"OM AWIGNAMASTU NAMA SIDDHEM OM SWASTIASTU" SEMOGA SEMUA DALAM PERLINDUNGAN TUHAN, SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGHA BERMANFAAT.jangan lupa kunjungi videobsaya di link https://youtu.be/-UJdPDAjETM

10/27/2011

ANALISIS KALIMAT BASA BALI


ANALISIS KALIMAT
       
        Dalam pemerian kalimat, perlu dibedakan antara fungsi sintaksis, kategori sintaksis, dan peran sintaksis. Konsep kategori, fungsi dan peran sering digunakan dalam analisis kalimat (sintaksis). Kategori merujuk kepada kelas kata seperti nomina, verba, adjektiva, dan adverbia. Fungsi mengacu pada kedudukan frasa dalam kalimat, seperti subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.
Fungsi induk (inti) dalam klausa adalah predikat, predikat biasanya berupa verbal artinya, secara kategorial perdikat itu berupa verba.
        Verba itu mengungkapkan suatu keadaan, kejadian, atau kegiatan. Dalam keadaan, kejadian atau kegiatan itu biasanya terlibatlah orang atau benda, satu atau lebih. Orang atau benda tersebut dijuluki peserta atau argumen. Verhaar,1996:164)
Dalam kalimat ada konstituen-konstituen baik inti atau non inti, hanya konstituen intilah yang disebut dengan argumen atau peserta pada verba. Sedangkan yang non inti disebut konstituen periferal. Konstituen periferal yang perlu demi keutuhan klausa disebut komplemen (pelengkap).
 Peran dinyatakan sebagai kategori semantis dalam kalimat, apakah nomina (argumen-argumen) dalam kalimat berperan sebagai aktor. Aktor dapat  menyiratkan peran agen, pemengaruh, lokatif, tema atau pasien (penderita). Kridalaksana (1993:168) menjelaskan bahwa peran semantik adalah hubungan antara predikator dengan sebuah nomina dalam proposisi. Peran semantik adalah peran yang dimiliki nomina yang merupakan (arti) dari argumen (peserta) pada verba dalam suatu struktur kalimat.
Konsep peran semantik dikembangkan oleh Foley dan Van Valin (1984) melalui teori peran umum. Teori ini menjelaskan bahwa terdapat dua peran umum pada argumen verba, yakni aktor dan undergoer. Peran-peran yang dimiliki aktor maupun undergoer seperti tersebut di atas.
 Misalnya dalam kalimat bahasa Bali  (1) Tiang naar jaja ‘Saya makan kue’. Predikat kalimat (1) adalah naar ‘makan’. Verba naar ‘makan’ membutuhkan dua argumen (peserta). Argumen pertama berperan sebagai agen dan argumen kedua berperan sebagai pasien.
 Berdasarkan struktur semantik verba naar ‘makan’ maka nomina tiang ‘saya’ dalam kalimat itu berperan sebagai agen dan nomina jaja  berperan sebagai pasien.
Konsep kategori, fungsi dan peran dalam kajian sintaksis merupakan pengembangan tata bahasa Tagmenik yang dipelopori oleh Kenneth L.Pika yang merupakan aliran struktural. Menurut aliran ini satuan dasar dari sintaksis adalah tagmen (kata ini berasal dari bahasa Yunani yang berarti ‘susunan’).
Dalam tata bahasa ini dijelaskan bahwa unsur-unsur kalimat dapat dibagi menjadi segmen-segmen. Setiap segmen kalimat dapat dilihat dari kategori, fungsi, dan perannya. Kategori, fungsi, dan peran dinyatakan sebagai slot dalam kalimat. Misalnya (2)  Ayah menendang adik, kalimat (2) terdiri atas tiga segmen, yaitu ayah, menendang, dan adik. Dilihat dari kategorinya segmen Ayah dan adik dinyatakan sebagai nomina, dan menendang dinyatakan sebagai verba. Dilihat dari fungsi sintaksisnya, segmen ayah dinyatakan sebagai subjek, segmen menendang dinyatakan sebagai predikat, dan segmen adik dinyatakan sebagai objek. Dilihat dari perannya, segmen ayah dinyatakan sebagai agen (pelaku) dan segmen adik sebagai pasien (penderita), sedangkan segmen menendang tidak memiliki peran    

1. Analisis Kalimat berdasarkan Fungsi, Kategori dan peran
        Analisis kalimat adalah pemisahan unsur-unsur yang membentuk kalimat dengan ktriteria tertentu. Dalam analisis kalimat yang perlu diperhatikan adalah pemisahan unsur-unsur yang membangun kalimat itu hanya sampai pada tingkat kata, sebab analisis kalimat termasuk tataran sintaksis, sedngkan sintaksis menelaah hubungan gramatikal di luar batas kata, tetapi dalam satuan yang disebut kalimat. Jadi kata dalam kalimat dapat dianalisis berdasarkar fungsi, kategori, dan peran

1) Analisis Kalimat Berdasarkan Fungsi
        Tiap kata atau frasa dalam kalimat mempunyai fungsi yang mengaitkannya dengan kata atau frasa lain yang ada dalam kalimat. Fungsi di sini diberi pengertian hubungan saling kebergantungan antara unsur-unsur dari suatu perangkat sedemikian rupa sehingga perangkat itu merupakan keutuhan dan membentuk sebuah struktur (Kridalaksana, 2002).
Fungsi itu bersifat sintksis artinya berkaitan dengan urutan kata atau frasa dalam kalimat. Fungsi sintaktis utama dalam bahasa adalah  subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Unsur-unsur ini semua ada dalam sebuah kalimat. Akan tetapi kelima unsur tersebut tidak selalu bersama-sama ada dalam satu kalimat.
Menurut Verhaar (1978) fungsi-fungsi sintaksis yang terdiri dari unsur-unsur S,P,O, dan K itu merupakan kotak-kotak kosong atau tempat-tempat kosong yang tidak mempunyai arti apa-apa karena kekosongannya. Tempat kosong itu akan diisi oleh sesuatu yang berupa kategori dan memiliki peranan tertentu. Lihat contoh berikut.
3) Dadong nyeledetin kaki tuni semengan.
    ‘Nenek melirik kakek tadi pagi’
Tempat kosong yang bernama subjek diisi oleh kata dadong ‘nenek’ yang berkategori nomina, tempat kosong yang bernama predikat diisi oleh kata nyeledetin ‘melirik’ yang berkategori verba, tempat kosong bernama objek diisi oleh kata kaki ‘kakek’ yang berkategori nomina  
        Untuk dapat mengetahui fungsi unsur kalimat perlu mengenal ciri umum tiap-tiap fungsi sintaksis tersebut.
a) Ciri-ciri Subjek 
Subjek merupakan sebuah fungsi dalam tataran sintaksis. Pada umumnya subjek berupa nomina, frasa nomina atau sesuatu yang dianggap nomina.
Kalau diperhatikan kalimat (3) Dadong nyeledetin kaki tuni semengan. yang dimaksud dengan subjek adalah sesuatu yang dianggap berdiri sendiri, dan yang tentangnya diberitakan sesuatu. Oleh karena subjek itu isinya sesuatu yang berdiri sendiri, maka semestinya terbentuk dari nomina atau kata benda (dadong’ nenek)
        Untuk menentukan subjek, kita dapat bertanya dengan memakai kata tanya apa atau siapa di hadapan predikat. Adapun ciri-ciri subjek adalah :     
-       tentangnya diberitakan sesuatu
-       dibentuk dengan kata benda atau sesuatu yang dibendakan
-       dapat bertanya dengan kata tanya apa atau siapa dihadapan predikat.

b) Ciri-ciri Predikat
        Predikat adalah bagian yang memberi keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri atau subjek itu. Biasanya predikat kalimat berupa frasa verbal atau frasa  adjektival. Memakai kata tanya mengapa, artinya dalam keadaan apa, bagaimana, atau mengerjakan apa?  Seperti kata nyeleditin ‘melirik’ pada contoh (3) di atas adalah predikat yang berasal dari verba

c) Ciri-ciri Objek
        Objek adalah konstituen kalimat yang kehadiranya dituntut oleh predikat yang berupa verba transitif pada kalimat aktif. Objek selalu diletakkan setelah predikat. Dengan demikian objek dapat dikenali dengan memerhatikan (a) jenis predikat yang melengkapinya, dan (b) ciri khas objek itu sendiri biasanya verba transitif ditandai oleh kehadiran afiks tertentu. Biasanya objek berupa nomina. Objek pada kalimat aktif transitif akan menjadi subjek jika kalimat itu dipasifkan. Seperti pada contoh berikut.
        (4)  Bapa ngaturang dana punia ‘Ayah menyerahkan sumbangan’. Kalau dipasifkan
        (5) Dana punia aturanga teken i bapa. Dana punia diserahkan oleh ayah. Objek dari kalimat (4) adalah dana punia yang berkategori nomina dan menjadi subjek pada kalimat pasif  pada kalimat (5).

d) Ciri-ciri Pelengkap
        Fungsi pelengkap mirip dengan objek. Posisinya sama persis, yaitu sama-sama di belakang predikat. Salah satu perbedaan mencolok antara kedua fungsi itu adalah objek dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif, sedangkan pelengkap tidak.
6) Memene nyakitang basang. ‘Ibunya sakit perut’
7) Putu ngalihang icang gegaen’ Putu mencarikan
     saya pekerjaan.
 Satuan basang ‘perut’ dan gegaen ‘pekerjaan’ sama-sama berfungsi sebagai pelengkap di dalam kalimat di atas.



d) Ciri-ciri Keterangan
        Keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling mudah berpindah letaknya. Keterangan dapat berada di akhir, awal, dan bahkan di tengah kalimat. (Suparman, 1985). Pada umumnya kehadiran keterangan pada kalimat bersifat mana suka, biasanya berupa frasa nominal, frasa preposisional, atau frasa adverbial.
Perhatikan contoh berikut.
(8) Mbok ngetep bokne di kamar.
     ‘Kakak memotong rambutnya di kamar
(9) Mbok ngetep bokne baan gunting.
      Kakak memotong rambutnya dengan gunting
Unsur di kamar, baan gunting pada contoh kalimat di atas merupakan keterangan yang sifatnya manasuka. Berdasarkan maknanya terdapat bermacam-macam keterangan termasuk dalam kalimat bahasa Bali seperti:
-       keterangan lokatif fungsi yang menunjukkan tempat
-       keterangan temporal fungsi yang menerangkan waktu
-       keterangan instrumental fungsi menunjukan alat
-       keterangan tujuan fungsinya menyatakan tujuan atau maksud perbuatan atau kejadian
-       keterangan cara menyatakan cara suatu peristiwa terjadi
-       keterangan penyerta menyatakan ada tidaknya orang yang menyertai orang lain dalam melakukan perbuatan
-       keterangan similatif menyatakan kesetaraan atau kemiripan antara suatu keadaan, kejadian atau perbuatan dengan keadaan, kejadian, atau perbuatan yang lain
-       keterangan penyebaban yang menyatakan sebab atau alasan terjadinya suatu keadaan, kejadian, atau perbuatan
-       keterangan kesalingan menyatakan bahwa suatu perbuatan dilakukan silih berganti


2) Analisis Kalimat Berdasarkan Kategori

        Kategori sintaksis sering disebut kategori atau kelas kata (Alwi, et.al,1998). Analisis kalimat berdasarkan kategori merupakan penentua kelas kata yang menjadi un sur-unsur kalimat. Menurut Verhaar (1996) kategori sintaksis adalah apa yang sering disebut ‘kelas  kata’ seperti nomina, verba, adjektiva, adverbial dan preposisi. Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Bali juga membagi kelas kata ke dalam lima kelas kata seperti nomina, verba, adjektiva, adverbia, dan kata tugas

a) Kategori Nomina
Dalam kalimat nomina cenderung menduduki fungsi subjek, objek, atau pelengkap.
-       Karunge isinina baas.
-       Bapane ngajak memene ke peken.
-       Nyoman ngirimang memene pipis ibi.

Satuan karunge ‘karung, (itu), baas ‘beras’ ,bapane ‘ayah’ memene ‘ibunya’ , nyoman ‘nyoman’ dan pipis ‘uang’ dalam kalimat di atas adalah nomina yang menempati fungsi subjek, objek, dan pelengkap

b) Kategori Verba 
Kategori verba memiliki fungsi utama sebagai predikat atau inti predikat dalam kalimat walaupun dapat juga mempunyai fungsi lain.
-       Malinge ento malaib.
-       Adine memaca buku.

Satuan malaib’ berlari’ dan memaca ‘membaca’ dalam kalimat di atas berkategori verba dan menduduki fungsi predikat.

c) Kategori Adjektiva berpotensi sebagai fungsi predikat dan penjelas fungsi lain
        - Pan Dolar ngamatiang lelipi selem.
        - Kopi ane pahit suba daara.
Satuan selem ‘hitam’ dalam kalimat di atas berfungsi sebagai penjelas unsur lain, dan pahit berfungsi sebagai predikat sebagai penjelas dari kata kopi yang bersama-sama dengan kata tugas ane

d) Kategori adverbial
Kategori adverbial dapat menerangkan berbagai fungsi dalam kalimat
-       Pak Raka suba medaar.
Satuan suba ‘sudah’  berposisi sebelum medaar ‘makan’ yang berfungsi sebagai predikat. Kalimat itu berpredikat dua buah kata, dengan medaar ‘makan’ sebagai inti dan suba ‘sudah’ sebagai penjelas.

Kata Tugas
Secara mandiri kata tugas belum pernah menduduki fungsi dalam kalimat. Kata tugas sebagai pengisi fungsi  setelah bergabung dengan kategori lain.
-       Pianakne mejalan ka  peken.
-       Uli tuni tiang ngantosan bli.
Satuan ka ‘ke’ dan uli ‘dari’ dalam kalimat di atas termasuk contoh kata tugas. Kata-kata itu tidak secara mandiri berposisi sebagai keterangan tetapi  semuanya bergabung.

3)Analisis Kalimat Berdasarkan Peran Semantis
        Peran Semantis unsure kalimat bahasa Bali dapat dibedakan atas :
Pelaku, Sasaran, Pengalam, Peruntung, alat, tempat, waktu,  atribut, dan hasil
-       Pelaku adalah partisipan yang melakukan perbuatan yang pada umumnya  manusia atau binatang, atau juga benda.
Doglar ngejuk siap.

-       Sasaran adalah partisipan yang dikenai perbuatan yang pada umumnya terletak dibelakang predikat
Raka nongosin adine jumah.
-       Pengalam adalah partisipan yang mengalami keadaan atau peristiwa. Peran pengalam terdapat di dalam fungsi subjek dengan predikat adjektiva atau verba intransitive
Nyoman gelem.
-       Peruntung adalah partisipan yang memperoleh manfaat atau keuntungan dari peristiwa atau perbuatan yang dinyatakan predikat. Biasanya peran peruntung berfungsi sebagai objek atau pelengkap.

Panitia ngaturang dana punia teken pemangku.

-       Alat adalah partisipan yang digunakan untuk melakukan perbuatan yang dinyatakan predikat. Peran alat merupakan instrument dalam unsur keterangan

-       Tiang meli buku aji pipis tiange pedidi.

-       Tempat  atau lokatif : peran partisipan yang menyatakan tempat. Biasanya berfungsi sebagai keterangan objek atau subjek.
Murid  Jawa melali ke kuta.
-       Waktu atau temporal : peran partisipan yang menyatakan waktu. Biasanya terdapat dalam fungsi keterangan. Dalam kalimat tertentu peran waktu juga terdapat di dalam fungsi subjek.
Jani otonan tiange.
-Atribut : merupakan peran partisipan yang berfungsi sebagai
predikat atau pelengkap.
Anake ento misan tiange.
-Hasil peran partisipan yang menyatakan hasil atas perbuatan
yang dinyatakan oleh  verba predikat.
Patung ento gaena aji kayu ketewel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar