"OM AWIGNAMASTU NAMA SIDDHEM OM SWASTIASTU" SEMOGA SEMUA DALAM PERLINDUNGAN TUHAN, SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGHA BERMANFAAT.jangan lupa kunjungi videobsaya di link https://youtu.be/-UJdPDAjETM

10/18/2011

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


Masa remaja merupakan masa “belajar” untuk tumbuh dan berkembang dari anak menjadi dewasa. Masa belajar ini disertai dengan tugas-tugas, yang dalam istilah psikologi dikenal dengan istilah perkembangan. Sama halnya dengan di sekolah, tugas perkembangan ini juga harus diselesaikan oleh seorang remaja dengan baik dan tepat waktu untuk dapat naik ke kelas berikutnya. Istilah tugas perkembangan digunakan untuk menggambarkan harapan masyarakat terhadap suatu individu untuk melaksanakan tugas tertentu pada masa usia tertentu sehingga individu itu dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat. Setiap fase perkembangan, yaitu sejak seorang bayi lahir, tumbuh menjadi dewasa sampai akhirnya mati, mempunyai tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Tugas-tugas perkembangan ini harus dicapai sebelum seorang remaja melangkah ke tahapan perkembangan selanjutnya. Apabila remaja tadi gagal dalam memenuhi tugas perkembangannya secara tepat waktu, maka ia akan sulit untuk memenuhi tugas perkembangan fase selanjutnya. Atau, apabila ia gagal melaksanakan tugas perkembangannya pada waktu yang tepat, maka ia mengalami kesulitan untuk menyelesaikannya di waktu yang lain, atau melaksanakan tugas perkembangan pada tahapan yang lebih lanjut.
                        Havighurst menawarkan suatu konsep tugas perkembangan yang meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap atau fungsi yang diharapkan dapat dicapai oleh individu pada setiap tahap perkembangannya, antara lain :
1.       Mencapai suatu hubungan yang baru dan lebih matang antara teman sejenis dan lawan jenisnya
                             Remaja diharapkan mampu bergaul secara baik dengan teman laki-laki maupun perempuan. Setiap interaksi yang dilakukan merupakan proses belajar saling mengenal, mengerti, dan memahami masing-masing karakter, serta memilih-milah hal-hal yang patut ditiru maupun dibuang. Para ahli mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalamhal Persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, musik atau film apa yang bagus, dan sebagainya. Jadi remaja harus mendapatkan bimbingan dan bekal moral yang berbudi luhur serta diawasi orang tua/tenaga pendidik agar tidak terjerumus ke dalam kelompok teman sebaya yang tidak baik. Dengan mencermati bahwa kelompok teman sebaya merupakan hal yang sangat berpengaruh dan menentukan perilaku dan perkembangan remaja maka perkembangan program kelompok remaja ke arah kegiatan yang bernilai positif merupakan hal yang mutlak diperlukan.

2.       Mencapai perasaan seks dewasa yang diterima secara dewasa
                             Masa remaja diawali oleh datangnya pubertas, yaitu proses bertahap yang mengubah kondisi fisik dan psikologis seorang anak menjadi dewasa. Pada saat ini terjadi peningkatan dorongan seks sebagai akibat perubahan hormonal. Pada masa ini akan terjadi perubahan secara fisik maupun mental. Hal ini akan berpengaruh pada perilaku remaja tersebut, perasaan minder karena dianggap diri gemuk, terlalu kurus, tidak cantik, belum punya pacar, dan sebagainya ini akan mengganggu proses belajar-mengajar di sekolah. Hal yang bisa dilakukan untuk mencegah mengarahnya perilaku remaja ke arah yang negatif adalah dengan menjadi “pendengar yang baik”, bertindak sebagai teman yang dapat diajak bertukar pikiran dan tidak menghakimi jika dia melakukan suatu kesalahan, melainkan mengarahkan dia untuk dapat memahami bahwa perilaku yang diperbuat adalah tidak baik, sehingga dia tidak melakukannya lagi.
                             Dengan demikian remaja harus memenuhi tugas perkembangan mereka, untuk memahami bagaimana menangani minat seksual mereka dan menjadikan seks sebagai bagian dari kehidupan personal dan sosial mereka.

3.       Menerima keadaan badannya dan menggunakannya secara efektif
                             Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.
                             Banyak diantara remaja yang sulit menerima kenyataan bahwa kita berkulit gelap atau tidak setinggi dan selangsing teman sebaya. Perasaan tidak puas ini kemudian membuat mereka selalu dilanda perasaan minder, sehingga malas bergaul apalagi pergi ke pesta. Perasaan ini menutupi kenyataan, misalnya bahwa mereka sebetulnya punya sepasang mata yang indah. Untuk mengatasi hal ini, sebaiknya fokuskan perhatian ke kelebihan dan jadikan itu sebagai daya tarik. Selain itu, hilangkan dari pikiran pa yang selama ini selalu ditanamkan oleh lingkungan, bahwa perempuan harus cantik, putih, tinggi, dan langsung untuk dapat disebut sebagai perempuan sejati, sedangkan laki-laki harus berbadan kekar, berbulu dan bersuara dalam untuk bisa dikatakan jantan. Masing-masing individu mempunyai potensi-potensi diri yang dapat dikembangkan sehingga dapat menutupi kekuarangan yang ada.

4.       Mencapai kebebasan emosional dari orang dewasa
                             Usaha untuk mencapai kemandirian emosional bisa membuat remaja melawan keinginan atau bertentangan pendapat dengan orangtuanya. Dengan ciri khas remaja yang penuh gejolak dan emosional, pertentangan pendapat ini sering kali membuat remaja menjadi pemberontak di rumah. Apabila masalah ini tidak terselesaikan, terutama apabila orangtua bersikap otoriter, remaja cenderung untuk mencari jalan keluar di luar rumah, yaitu dengan cara bergabung dengan teman-teman sebaya yang senasib. Sebetulnya, curhat dengan teman sebaya tidak ada salahnya, selama teman sebaya itu bisa membantu mendapatkan solusi yang baik. Namun, sering kali karena yang dihadapi adalah remaja seusia yang punya masalah yang kurang lebih sama dan sama-sama belum berhasil mengerjakan tugas perkembangan yang sama, bisa jadi solusi yang ditawarkan kurang bijaksana. Karena itu, remaja perlu selalu ingat bahwa untuk melepaskan diri secara emosional dari prang tua pun, bisa dilakukan dengan meminta dukungan orangtua ataupun orang dewasa yang ada di sekitarnya. Tentunya bukan dengan cara meminta mereka untuk memecahkan masalah, tapi lebih kepada memahami keinginan kita sebagai remaja untuk dipahami sebagai ini\dividu yang beranjak dewasa dan tidak ingin terlalu tergantung lagi kepada mereka orang dewasa.
                             Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.

5.&6. Mencapai kebebasan ekonomi, memilih dan menyiapkan suatu pekerjaan
                 Setelah melepaskan diri dari ketergantungan emosional dengan orangtua atau orang dewasa lain, tugas yang menanti remaja adalah juga melepaskan diri dari ketergantungan financial dari mereka. Karena itulah, belajar bekerja juga merupakan hal yang perlu dilakukan oleh remaja, betapapun kecil penghasilan yang diperoleh. Dengan demikian, diharapkan pada saatnya nanti kita bisa siap terjun dan bekerja di masyarakat.
                 Mencapai kebebasan ekonomi dan mempersiapkan suatu pekerjaan ini didukung oleh pendidikan yang ditempuh. Diantara orientasi masa depan yang mulai diperhatikan pada usia remaja, orientasi masa depan remaja akan lebih terfokuskan dalam bidang pendidikan. Hal ini mengungkapkan bahwa usia remaja merupakan usia kritis karena remaja mulai memikirkan tentang prestasi yang dihasilkannya, dan prestasi ini terkait dengan bidang akademis mereka. Suatu prestasi dalam bidang akademis menjadi hal yang serius untuk diperhatikan, bahkan mereka sudah mampu membuat perkiraan kesuksesan dan kegagalan mereka ketika mereka memasuki usia dewasa. Menurut penelitian terkait dengan prestasi remaja, diketahui kalau prestasi seorang remaja akan meningkat bila mereka membuat suatu tujuan yang spesifik, baik tujuan jangka panjang maupun jangka pendek. Selain itu, remaja juga harus membuat perencanaan untuk mencapai tujuan yang telah dibuat. Dalam proses pencapaian tujuan, remaja juga harus memperhatikan kemajuan yang mereka capai, dimana remaja diharapkan melakukan evaluasi terhadap tujuan, rencana, serta kemajuan yang telah mereka capai.

7.       Menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga
                             Dengan dilaluinya tugas perkembangan yang telah disebutkan tadi yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk bergaul dengan sesama maupun lawan jenis, diharapkan pergaulan ini akan dapat mamba ke langkah selanjutnya yaitu untuk memilih pasangan hidup yang sesuai dan mulai mempersiapkan diri membentuk keluarga. Hal ini sebaiknya dilakukan setelah mereka mengalami kebebasan ekonomi dan telah mempunyai pekerjaan. Karena kehidupan berumah tangga / berkeluarga merupakan kehidupan yang kompleks, yang memerlukan kesiapan fisik, mental maupun finansial.

8.       Mengembangkan keterampilan dan konsep intelektual yang perlu bagi warga Negara yang kompleks
                             Remaja hidup di suatu daerah yang merupakan bagian dari suatu Negara, sudah tentu harus mematuhi segala peraturan dan tata tertib yang berlaku, sesuai dengan peribahasa, “dimana bumi dipijak disana langit dijunjung”. Mereka semenjak kecil sudah mulai ditanamkan rasa nasionalisme, cinta Negara, dan tidak melakukan perbuatan yang merugikan Negara. Tidak melakukan tindakan anarkis, tidak bertindak sebagai teroris, namun sebagai warga Negara diharapkan dapat menyumbangkan prestasi yang mengharumkan nama Negara, seperti mengembangkan keterampilan dalam olahraga badminton dan mengikuti turnamen nasional maupun internasional, dan sebagainya. Demi terwujudnya tugas perkembangan remaja ini, maka diadakan mata pelajaran Budi Pekerti, Pancasila, dan Kewarganegaraan, dengan harapan para peserta didik akan mengamalkan pelajaran tersebut dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.



9.       Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial
                             Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.
                             Idealnya, seseorang tentu diharapkan untuk berpartisipasi demi kebaikan atau perbaikan di lingkungan sosialnya, namun bila hal itu belum bisa dijalankan, minimal yang harus dilakukan adalah tidak menjadi beban bagi masyarakat atau lingkungan sosialnya. Karena itulah, remaja yang terlibat tawuran sampai menghancurkan fasilitas umum tentu tidak dapat dianggap telah melampaui tugas perkembangan yang satu ini dengan sukses.

10.    Mencapai suatu perangkat nilai yang digunakan sebagai pedoman tingkah laku
               Keberhasilan remaja melaksanakan tugas perkembangan ini ditandai dengan, misalnya kesuksesannya meredam serta mengendalikan gejolak emosi maupun seksualnya sehingga dapat hidup sesuai dengan norma dan etika yang berlaku. Untuk dapat memperoleh konsep diri yang memegang seperangkat nilai ini, remaja dapat memiliki model atau seseorang yang dijadikan tokoh idola yang tingkah lakunya kemudian diteladani.

                        Demikianlah, penjelasan mengenai tugas-tugas perkembangan remaja sebagai satu bagian dalam memahami remaja sebagai suatu masa transisi. Diharapkan, pada masa ini kita telah sampai pada pemahaman bahwa sesungguhnya masa remaja adalah masa transisi yang menjembatani masa kanak-kanak yang tidak matang ke masa dewasa yang matang. Macam transisi yang berbeda akan mamba pengaruh yang berbeda pula bagi individu yang mengalaminya. Demikian pula dengan bagaimana cara kita melihat transisi tersebut akan mempengaruhi bagaimana kita dapat memahami apa yang dialami dan dirasakan oleh remaja. Selanjutnya, kita akan melihat perubahan dan perkembangan apa yang dialami oleh individu selama masa remajanya.

 anda dapat lihat sekumpulaan remaja dalam foto ini, tidak semua prilakunya sama,,,yang dicerminkan dari gayanya masing-masing,,,,,,,,,,
Semogha,,,,,,bermanfaaaat,,,,,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar