalakwaya. Phalasruti
mengandung makna pahala dari pembacaan kibat-kitab sruti atau wahyu yang pada
umumnya disebut mantra yang berasal dari Hyang Widhi. Phalasloka adalah pahala dari pembacaan kitab-kitab
susastra Hindu seperti kitab Itihasa, yakni Ramayana cur. Mahabrata. Phalawakya
adalah tradisi pembacaan karya sastra Jawa Kuno berbentuk prosa atau parva.
Utsawa berarti festival atau lomba. Sedangkan Dharma Gita adalah nyanyian suci
keagamaan. Dengan demikian, Utsawa Dharma Gita adalah festival atau lomba
nyanyian suci keagamaan Hindu. Utsawa Dharma Gita. sebagai kidung suci
keagamaan Hindu telah lama berkembang di masyarakat melalui berbagai pesantian,
, baik yang ada di Bali maupun luar Bali. Sebelum menasional, Utsawa Dharma
Gita dilaksanakan Pemda Bali dalam bentuk lomba kekawin dan kidung.
Penggunaan Dharma Gita dalam berbagai bentuk kegiatan
keagamaan sangat membantu menciptakan suasana hening, hikmat/kusuk yang
dipancari getaran kesucian dengan jenis yadnya yang dilaksanakan, sehingga
kegiatan tersebut dapat berjalan hening, hikmat/kusuk. Untuk melestarikan dan
mengembangkan Dharma Gita dalam pelaksanaan kegiatan di masyarakat, Utsawa
Dharma Gita diupayakan berlangsung setiap tiga tahun sekali. Utsawa Dharma Gita
tingkat nasional telah berlangsung delapan kali berturut-turut.
TUJUAN UTSAWA DHARMA GITA
Meningkatkan rasa keagamaan sebagai wujud pemahaman
ajaran agama. Meningkatkan sradha dan bhakti sebagai landasan terbentuknya
ahlak mulia. Melestarikan dan mengembangkan Dharma Gita di kalangan umat Hindu.
Memantapkan kerukunan hidup intern umat Hindu yang serasi dan harmonis.
Mempersatukan dan menyamakan persepsi tentang Dharma Gita. Meningkatkan kajian
terhadapa kitab suci Veda.
Meningkatkan keterampilan membaca kitab suci Veda atau
kidung-kidung keagamaan. Meningkatkan penguasaan materi ajaran agama Hindu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar