ANALISIS KALIMAT
Dalam
pemerian kalimat, perlu dibedakan antara fungsi sintaksis, kategori sintaksis,
dan peran sintaksis. Konsep kategori, fungsi dan peran sering digunakan dalam
analisis kalimat (sintaksis). Kategori merujuk kepada kelas kata
seperti nomina, verba, adjektiva, dan adverbia. Fungsi mengacu pada kedudukan
frasa dalam kalimat, seperti subjek, predikat, objek, pelengkap, dan
keterangan.
Fungsi
induk (inti) dalam klausa adalah predikat, predikat biasanya berupa verbal
artinya, secara kategorial perdikat itu berupa verba.
Verba itu mengungkapkan suatu keadaan,
kejadian, atau kegiatan. Dalam keadaan, kejadian atau kegiatan itu biasanya
terlibatlah orang atau benda, satu atau lebih. Orang atau benda tersebut
dijuluki peserta atau argumen. Verhaar,1996:164)
Dalam
kalimat ada konstituen-konstituen baik inti atau non inti, hanya konstituen
intilah yang disebut dengan argumen atau peserta pada verba. Sedangkan yang non
inti disebut konstituen periferal. Konstituen periferal yang perlu demi keutuhan
klausa disebut komplemen (pelengkap).
Peran dinyatakan sebagai kategori semantis
dalam kalimat, apakah nomina (argumen-argumen) dalam kalimat berperan sebagai
aktor. Aktor dapat menyiratkan peran
agen, pemengaruh, lokatif, tema atau pasien (penderita). Kridalaksana
(1993:168) menjelaskan bahwa peran semantik adalah hubungan antara predikator
dengan sebuah nomina dalam proposisi. Peran semantik adalah peran yang dimiliki
nomina yang merupakan (arti) dari argumen (peserta) pada verba dalam suatu
struktur kalimat.
Konsep
peran semantik dikembangkan oleh Foley dan Van Valin (1984) melalui teori peran
umum. Teori ini menjelaskan bahwa terdapat dua peran umum pada argumen verba,
yakni aktor dan undergoer. Peran-peran yang dimiliki aktor maupun undergoer seperti
tersebut di atas.
Misalnya dalam kalimat bahasa Bali (1) Tiang
naar jaja ‘Saya makan kue’. Predikat kalimat (1) adalah naar ‘makan’. Verba naar ‘makan’ membutuhkan dua argumen (peserta). Argumen pertama
berperan sebagai agen dan argumen kedua berperan sebagai pasien.
Berdasarkan struktur semantik verba naar ‘makan’ maka nomina tiang ‘saya’ dalam kalimat itu berperan
sebagai agen dan nomina jaja berperan sebagai pasien.
Konsep
kategori, fungsi dan peran dalam kajian sintaksis merupakan pengembangan tata
bahasa Tagmenik yang dipelopori oleh Kenneth L.Pika yang merupakan aliran
struktural. Menurut aliran ini satuan dasar dari sintaksis adalah tagmen (kata
ini berasal dari bahasa Yunani yang berarti ‘susunan’).
Dalam
tata bahasa ini dijelaskan bahwa unsur-unsur kalimat dapat dibagi menjadi
segmen-segmen. Setiap segmen kalimat dapat dilihat dari kategori, fungsi, dan
perannya. Kategori, fungsi, dan peran dinyatakan sebagai slot dalam kalimat.
Misalnya (2) Ayah menendang adik,
kalimat (2) terdiri atas tiga segmen, yaitu ayah, menendang, dan adik. Dilihat
dari kategorinya segmen Ayah dan adik dinyatakan sebagai nomina, dan menendang
dinyatakan sebagai verba. Dilihat dari fungsi sintaksisnya, segmen ayah
dinyatakan sebagai subjek, segmen menendang dinyatakan sebagai predikat, dan
segmen adik dinyatakan sebagai objek. Dilihat dari perannya, segmen ayah
dinyatakan sebagai agen (pelaku) dan segmen adik sebagai pasien (penderita),
sedangkan segmen menendang tidak memiliki peran
1. Analisis
Kalimat berdasarkan Fungsi, Kategori dan peran
Analisis kalimat adalah pemisahan
unsur-unsur yang membentuk kalimat dengan ktriteria tertentu. Dalam analisis
kalimat yang perlu diperhatikan adalah pemisahan unsur-unsur yang membangun
kalimat itu hanya sampai pada tingkat kata, sebab analisis kalimat termasuk
tataran sintaksis, sedngkan sintaksis menelaah hubungan gramatikal di luar
batas kata, tetapi dalam satuan yang disebut kalimat. Jadi kata dalam kalimat
dapat dianalisis berdasarkar fungsi, kategori, dan peran
1) Analisis
Kalimat Berdasarkan Fungsi
Tiap kata atau frasa dalam kalimat
mempunyai fungsi yang mengaitkannya dengan kata atau frasa lain yang ada dalam
kalimat. Fungsi di sini diberi pengertian hubungan saling kebergantungan antara
unsur-unsur dari suatu perangkat sedemikian rupa sehingga perangkat itu
merupakan keutuhan dan membentuk sebuah struktur (Kridalaksana, 2002).
Fungsi
itu bersifat sintksis artinya berkaitan dengan urutan kata atau frasa dalam
kalimat. Fungsi sintaktis utama dalam bahasa adalah subjek, predikat, objek, pelengkap, dan
keterangan. Unsur-unsur ini semua ada dalam sebuah kalimat. Akan tetapi kelima
unsur tersebut tidak selalu bersama-sama ada dalam satu kalimat.
Menurut
Verhaar (1978) fungsi-fungsi sintaksis yang terdiri dari unsur-unsur S,P,O, dan
K itu merupakan kotak-kotak kosong atau tempat-tempat kosong yang tidak
mempunyai arti apa-apa karena kekosongannya. Tempat kosong itu akan diisi oleh
sesuatu yang berupa kategori dan memiliki peranan tertentu. Lihat contoh
berikut.
3) Dadong nyeledetin kaki tuni semengan.
‘Nenek melirik kakek tadi pagi’
Tempat kosong
yang bernama subjek diisi oleh kata dadong
‘nenek’ yang berkategori nomina, tempat kosong yang bernama predikat diisi oleh
kata nyeledetin ‘melirik’ yang
berkategori verba, tempat kosong bernama objek diisi oleh kata kaki ‘kakek’ yang berkategori
nomina
Untuk dapat mengetahui fungsi unsur
kalimat perlu mengenal ciri umum tiap-tiap fungsi sintaksis tersebut.
a)
Ciri-ciri Subjek
Subjek
merupakan sebuah fungsi dalam tataran sintaksis. Pada umumnya subjek berupa
nomina, frasa nomina atau sesuatu yang dianggap nomina.
Kalau
diperhatikan kalimat (3) Dadong
nyeledetin kaki tuni semengan. yang dimaksud dengan subjek adalah sesuatu
yang dianggap berdiri sendiri, dan yang tentangnya diberitakan sesuatu. Oleh
karena subjek itu isinya sesuatu yang berdiri sendiri, maka semestinya
terbentuk dari nomina atau kata benda (dadong’
nenek)
Untuk menentukan subjek, kita dapat
bertanya dengan memakai kata tanya apa atau siapa di hadapan predikat. Adapun ciri-ciri subjek adalah :
-
tentangnya diberitakan sesuatu
-
dibentuk dengan kata benda atau sesuatu
yang dibendakan
-
dapat bertanya dengan kata tanya apa
atau siapa dihadapan predikat.
b) Ciri-ciri
Predikat
Predikat adalah bagian yang memberi keterangan
tentang sesuatu yang berdiri sendiri atau subjek itu. Biasanya predikat kalimat
berupa frasa verbal atau frasa
adjektival. Memakai kata tanya mengapa, artinya dalam keadaan apa,
bagaimana, atau mengerjakan apa? Seperti
kata nyeleditin ‘melirik’ pada contoh
(3) di atas adalah predikat yang berasal dari verba
c) Ciri-ciri
Objek
Objek adalah konstituen kalimat yang
kehadiranya dituntut oleh predikat yang berupa verba transitif pada kalimat
aktif. Objek selalu diletakkan setelah predikat. Dengan demikian objek dapat
dikenali dengan memerhatikan (a) jenis predikat yang melengkapinya, dan (b)
ciri khas objek itu sendiri biasanya verba transitif ditandai oleh kehadiran
afiks tertentu. Biasanya objek berupa nomina. Objek pada kalimat aktif
transitif akan menjadi subjek jika kalimat itu dipasifkan. Seperti pada contoh
berikut.
(4)
Bapa ngaturang dana punia
‘Ayah menyerahkan sumbangan’. Kalau dipasifkan
(5) Dana
punia aturanga teken i bapa. Dana punia diserahkan oleh ayah. Objek
dari kalimat (4) adalah dana punia yang berkategori nomina dan menjadi subjek
pada kalimat pasif pada kalimat (5).
d) Ciri-ciri
Pelengkap
Fungsi pelengkap mirip dengan objek. Posisinya
sama persis, yaitu sama-sama di belakang predikat. Salah satu perbedaan
mencolok antara kedua fungsi itu adalah objek dapat dijadikan subjek dalam
kalimat pasif, sedangkan pelengkap tidak.
6) Memene nyakitang basang. ‘Ibunya sakit
perut’
7) Putu ngalihang icang gegaen’ Putu
mencarikan
saya pekerjaan.
Satuan basang
‘perut’ dan gegaen ‘pekerjaan’
sama-sama berfungsi sebagai pelengkap di dalam kalimat di atas.
d) Ciri-ciri
Keterangan
Keterangan merupakan fungsi sintaksis
yang paling beragam dan paling mudah berpindah letaknya. Keterangan dapat
berada di akhir, awal, dan bahkan di tengah kalimat. (Suparman, 1985). Pada
umumnya kehadiran keterangan pada kalimat bersifat mana suka, biasanya berupa
frasa nominal, frasa preposisional, atau frasa adverbial.
Perhatikan
contoh berikut.
(8) Mbok ngetep bokne di kamar.
‘Kakak memotong rambutnya di kamar
(9) Mbok ngetep bokne baan gunting.
Kakak memotong rambutnya dengan gunting
Unsur di kamar, baan gunting pada contoh kalimat di atas merupakan keterangan yang
sifatnya manasuka. Berdasarkan maknanya terdapat bermacam-macam keterangan termasuk
dalam kalimat bahasa Bali seperti:
-
keterangan lokatif fungsi yang
menunjukkan tempat
-
keterangan temporal fungsi yang
menerangkan waktu
- keterangan instrumental fungsi
menunjukan alat
- keterangan tujuan fungsinya
menyatakan tujuan atau maksud perbuatan atau kejadian
-
keterangan cara menyatakan cara suatu
peristiwa terjadi
-
keterangan penyerta menyatakan ada
tidaknya orang yang menyertai orang lain dalam melakukan perbuatan
-
keterangan similatif menyatakan
kesetaraan atau kemiripan antara suatu keadaan, kejadian atau perbuatan dengan
keadaan, kejadian, atau perbuatan yang lain
-
keterangan penyebaban yang menyatakan
sebab atau alasan terjadinya suatu keadaan, kejadian, atau perbuatan
-
keterangan kesalingan menyatakan bahwa
suatu perbuatan dilakukan silih berganti
2) Analisis
Kalimat Berdasarkan Kategori
Kategori sintaksis sering disebut
kategori atau kelas kata (Alwi, et.al,1998). Analisis kalimat berdasarkan
kategori merupakan penentua kelas kata yang menjadi un sur-unsur kalimat.
Menurut Verhaar (1996) kategori sintaksis adalah apa yang sering disebut
‘kelas kata’ seperti nomina, verba,
adjektiva, adverbial dan preposisi. Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Bali juga
membagi kelas kata ke dalam lima kelas kata seperti nomina, verba, adjektiva,
adverbia, dan kata tugas
a) Kategori
Nomina
Dalam kalimat
nomina cenderung menduduki fungsi subjek, objek, atau pelengkap.
- Karunge isinina baas.
- Bapane ngajak memene ke peken.
- Nyoman ngirimang memene pipis ibi.
Satuan karunge ‘karung, (itu), baas
‘beras’ ,bapane ‘ayah’ memene ‘ibunya’ , nyoman ‘nyoman’ dan pipis ‘uang’ dalam
kalimat di atas adalah nomina yang menempati fungsi subjek, objek, dan
pelengkap
b) Kategori Verba
Kategori verba memiliki fungsi utama
sebagai predikat atau inti predikat dalam kalimat walaupun dapat juga mempunyai
fungsi lain.
- Malinge ento malaib.
- Adine memaca buku.
Satuan malaib’ berlari’ dan memaca ‘membaca’ dalam kalimat di atas
berkategori verba dan menduduki fungsi predikat.
c) Kategori
Adjektiva berpotensi sebagai fungsi predikat dan penjelas fungsi lain
- Pan
Dolar ngamatiang lelipi selem.
-
Kopi ane pahit suba daara.
Satuan selem ‘hitam’ dalam kalimat di atas
berfungsi sebagai penjelas unsur lain, dan pahit
berfungsi sebagai predikat sebagai penjelas dari kata kopi yang bersama-sama
dengan kata tugas ane
d) Kategori
adverbial
Kategori
adverbial dapat menerangkan berbagai fungsi dalam kalimat
-
Pak Raka
suba medaar.
Satuan suba ‘sudah’ berposisi sebelum medaar ‘makan’ yang berfungsi sebagai predikat. Kalimat itu
berpredikat dua buah kata, dengan medaar ‘makan’ sebagai inti dan suba ‘sudah’ sebagai penjelas.
Kata Tugas
Secara mandiri
kata tugas belum pernah menduduki fungsi dalam kalimat. Kata tugas sebagai
pengisi fungsi setelah bergabung dengan
kategori lain.
-
Pianakne
mejalan ka peken.
-
Uli tuni
tiang ngantosan bli.
Satuan ka ‘ke’ dan uli ‘dari’ dalam kalimat di
atas termasuk contoh kata tugas. Kata-kata itu tidak secara mandiri berposisi
sebagai keterangan tetapi semuanya
bergabung.
3)Analisis
Kalimat Berdasarkan Peran Semantis
Peran Semantis unsure kalimat bahasa
Bali dapat dibedakan atas :
Pelaku, Sasaran,
Pengalam, Peruntung, alat, tempat, waktu,
atribut, dan hasil
-
Pelaku adalah partisipan yang melakukan
perbuatan yang pada umumnya manusia atau
binatang, atau juga benda.
Doglar ngejuk siap.
- Sasaran adalah partisipan yang
dikenai perbuatan yang pada umumnya terletak dibelakang predikat
Raka nongosin adine jumah.
-
Pengalam
adalah partisipan yang mengalami keadaan atau peristiwa. Peran pengalam
terdapat di dalam fungsi subjek dengan predikat adjektiva atau verba
intransitive
Nyoman gelem.
- Peruntung adalah partisipan yang
memperoleh manfaat atau keuntungan dari peristiwa atau perbuatan yang
dinyatakan predikat. Biasanya peran peruntung berfungsi sebagai objek atau
pelengkap.
Panitia ngaturang dana punia teken
pemangku.
-
Alat adalah partisipan yang digunakan
untuk melakukan perbuatan yang dinyatakan predikat. Peran alat merupakan
instrument dalam unsur keterangan
-
Tiang
meli buku aji pipis tiange pedidi.
-
Tempat
atau lokatif : peran partisipan yang menyatakan tempat. Biasanya
berfungsi sebagai keterangan objek atau subjek.
Murid
Jawa melali ke kuta.
-
Waktu atau temporal : peran partisipan
yang menyatakan waktu. Biasanya terdapat dalam fungsi keterangan. Dalam kalimat
tertentu peran waktu juga terdapat di dalam fungsi subjek.
Jani otonan tiange.
-Atribut
: merupakan peran partisipan yang berfungsi sebagai
predikat
atau pelengkap.
Anake ento misan tiange.
-Hasil peran partisipan yang
menyatakan hasil atas perbuatan
yang dinyatakan oleh verba predikat.
Patung ento gaena aji kayu ketewel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar