"OM AWIGNAMASTU NAMA SIDDHEM OM SWASTIASTU" SEMOGA SEMUA DALAM PERLINDUNGAN TUHAN, SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGHA BERMANFAAT.jangan lupa kunjungi videobsaya di link https://youtu.be/-UJdPDAjETM

9/05/2011

Klasifikasi Kalimat

BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Sesuai dengan pengertian Sintaksis yang merupakan cabang linguistik
yang menelaah tentang kalimat, dimana kalimat itu jangkauannya sangatlah luas
karena terdiri dari gabungan frase, struktur pola pembentuknya dan
mempunyai cirri cirri tertentu.
            Jadi untuk lebih memahami tentang kalimat, dalam tulisan ini memuat
tentang pengertian kalimat, cirri-ciri kalimat, klasifikasi kalimat, pola dasr
susunan kalimat dan transpormasi kalimat.
            Agar jelas mengetahui tentang pengertian kalimat dengan unsure-unsur
pembentukannya dan berbagai ciriciri kalimat itu, maka lihat dalam sub
pembahasan.

1.2              Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan karya tulis ini tiada lain sebagai tugas untuk
            melengkapi nilai mata kuliah sintaksis yang dibimbing oleh Ibuk  Dra. Ni
            Wayan Sumitri,M.Si.
            Selain itu, karya tulis ini mengambil judul “PENGERTIAN dan
KLASIFIKASI KALIMAT”, bertujuan untuk menambah wawasan penulis
tentang pemahaman kalimat serta memberikan informasi pembelajaran tentang
kalimat terhadap pembaca.

1.3              Rumusan Masalah
Pengkajian tentang permasalahan yang dihadapi penulis tentang tulisan
            ini sangatlah terbatas sesuai dengan kemampuan penulis sendiri baik dari
            keterbatasan pendukung atau buku-buku  penunjang tulisan.
            Dengan keterbatasan penulis dapat dirunuskan permasalahan sebagai berikut:
            - Apa itu kalimat? - Bagaimana cirri-cirinya? - Klafikasinya seperti apa?
- Bagaimana pola dasar susunannya?, serta - Bagaimana transpormasisnya?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1              Pengertian Kalimat
Depinisi tentang kalimat banyak mengandung pengertian dimana
            pengertian kalimat menurut para ahli yaitu;
-          Kalimat adalah satuan bahasa secara relative dapat berdiri sendiri yang mempunyai pola interaksi akhir dan yang terdiri dari klausa (Cook,1971:39-40; Ekson dan Pickeet,1969:82).
-          Menurut Lado (dalam parera, 1983), kalimat didevinisikan sebagai the smallest unit of full expression is the sentence, not the word. We talk with in sentences (unit-unit kecil yang bermakna lengkap).
-          Gorys Keraf, dalam karyanya Tata Bahasa Indonesia, mengajukan defenisi kalimat sebagai sebagai salah satu bagian ujaran yang di dahului dan diikuti oleh kesenyapan sedangkan intonasinya menunjukan ujaran yang sudah lengkap, (1984:141)
-          Jos Daniel Parera, dalam Pengantar Linguistik Umum Bidang Sintaksis mengajukan batasan pengertian kalimat sebagai bentuk ketatabahasaan yang maksima lyang tidak merupakan bagian dari bentuk ketatabahasaan yang lain yang lebih besar dan mempunyai cirri-kesinyapan final yang menunjukan bentuk itu berakhir (1980: 12)
-          M.Ramlan, dalam bukunya Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis, mengajukan definisi kalimat sebagai satuan gramatikyang dibatasi oleh adanya jeda panjang di sertai nada akhir turun atau naik (1981:6).
-          Hery Guntur Tarigan, dalam Prinsip-Prinsip Dasar Sintaksis, membatasi pengertian kalimat yaitu satuan bahasa yang secara relative dapat berdiri sendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir dan yang terdiri dari klausa (1984:68).
-          Dalam wujud tulisan , kalimat dimulai dengan huruf kafitaldan akhir dengan tanda titik (.), tanda Tanya (?), atau tanda seru (!). (Alwi,et,al.1998.Kridalaksana,1985).
Jadi dari beberapa pendapat para ahli tentang kalimat dapat di simpulkan,
bahwa kalimat merupakan susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran
yang lengkap. Dalam kaitannya dengan satuan-satuan sintaksis yang lebih kecil dengan mengikuti konsep, bahwa kalimat yaitu satuan sintaksis yang disusun dalam konstitue dasar yang bisanya berupa klausa , yang dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan serta disertai dengan intonasi final.

2.2              Ciri-Ciri Kalimat
Kalimat dasar bercirikan tunggal pernyataan, sempurna dan aktif.
a).  Ciri Tunggal
Kalimat dasar berbentuk tunggal , artinya kalimat itu didukung oleh
            kreteria kalimat tnggal, misalnya didukung oleh fungsi subjek, predikat, objek,
            dan keterangan.
            Contoh kalimat berciri tunggal seperti:
- Kadek malajah. ‘kadek belajar’.
- Meme ngaba biu tunisemengan ‘Ibu membawa pisang tadi pagi’.
b). Ciri Pernyataan
            Artunya kalimat dasr selalu berupa kalimat berita, antara lain berintonasi netral atau berakhiran dengan titik dalam bahasa tulis.
Contoh:
-          Ida Bagus lunga ka pasar. ‘Ida Bagus pergi ka pasar’.
-          Ska truna pacang sangkep ka banjar. ‘Para pemuda akan rapat ka banjar’.
c). Ciri Sempurna
            Artinya kalimat dasar itu sekurang-kurangnya harus didukung oleh fungsi subjek dan predikat. Kehadiran fungsi lain baik funsi objek, pelengkap, maupun keterangan tidak menentukan kesempurnaan kalimat.
Contoh:
            - Made madaar. ‘Made makan’
            - Made naar rujak di warung. ‘Made makan rujak di warung’.
d). Ciri Aktif
            Ciri aktif dan pasif kalimat dapat dilihat dari prilaku subjek. Subjek kalimat dasar selalu melakukan perbuatan sehingga kalimat itu berbentuk aktif.
Contoh:
-          Ajus malali ka Jawa. ‘Ajus rekreasi ka Jawa’.
-          Pan Kaler ngalap buluan di tegale. ‘Pan Kaler memetik rambutan di ladangnya’.
Selain ciri-ciri tersebut ada empat cirri utama kalimat, yaitu:
- Adanya satuan bahasa
- Secara relative dapat berdiri sendiri
- Mempunyai pola intonasi final/akhir, dan
- Terdiri dari klausa.

2.3              Klasifikasi Kalimat
A.    Klasifikasi Kalimat Berdasarkan Jumlah dan Jenis Klausa
Klasifikasi kalimat berdasarkan jumlah dan jenis klausa pada dasarnya dapat dibedakan atas:
1.      Kalimat Tunggal
Adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa bebas tanpa klausa
                        terikat. (cook,1971:32; Ekson and Pickett, 1969:123)
                        Misalnya:
-Tiang madaar. ‘Saya makan’.
- Dane ngelanjar. ‘Dia merokok’.
- Meme nyakan. ‘Ibu memasak’.
2.      Kalimat Bersusun
Yaitu Kalimat yang terdiri dari satu klausa bebas dan sekurang-
                        kurangnya satu klausa terikat.
Misalnya:
- Tiang bangun sedurung siape makekeruyuk. ‘Saya bangun
   sebelum ayam berkokok’.

- Ipun mekaad sedurung tiang bangun. ‘Dia pergi sebelum saya  
              bangun’.
3.      Kalimat Majemuk
Adalah kalimat yang terdiri Dario beberapa klausa bebas.
                        Misalnya:
 - Meme nyakan di paon, ibeli ngalih saang di tegale. ‘Ibu  
    memasak di dapur, kakak mencari ranting pohon di ladang’.
- Pekak ngarit ka carik, dadong medagang ke peken. ‘Kakek
            mencari rumput ke sawah, nenek berjualan ka pasar’.

B.     Klasifikasi Kalimat Berdasarkan Strutur internal Pada Klausa Utama
Di pandang dari segi struktur internal klausa utama, dapat dibedakan
            atas:
                        a). Kalimat Sempurna
                                    Yaitu kalimat yang dasarnya terdiri dari klausa bebas,
                        (Cook.1971:47). Oleh sebab itu kalimat sempurna didasari oleh suatu
                        klausa bebas . Sehingga kalimat sempurna ini mencakup kalimat tunggal,
                        kalimat bersusun dan kalimat majemuk.
Misalnya:
-          Bapa mamaca Koran. ‘Ayah membaca koran’.
-          Titiang nulis sakewanten adintiang ningehang radio. ‘Saya menulis sedangkan adikku mendengarkan radio’.
b). Kalimat Tak Sempurna
            Merupakan kalimat yang dasarnya terdiri dari sejumlah klausa atau sama sekali tidak mengandung strukturklausa,(Cook,1971:47).

C.    Klasifikasi Kalimat Berdasarkan Jenis Responsi Yang Diharapkan
Klasifikasi kalimat berdasarkan jenis responsi yang diharapkan dapat dibedakan atas:
a). Kalimat Pernyataan
            Yaitu kalimat yang dibentuk untuk menyiarkan informasi tanpa
mengharapkan respon tertentu,(cook 1971:38).
Misalnya:
-          Angine banget. ‘Anginnya kencang’.
-          Cang ujan tuwun. ‘Hujan mau turun’
-          Langite gulem. ‘Langitnya mendung’.
b). Kalimat Seru
            Merupakan kalimat yang dibentuk untuk memancing responsi yang berupa tindakan atau perbuatan.
Misalnya:
-          Susutin motorne! ‘Cuci motor ini!’
-          Sampunang ngemaling! ‘Jangan mencuri!’

D.    Klasifikasi Kalimat Berdasarkan Sifat Hubungan Aksi-Aksi
Klasifikasi kalimat berdasarkan sifat hubungan aksi-aksi dapat dibedakan
            Atas:
                        a). Kalimat Aktif
                                    yaitu kalimat yang subjeknya berperan sebagai pelaku atau actor.
                        Misalnya:
-          Tiang maca Koran. ‘saya membaca koran’.
-          Ipun najuk kangkung. ‘Dia menanam kangkung’.
b). Kalimat Pasif
            Yaitu kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita.
Misalnya:
-          Jajane ento dare ajak ibeli. ‘Jajan itu dimakan oleh kakak’.
-          Pekakne segut lelipi. ‘Kakeknya digigit ular’.
c). Kalimat Medial
            adalah kalimat yang subjeknya berperan baik sebagai pelaku maupun sebagai penderita.
Misalnya:
-          Tiang ngebes bukun tiange. ‘Saya merobek bukuku’.
-          Tiang ningalin muantiange. ‘Saya meliahat mukakku’.
d). Kalimat Kosiprokal
            Adalah kalimat yang subjek dan objeknya melakukan perbuatan yang berbalas-balasan.
Misalnya:
-          Para pemain sepak bola Indonesiane masalam-salaman sareng pemain malasia. ‘Pemain kesebelasan Indonesia bersalam-salaman dengan kesebelasan malaysia’.
-          Para mahasisia majaguran. ‘Para mahasiswa bahuantam’.

E.     Klasifikasi Kalimat Berdasarkan Ada atau Tidaknya Unsur Negatif
      Pada  Frasa Verbal
Klasifikasi Kalimat Berdasarkan Ada atau Tidaknya Unsur Negatif Pada Frasa Verbal dapat di bedakan atas:
a). Kalimat Afirmatif (Kalimat Pengesahan).
            Adalah kalimat yang pada frase verbal utamanya tidak terdapat unsure negative atau unsure penyangkalan.
Misalnya:
-          Ipun Ngacen Buku. ‘Dia membaca buku’.
-          Titiang nulis surat. ‘Saya menulis surat’.
b). Kalimat Negatif (Kalimat Penyangkalan).
            Adalah kalimat yang pada frase verbal utamanya terdapat unsure negative atau unsure penyangkalan.
Misalnya:
-          Ipun nenten medaar. ‘Dia tidak makan’.
-          Pan lanang nenten mincing be. ‘Pan Lanang tidak memancing ikan’.


F.     Klasifikasi Kalimat Berdasarkan Posisinya Dalam Percakapan
Klasifikasi kalimat berdasarkan posisinya dalam kalimat dapat
 dibedakan atas:
                        a). Kalimat Situasi
                                    Adalah kalimat yang memulai suatu percakapan .
                        Kalimat ituasi ini dapat juga mengikutipanggilan salam , seruan,
                        jawaban yang berbentuktetap terhadapsalah satu dari ketiganya itu.
                        Misalny:
-          Rahajeng semeng! ‘Selamat pagi!’
-          Punapi gatrane nika? ‘Bagaimana kabarnya!’
-          Saking dija? ‘Dari mana?’
b). Kalimat Urain
            Adalah kalimat yang menyambung atau meneruskan suatu pembicaraan tanpa pergantian pembicara.
Contoh:
-          Dibi titiang nelokin odah. ‘Kemarin saya pergi mengujungi nenek. (kalimat situasi)
Ipun lega pesan nepuk titiang. ‘Dia sangat gembira melihat saya.’ (kalimat Urutan)
                        c). Kalimat Jawaban
                                    Adalah kalimat yang menyabung dan meneruskan suatu
                        pembicaraan dengan pergantian pembicara.
                        Misalnya:
-          Punapi gatra? ‘Apa kabar?’ Gatra bejik nika. ‘kabar baik.’ (kalimat jawaban)

G.    Klasifikasi Kalimat Berdasarkan Kontek dan Jawaban Yang Diberikan
Klasifikasi kalimat berdasarkan konteks dan jawaban yang di berikan
dapat di bedakan atas:
                        a). Kalimat Salam
                                    Yaitu kalimat yang menyatakan sutu keadan biar terjadinya sutu
                        interaksi, misalnya:
-          Punapi gatrane nika? ‘Bagaimana kabarnya?’
-          Halo…
b). Kalimat Panggilan
            Adalah kalimat pendek yang ditunjukan untuk mendapat perhatian, dan menimbulkan jawaban yang beraneka ragam umumnya berupa pertayaan singkat.
Contoh:
-          Biang!.... ‘Ibu!.....,Punapi? ‘Ada apa?
c). Kalimat Seruan
            Adala kalimat pendek yang biasanyaberpola tetap dengan intonasi tertentu timbul dari beberapa kejadian yang tidak diduga.
Misalnya:
-          Pejang ento! ‘taruh itu!
-          Dejemake! ‘Jangan diambil!
d). Kalimat pertayaan
            Adalh kalimat yang minimbulakan suatu jawaban linguistik.
Misalnya:
-          Sira pesengan ragane? ‘Siapa namamu?
-          Rinjg dija ragane nongos? ‘Dimana kamu tinggal?
e). Kalimat Permohonan
            Adalah kalimat yang menagih response perbuatan selain dari pada gerakan-gerakan tangan yang biasa dilakukan untuk mengeringi salam dan panggilan.
Contoh:
-          Ngiring raris melinggih dumun. ‘silakan mari duduk.’
Suksma nika. ‘terimasi.” (dan bergerak untuk duduk).
                        f). Kalimat Pernyataan
                                    Adalah kalimat yang menuntut response linguistic atau non
                        linguistyikyang disebut tanda perhatian.
                        Misalnya:
-          Dibi titiang melancaran ka bandung. ‘Kemarin saya pergi ke bandung.’
Titiang nelokin kampus IKIP, drika. ‘Saya mengunjungi kampus IKIP, disana.’ ……………..Seken, ye? ‘Oh. Ya?’

2.4              Pokok Dasar Susunan Kalimat
Satuan-satuan bahasa dari fonem yang membentuk kesatuan yang lebih
besar  dari suku kata. Dari suku kata dapat dibentuk kesatuanyang lebih besar
lagi yaitu kata yang kemudian membentuk kelompok kata (frase). Dimana frsa merupakan suatu kelompok kata yang menjadi unsur pembentuk kalimat. Kalimat itu sendiri terbentuk dari kata atau kelompok kata (frasa) sehingga merupakan pernyataan yang mengandung atau yang memberikan makna yang lengkap.
            Kelengkapan suatu kalimat ditandai sekurang-kurangnya oleh sutu pokok yang menjadi pangkal pembicaraan dan bagian lain yang menjelaskan atau memberikan keterangan tentang hal-hal yang berkenaan dengan bagian pokok atau pangkal pembicaraan tersebut.
Contoh:
-          Umah punika ageng.  ‘rumah itu besar.’
-          Adine ngeling.  ‘Adik menangis.’
-          Kuacan titiang niki baru. ‘Baju saya baru.’
Frase rumah itu, kata adik dan frasa baju saya pada contoh diatas masing-masing merupakan pokok pembicaraan dalam kalimat-kalimat itu. Kata besar, menangis dan baru merupakan bagian yang menerangkan pokok pembicaraan dalam kalimat itu kita sebut dengan subjek (S), dan bagian yang memberi penjelasan kepadanya,kita sebut predikat (p).
            Akan tetapi tidak semua rangkain kat yangn terdiri atas subjek dan
predikatitu dapat menunjukkan pengertian yang lengkap yang utuh. Atau dengan kata lain ada rangkain kata yang terdiri atas subjek dan predikat, tetapi tidak bisa disebut dengan kalimatkarena tidak dapat memberikan pengertiang yang lengkap, kecuali dilengkapi dengan bagian lain yang biasanya disebut dengan objek (o). Kadang-kadang diperluas oleh keterangan (K) yang berupa; keterangantempat, keterangan waktu, keterangan alat, keterangan keadaan, dan lain-lain.

2.5              Transformasi Kalimat
Trabsformasi kalimat adalah mengubah suatun pola kalimat menjadi
kalimat lain dengan pola baru. Tranformasi kalimat dapat dibedakan atas:
            a). Tansformasi Perintah
                        Suatu kalimat dapat dapat di transformasikan menjadi kalimat perintah
            dangan jalan menghilangkan pelaku (S) karena pelakunyasudah jelas yaitu
            lawan bicara. (orang kedua).
Misalnya:
- Megedi cai. ‘Engkau pergi ‘                                     Magedi! ‘Pergi!’
- Melahne cai mesare. ‘Engkau sebaiknya tidur’                    Mesare! ‘Tidur!’
            Jika perbuatan sudah dimaklumi, misalnya panggilan dihilangkan adalah
Gatra, (perbuatan).
Misalnya:
- Ani, mai. ‘Ani, kemarilah’                         Ani!
- Tut, yang cang menek. ‘Tut, saya akan naik’                       Tut!
            Jika hanya gatra keterangan (K) saja yang mau ditonjolkan, maka gtra
pelaku dan perbuatan dihilangkan.
Misalnya:
- Ci harus pesu enggel.                        Enggel!
  ‘Kau harus keluar segera.’                  Segera!
- Ci megedi enggel.                         Enggel!
 ‘Engkau pergi cepat.                      Cepat!
b). Transformasi Tanya
            Yaitu transformasi dengan mengubah intonasi atau susunan, menambah
partikel kah, dan dengan mengganti kata dengan kata Tanya.
Misalnya:
a). Dengan mengubah intonasi atau susunannya, seperti contoh berikut:
             Ipun kari meratengan.                     Kari ipun meratengan?
             Ia masih memasak.                   Masih memasak ia?
b). Dengan menambah partikel –kah, tapi bila dalam bahasa Bali di tambah dengan partikel –ke. contohnya:
            Titiang sane iwang.                     Titiang ke sane iwang?
             ‘Aku yang salah.                        Akukah yang salah?
c). Debgan mengganti kata dengan kat Tanya, contohnya:
             Bukune diduur mejane.                     Bukune dija?
                                                                      Apa diduur meja?
             Bukumu diatas meja.                     Bukumu dimana?
                                                                   Apa diatas bangku?

c). Transformasi Minor
            Yaitu mengubah kalimat mayor menjadi kalimat minor.
Misalnya:
- Titiang ten uning indik nika.                   Titiang ten uning.
 ‘Aku tak tau hal itu.                   Aku tak tau.
d). Transformasi Pasip.
            Yaitu mengubah kalimat aktif menjadi pasip.
Misalnya:
- Iadi naar biu.                    Biu kadaar iadi.
‘Adik makan pisang.                   Pisang dimakan adik.
e). Transformasi Susunan Gatra
            Maksudnya yaitu Kalimat sederhana dalam bahasa Indonesia mempunyai pola susunan (struktur) dasar S-P-O-K. Jika susunan (struktur) itu berubah perbuatannya, maka lahirlah variasi kalimat.
Misalnya:
-S-P-O-K
-K-S-P-O
Contoh kalimat varisi:
-Alit-alit  ngancuk  poh  di abian.
        S    -       P    -  O  -     k
‘ Anak-anak menjolok mangga di lading.’
         S        -    P      -       O    -     K
-Di abian  alit-alit ngancuk  poh.
       K     -     S     -    p       -   O
‘Di halaman anak-anak menjolok mangga.
       K          -     S        -      P       -    O






BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
            Dari uraian tentang kalimat yang telah di bahaas disebelumnya, penulis dapat membuat kesimpulan, yaitu:
            Kalimat merupakan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran lengkap, dan kalimat itu mempunyai cirri-ciri, jenis-jenis kalimat berdasarkan  klasifikasifikasinya, pola susunan dan trnsformasi kalimat.

3.2 Saran-saran
            Penulis mrasa tulisan ini masi jauh dari sempurna, maka untuk lebih sempurna lagi penulis berharap kritik dan saran-saran dari berbagai pihak yang membaca tulisan ini. Dalam hal ini penulis juga berharap semoga tulisan ini dapat menambah wawasan pembaca. Sekian terimakasi.


    


                                                                      







                       




DAFTAR PUSTAKA


- Tarigan, Henry Guntur, 1984. Pengajaran Sintaksis. Bandung
-Yohanes, Yan Sehandi.1991. Tinjaun Kritis Teori Morfologi dan Sintaksis Bahasa
  Indonesia. Flores: Nusa Indah
- Emzet, Amien. 1983. Struktur Pengajaran Tata Bahasa Indonesia. Surabaya: Nusa
  Indah
- Gogle, www,com. Tentang Kalimat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar