"OM AWIGNAMASTU NAMA SIDDHEM OM SWASTIASTU" SEMOGA SEMUA DALAM PERLINDUNGAN TUHAN, SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGHA BERMANFAAT.jangan lupa kunjungi videobsaya di link https://youtu.be/-UJdPDAjETM

11/24/2011

Sastra dan Masyarakat

Sejak zaman dahulu, sastra diyakini mempunyai hubungan tertentu dengan masyarakat. Hal ini karena sastra adalah semacam lembaga sosial yang memakai medium bahasa. De Bonald mengatakan bahwa “sastra adalah ungkapan perasaan masyarakat”.
Hakikat hubungan antara sastra dengan masyarakat bisa dibagi menjadi tiga poin. Pertama adalah sosiologi pengarang. Termasuk di sini adalah latar belakang pengarang, status sosial pengarang, dan ideologi pengarang. Kedua adalah isi karya sastra tersebut, terutama yang berkaitan dengan hal-hal sosial. Ketiga adalah dampak karya sastra tersebut terhadap pembaca dan masyarakat secara umum.
Sejauh manakah latar belakang pengarang menyumbang hubungan antara sastra dan masyarakat? Statistik menunjukkan bahwa pengarang-pengarang Eropa berasal dari kelas menengah. Namun, ternyata pengarang-pengarang komunis seperti di Rusia tidak hanya berasal dari kelas menengah. Akhirnya, penulis berkesimpulan bahwa latar belakang pengarang hanya mempunyai andil kecil dalam menjawab hubungan antara sastra dan masyarakat.
Apakah sebuah buku benar-benar mempunyai hubungan dengan masyarakat? Apakah Uncle Tom’s Cabin benar-benar penyebab perang saudara di Amerika? Kohn-Bramstedt mengatakan bahwa hanya  orang yang mempunyai pengetahuan mendalam di luar sastra lah yang dapat merumuskan hubungan antara sastra dan masyarakat. Namun, jika ingin mencari buktinya, memang ada karya sastra yang mencerminkan keadaan masyarakat pada waktu karya itu ditulis. Misalnya, pada zaman awal kebudayaan, kita menganggap bahwa lintah darat itu buruk. Citra buruk ini turun ke dalam karya Moliere yang berjudul L’avare, Shakespeare, ataupun Shylock. Memang jika diteliti lebih jauh, kita bisa mendapati ciri-ciri sosial pada zaman itu pada karya-karya sastra yang ada, misalnya alegori-alegori yang aneh atau gambaran kehidupan gembala dan alam pedesaan.
Tentang pengaruh karya sastra terhadap masyarakat, penulis sendiri belum bisa mengambil kesimpulan yang pasti. Hal ini masih menjadi perdebatan di kalangan para sastrawan itu sendiri. Max Scheler, Max Weber, dan Karl Mannheim mengupas sosiologi pengetahuan. Namun, teori ini mempunyai kelemahan karena masih melihat dari satu sisi saja. Misalnya, Weber hanya membicarakan faktor agama saja. Bisa jadi hubungan sastra dan masyarakat itu terjadi lewat faktor yang lain (agama hanya salah satu saja). Kita baru bisa menjawab dengan pasti apakah sebuah karya sastra berpengaruh terhadap masyarakat kalau faktor penentu sosial dan bentuk-bentuk sastra sudah diketemukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar