BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sesuai dengan pengertian
Sintaksis yang merupakan cabang linguistik
yang menelaah tentang kalimat, dimana
kalimat itu jangkauannya sangatlah luas
karena terdiri dari gabungan frase,
struktur pola pembentuknya dan
mempunyai cirri cirri tertentu.
Jadi
untuk lebih memahami tentang kalimat, dalam tulisan ini memuat
tentang pengertian kalimat,
cirri-ciri kalimat, klasifikasi kalimat, pola dasr
susunan kalimat dan transpormasi
kalimat.
Agar
jelas mengetahui tentang pengertian kalimat dengan unsure-unsur
pembentukannya dan berbagai ciriciri
kalimat itu, maka lihat dalam sub
pembahasan.
1.2
Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan karya
tulis ini tiada lain sebagai tugas untuk
melengkapi
nilai mata kuliah sintaksis yang dibimbing oleh Ibuk Dra. Ni
Wayan
Sumitri,M.Si.
Selain
itu, karya tulis ini mengambil judul “PENGERTIAN dan
KLASIFIKASI KALIMAT”, bertujuan untuk
menambah wawasan penulis
tentang pemahaman kalimat serta
memberikan informasi pembelajaran tentang
kalimat terhadap pembaca.
1.3
Rumusan
Masalah
Pengkajian tentang
permasalahan yang dihadapi penulis tentang tulisan
ini
sangatlah terbatas sesuai dengan kemampuan penulis sendiri baik dari
keterbatasan
pendukung atau buku-buku penunjang
tulisan.
Dengan
keterbatasan penulis dapat dirunuskan permasalahan sebagai berikut:
-
Apa itu kalimat? - Bagaimana cirri-cirinya? - Klafikasinya seperti apa?
- Bagaimana pola dasar susunannya?,
serta - Bagaimana transpormasisnya?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Kalimat
Depinisi tentang kalimat
banyak mengandung pengertian dimana
pengertian
kalimat menurut para ahli yaitu;
-
Kalimat
adalah satuan bahasa secara relative dapat berdiri sendiri yang mempunyai pola
interaksi akhir dan yang terdiri dari klausa (Cook,1971:39-40; Ekson dan Pickeet,1969:82).
-
Menurut
Lado (dalam parera, 1983), kalimat
didevinisikan sebagai the smallest unit of full expression is the sentence, not
the word. We talk with in sentences (unit-unit kecil yang bermakna lengkap).
-
Gorys
Keraf, dalam karyanya Tata Bahasa Indonesia, mengajukan defenisi kalimat
sebagai sebagai salah satu bagian ujaran yang di dahului dan diikuti oleh
kesenyapan sedangkan intonasinya menunjukan ujaran yang sudah lengkap,
(1984:141)
-
Jos
Daniel Parera, dalam Pengantar Linguistik Umum Bidang Sintaksis mengajukan
batasan pengertian kalimat sebagai bentuk ketatabahasaan yang maksima lyang tidak
merupakan bagian dari bentuk ketatabahasaan yang lain yang lebih besar dan
mempunyai cirri-kesinyapan final yang menunjukan bentuk itu berakhir (1980: 12)
-
M.Ramlan,
dalam bukunya Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis, mengajukan definisi kalimat
sebagai satuan gramatikyang dibatasi oleh adanya jeda panjang di sertai nada
akhir turun atau naik (1981:6).
-
Hery
Guntur Tarigan, dalam Prinsip-Prinsip Dasar Sintaksis, membatasi pengertian
kalimat yaitu satuan bahasa yang secara relative dapat berdiri sendiri, yang
mempunyai pola intonasi akhir dan yang terdiri dari klausa (1984:68).
-
Dalam
wujud tulisan , kalimat dimulai dengan huruf kafitaldan akhir dengan tanda
titik (.), tanda Tanya (?), atau tanda seru (!). (Alwi,et,al.1998.Kridalaksana,1985).
Jadi dari beberapa
pendapat para ahli tentang kalimat dapat di simpulkan,
bahwa kalimat merupakan susunan
kata-kata yang teratur yang berisi pikiran
yang lengkap. Dalam kaitannya dengan
satuan-satuan sintaksis yang lebih kecil dengan mengikuti konsep, bahwa kalimat
yaitu satuan sintaksis yang disusun dalam konstitue dasar yang bisanya berupa
klausa , yang dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan serta disertai dengan
intonasi final.
2.2
Ciri-Ciri Kalimat
Kalimat dasar
bercirikan tunggal pernyataan, sempurna dan aktif.
a). Ciri Tunggal
Kalimat dasar berbentuk
tunggal , artinya kalimat itu didukung oleh
kreteria
kalimat tnggal, misalnya didukung oleh fungsi subjek, predikat, objek,
dan
keterangan.
Contoh
kalimat berciri tunggal seperti:
- Kadek malajah. ‘kadek belajar’.
- Meme ngaba biu tunisemengan ‘Ibu membawa
pisang tadi pagi’.
b). Ciri Pernyataan
Artunya
kalimat dasr selalu berupa kalimat berita, antara lain berintonasi netral atau
berakhiran dengan titik dalam bahasa tulis.
Contoh:
-
Ida Bagus lunga ka pasar. ‘Ida Bagus pergi ka pasar’.
-
Ska truna pacang sangkep ka banjar. ‘Para
pemuda akan rapat ka banjar’.
c). Ciri Sempurna
Artinya
kalimat dasar itu sekurang-kurangnya harus didukung oleh fungsi subjek dan
predikat. Kehadiran fungsi lain baik funsi objek, pelengkap, maupun keterangan
tidak menentukan kesempurnaan kalimat.
Contoh:
-
Made madaar. ‘Made makan’
-
Made naar rujak di warung. ‘Made
makan rujak di warung’.
d). Ciri Aktif
Ciri
aktif dan pasif kalimat dapat dilihat dari prilaku subjek. Subjek kalimat dasar
selalu melakukan perbuatan sehingga kalimat itu berbentuk aktif.
Contoh:
-
Ajus malali ka Jawa. ‘Ajus rekreasi ka Jawa’.
-
Pan Kaler ngalap buluan di tegale. ‘Pan Kaler memetik rambutan di
ladangnya’.
Selain ciri-ciri tersebut ada empat
cirri utama kalimat, yaitu:
- Adanya satuan bahasa
- Secara relative dapat berdiri
sendiri
- Mempunyai pola intonasi final/akhir,
dan
- Terdiri dari klausa.
2.3
Klasifikasi Kalimat
A.
Klasifikasi Kalimat Berdasarkan
Jumlah dan Jenis Klausa
Klasifikasi
kalimat berdasarkan jumlah dan jenis klausa pada dasarnya dapat dibedakan atas:
1. Kalimat Tunggal
Adalah kalimat yang
terdiri dari satu klausa bebas tanpa klausa
terikat.
(cook,1971:32; Ekson and Pickett, 1969:123)
Misalnya:
-Tiang madaar. ‘Saya makan’.
- Dane ngelanjar. ‘Dia merokok’.
- Meme nyakan. ‘Ibu memasak’.
2. Kalimat Bersusun
Yaitu Kalimat yang
terdiri dari satu klausa bebas dan sekurang-
kurangnya
satu klausa terikat.
Misalnya:
- Tiang bangun sedurung siape makekeruyuk.
‘Saya bangun
sebelum ayam berkokok’.
- Ipun mekaad sedurung tiang bangun. ‘Dia
pergi sebelum saya
bangun’.
3. Kalimat Majemuk
Adalah kalimat yang
terdiri Dario beberapa klausa bebas.
Misalnya:
- Meme
nyakan di paon, ibeli ngalih saang di tegale. ‘Ibu
memasak di dapur, kakak mencari ranting
pohon di ladang’.
- Pekak ngarit ka carik, dadong medagang ke
peken. ‘Kakek
mencari rumput ke sawah, nenek
berjualan ka pasar’.
B.
Klasifikasi Kalimat Berdasarkan
Strutur internal Pada Klausa Utama
Di pandang dari segi
struktur internal klausa utama, dapat dibedakan
atas:
a).
Kalimat Sempurna
Yaitu
kalimat yang dasarnya terdiri dari klausa bebas,
(Cook.1971:47).
Oleh sebab itu kalimat sempurna didasari oleh suatu
klausa
bebas . Sehingga kalimat sempurna ini mencakup kalimat tunggal,
kalimat
bersusun dan kalimat majemuk.
Misalnya:
-
Bapa mamaca Koran. ‘Ayah membaca koran’.
-
Titiang nulis sakewanten adintiang
ningehang radio.
‘Saya menulis sedangkan adikku mendengarkan radio’.
b). Kalimat Tak Sempurna
Merupakan kalimat yang dasarnya terdiri dari sejumlah
klausa atau sama sekali tidak mengandung strukturklausa,(Cook,1971:47).
C.
Klasifikasi Kalimat Berdasarkan Jenis
Responsi Yang Diharapkan
Klasifikasi
kalimat berdasarkan jenis responsi yang diharapkan dapat dibedakan atas:
a). Kalimat
Pernyataan
Yaitu kalimat yang dibentuk untuk
menyiarkan informasi tanpa
mengharapkan
respon tertentu,(cook 1971:38).
Misalnya:
-
Angine banget. ‘Anginnya kencang’.
-
Cang ujan tuwun. ‘Hujan mau turun’
-
Langite gulem. ‘Langitnya mendung’.
b). Kalimat Seru
Merupakan kalimat yang dibentuk untuk memancing responsi
yang berupa tindakan atau perbuatan.
Misalnya:
-
Susutin motorne! ‘Cuci motor ini!’
-
Sampunang ngemaling! ‘Jangan mencuri!’
D.
Klasifikasi Kalimat Berdasarkan Sifat
Hubungan Aksi-Aksi
Klasifikasi kalimat
berdasarkan sifat hubungan aksi-aksi dapat dibedakan
Atas:
a).
Kalimat Aktif
yaitu
kalimat yang subjeknya berperan sebagai pelaku atau actor.
Misalnya:
-
Tiang maca Koran. ‘saya membaca koran’.
-
Ipun najuk kangkung. ‘Dia menanam kangkung’.
b). Kalimat Pasif
Yaitu kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita.
Misalnya:
-
Jajane ento dare ajak ibeli. ‘Jajan itu dimakan oleh kakak’.
-
Pekakne segut lelipi. ‘Kakeknya digigit ular’.
c). Kalimat Medial
adalah kalimat yang subjeknya berperan baik sebagai
pelaku maupun sebagai penderita.
Misalnya:
-
Tiang ngebes bukun tiange. ‘Saya merobek bukuku’.
-
Tiang ningalin muantiange. ‘Saya meliahat mukakku’.
d). Kalimat Kosiprokal
Adalah kalimat yang subjek dan objeknya melakukan
perbuatan yang berbalas-balasan.
Misalnya:
-
Para pemain sepak bola Indonesiane masalam-salaman sareng pemain malasia. ‘Pemain kesebelasan Indonesia bersalam-salaman dengan kesebelasan malaysia’.
-
Para mahasisia majaguran. ‘Para mahasiswa bahuantam’.
E.
Klasifikasi Kalimat Berdasarkan Ada atau Tidaknya Unsur
Negatif
Pada Frasa Verbal
Klasifikasi
Kalimat Berdasarkan Ada atau Tidaknya Unsur Negatif Pada Frasa Verbal dapat di
bedakan atas:
a). Kalimat
Afirmatif (Kalimat Pengesahan).
Adalah kalimat yang pada frase
verbal utamanya tidak terdapat unsure negative atau unsure penyangkalan.
Misalnya:
-
Ipun Ngacen Buku. ‘Dia membaca buku’.
-
Titiang nulis surat. ‘Saya menulis surat’.
b). Kalimat Negatif
(Kalimat Penyangkalan).
Adalah kalimat yang pada frase verbal utamanya terdapat
unsure negative atau unsure penyangkalan.
Misalnya:
-
Ipun nenten medaar. ‘Dia tidak makan’.
-
Pan lanang nenten mincing be. ‘Pan Lanang tidak memancing ikan’.
F.
Klasifikasi Kalimat Berdasarkan
Posisinya Dalam Percakapan
Klasifikasi kalimat
berdasarkan posisinya dalam kalimat dapat
dibedakan atas:
a).
Kalimat Situasi
Adalah
kalimat yang memulai suatu percakapan .
Kalimat
ituasi ini dapat juga mengikutipanggilan salam , seruan,
jawaban yang berbentuktetap
terhadapsalah satu dari ketiganya itu.
Misalny:
-
Rahajeng semeng! ‘Selamat pagi!’
-
Punapi gatrane nika? ‘Bagaimana kabarnya!’
-
Saking dija? ‘Dari mana?’
b). Kalimat Urain
Adalah kalimat yang menyambung atau
meneruskan suatu pembicaraan tanpa pergantian pembicara.
Contoh:
-
Dibi titiang nelokin odah. ‘Kemarin saya pergi mengujungi
nenek. (kalimat situasi)
Ipun lega pesan nepuk titiang. ‘Dia sangat gembira melihat saya.’
(kalimat Urutan)
c). Kalimat
Jawaban
Adalah kalimat yang menyabung dan
meneruskan suatu
pembicaraan
dengan pergantian pembicara.
Misalnya:
-
Punapi gatra? ‘Apa kabar?’ Gatra bejik nika. ‘kabar baik.’ (kalimat jawaban)
G.
Klasifikasi Kalimat Berdasarkan
Kontek dan Jawaban Yang Diberikan
Klasifikasi kalimat berdasarkan
konteks dan jawaban yang di berikan
dapat di bedakan atas:
a).
Kalimat Salam
Yaitu
kalimat yang menyatakan sutu keadan biar terjadinya sutu
interaksi,
misalnya:
-
Punapi gatrane nika? ‘Bagaimana kabarnya?’
-
Halo…
b). Kalimat Panggilan
Adalah kalimat pendek yang ditunjukan untuk mendapat
perhatian, dan menimbulkan jawaban yang beraneka ragam umumnya berupa pertayaan
singkat.
Contoh:
-
Biang!.... ‘Ibu!.....,Punapi? ‘Ada
apa?
c). Kalimat Seruan
Adala kalimat pendek yang biasanyaberpola tetap dengan
intonasi tertentu timbul dari beberapa kejadian yang tidak diduga.
Misalnya:
-
Pejang ento! ‘taruh itu!
-
Dejemake! ‘Jangan diambil!
d). Kalimat pertayaan
Adalh kalimat yang minimbulakan suatu jawaban linguistik.
Misalnya:
-
Sira pesengan ragane? ‘Siapa namamu?
-
Rinjg dija ragane nongos? ‘Dimana kamu tinggal?
e). Kalimat Permohonan
Adalah kalimat yang menagih response perbuatan selain
dari pada gerakan-gerakan tangan yang biasa dilakukan untuk mengeringi salam
dan panggilan.
Contoh:
-
Ngiring raris melinggih dumun. ‘silakan mari duduk.’
Suksma nika. ‘terimasi.” (dan bergerak untuk duduk).
f).
Kalimat Pernyataan
Adalah
kalimat yang menuntut response linguistic atau non
linguistyikyang
disebut tanda perhatian.
Misalnya:
-
Dibi titiang melancaran ka bandung. ‘Kemarin saya pergi ke bandung.’
Titiang nelokin kampus IKIP, drika. ‘Saya mengunjungi kampus IKIP,
disana.’ ……………..Seken, ye? ‘Oh. Ya?’
2.4
Pokok Dasar Susunan Kalimat
Satuan-satuan bahasa dari
fonem yang membentuk kesatuan yang lebih
besar
dari suku kata. Dari suku kata dapat dibentuk kesatuanyang lebih besar
lagi yaitu kata yang kemudian
membentuk kelompok kata (frase). Dimana frsa merupakan suatu kelompok kata yang
menjadi unsur pembentuk kalimat. Kalimat itu sendiri terbentuk dari kata atau
kelompok kata (frasa) sehingga merupakan pernyataan yang mengandung atau yang
memberikan makna yang lengkap.
Kelengkapan
suatu kalimat ditandai sekurang-kurangnya oleh sutu pokok yang menjadi pangkal
pembicaraan dan bagian lain yang menjelaskan atau memberikan keterangan tentang
hal-hal yang berkenaan dengan bagian pokok atau pangkal pembicaraan tersebut.
Contoh:
-
Umah punika ageng.
‘rumah itu besar.’
-
Adine ngeling.
‘Adik menangis.’
-
Kuacan titiang niki baru. ‘Baju saya baru.’
Frase rumah itu, kata adik dan frasa
baju saya pada contoh diatas masing-masing merupakan pokok pembicaraan dalam
kalimat-kalimat itu. Kata besar, menangis dan baru merupakan bagian yang
menerangkan pokok pembicaraan dalam kalimat itu kita sebut dengan subjek (S),
dan bagian yang memberi penjelasan kepadanya,kita sebut predikat (p).
Akan
tetapi tidak semua rangkain kat yangn terdiri atas subjek dan
predikatitu dapat menunjukkan
pengertian yang lengkap yang utuh. Atau dengan kata lain ada rangkain kata yang
terdiri atas subjek dan predikat, tetapi tidak bisa disebut dengan
kalimatkarena tidak dapat memberikan pengertiang yang lengkap, kecuali
dilengkapi dengan bagian lain yang biasanya disebut dengan objek (o).
Kadang-kadang diperluas oleh keterangan (K) yang berupa; keterangantempat,
keterangan waktu, keterangan alat, keterangan keadaan, dan lain-lain.
2.5
Transformasi Kalimat
Trabsformasi kalimat
adalah mengubah suatun pola kalimat menjadi
kalimat lain dengan pola baru.
Tranformasi kalimat dapat dibedakan atas:
a). Tansformasi Perintah
Suatu
kalimat dapat dapat di transformasikan menjadi kalimat perintah
dangan
jalan menghilangkan pelaku (S) karena pelakunyasudah jelas yaitu
lawan
bicara. (orang kedua).
Misalnya:
- Megedi cai. ‘Engkau pergi ‘ Magedi! ‘Pergi!’
- Melahne cai mesare. ‘Engkau sebaiknya tidur’ Mesare!
‘Tidur!’
Jika
perbuatan sudah dimaklumi, misalnya panggilan dihilangkan adalah
Gatra, (perbuatan).
Misalnya:
- Ani, mai. ‘Ani,
kemarilah’ Ani!
- Tut, yang cang menek.
‘Tut, saya akan naik’ Tut!
Jika
hanya gatra keterangan (K) saja yang mau ditonjolkan, maka gtra
pelaku dan perbuatan dihilangkan.
Misalnya:
- Ci harus pesu enggel. Enggel!
‘Kau harus keluar
segera.’ Segera!
- Ci megedi enggel. Enggel!
‘Engkau pergi
cepat. Cepat!
b). Transformasi Tanya
Yaitu
transformasi dengan mengubah intonasi atau susunan, menambah
partikel kah, dan dengan mengganti
kata dengan kata Tanya.
Misalnya:
a). Dengan
mengubah intonasi atau susunannya, seperti contoh berikut:
Ipun kari meratengan. Kari ipun meratengan?
‘Ia masih memasak. Masih memasak ia?
b). Dengan menambah
partikel –kah, tapi bila dalam bahasa Bali di
tambah dengan partikel –ke. contohnya:
Titiang
sane iwang. Titiang ke sane iwang?
‘Aku yang salah. Akukah yang salah?
c). Debgan
mengganti kata dengan kat Tanya, contohnya:
Bukune diduur mejane. Bukune
dija?
Apa
diduur meja?
Bukumu diatas meja. Bukumu dimana?
Apa diatas bangku?
c). Transformasi Minor
Yaitu
mengubah kalimat mayor menjadi kalimat minor.
Misalnya:
- Titiang ten uning
indik nika. Titiang ten uning.
‘Aku tak tau hal
itu. Aku tak tau.
d). Transformasi Pasip.
Yaitu
mengubah kalimat aktif menjadi pasip.
Misalnya:
- Iadi naar biu. Biu
kadaar iadi.
‘Adik makan pisang. Pisang dimakan adik.
e). Transformasi Susunan Gatra
Maksudnya
yaitu Kalimat sederhana dalam bahasa Indonesia mempunyai pola susunan
(struktur) dasar S-P-O-K. Jika susunan (struktur) itu berubah perbuatannya,
maka lahirlah variasi kalimat.
Misalnya:
-S-P-O-K
-K-S-P-O
Contoh kalimat varisi:
-Alit-alit ngancuk poh di
abian.
S - P -
O - k
‘ Anak-anak menjolok mangga di lading.’
S -
P - O
- K
-Di abian alit-alit ngancuk poh.
K -
S - p
- O
‘Di halaman anak-anak menjolok mangga.
K -
S - P
- O
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian
tentang kalimat yang telah di bahaas disebelumnya, penulis dapat membuat
kesimpulan, yaitu:
Kalimat
merupakan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran lengkap, dan kalimat itu mempunyai
cirri-ciri, jenis-jenis kalimat berdasarkan
klasifikasifikasinya, pola susunan dan trnsformasi kalimat.
3.2 Saran-saran
Penulis
mrasa tulisan ini masi jauh dari sempurna, maka untuk lebih sempurna lagi
penulis berharap kritik dan saran-saran dari berbagai pihak yang membaca
tulisan ini. Dalam hal ini penulis juga berharap semoga tulisan ini dapat
menambah wawasan pembaca. Sekian terimakasi.
DAFTAR PUSTAKA
- Tarigan, Henry Guntur, 1984.
Pengajaran Sintaksis. Bandung
-Yohanes, Yan Sehandi.1991. Tinjaun
Kritis Teori Morfologi dan Sintaksis Bahasa
Indonesia.
Flores: Nusa Indah
- Emzet, Amien. 1983. Struktur
Pengajaran Tata Bahasa Indonesia.
Surabaya: Nusa
Indah
- Gogle, www,com. Tentang Kalimat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar