Penulis rasa Lulusan yang menguasai kajian
sastra sesungguhnya dapat lebih berperan bagi masa depan kemanusiaan di
Indonesia, jika dia dipersiapkan secara lebih sengaja dan sistematis dengan
memberhatikan aspek-aspek ekonomi kreatif. Dari keempat belas bidang cakupan
ekonomi kreatif di atas, mahasiswa sastra sebenarnya dapat dipersiapkan untuk
terlibat aktif dalam tiga bidang, yaitu: film, seni pertunjukan, TV dan radio,
serta video game. Uraian berikut ini bukan penjelasan yang lengkap melainkan
sekedar pancingan awal untuk memunculkan diskusi lebih lanjut.
Sinetron
Kebanyakan pengamat dan kritikus
media memberikan penilaian yang negatif terhadap sinetron di berbagai televisi
swasta di Indonesia. Selain bahasanya yang Betawi oriented, sinetron-sinetron
Indonesia lemah dalam hal tema (apabila tema tertentu sedang diminati
masyarakat, tema itu sajalah yang ditampilkan secara seragam di berbagai
sinetron; biasanya tidak bergeser dari tema-tema percintaan) ; latar (latar
sosial: pada umumnya menyangkut kelas menengah ke atas; latar waktu: sekarang,
jarang mengungkap masa-masa sulit yang lalu –dark-past; latar tempat: Jakarta,
umumnya tidak mencerminkan semangat nasional dan mondial); tokoh dan penokohan
(tokoh pipih: hitam-putih dengan acting yang kebanyakan over); alur (alur yang
mudah ditebak, penuh digresi yang dibuat-buat dan tidak terfokus karena
mengikuti selera pasar).
Mahasiswa sastra, yang dibekali
dengan pengetahuan yang memadai mengenai kekuatan alur, penokohan, latar, dan
gaya bahasa dapat berperan dalam pembuatan sinetron Indonesia yang lebih
bermutu. Mereka dapat dibekali dengan ilmu tentang kekuatan struktur cerita,
pendalaman psikologis, relevansi cerita dengan kondisi kehidupan masyarakat, dan
sebuah gambaran tentang masa depan kemanusiaan ‘orang Indonesia’ yang
multikultural, terbuka, beradab, dan menghargai HAM.
Film Kartun dan Video Game
Sumbangan lulusan yang menguasai
kajian sastra di bidang film dan video game terutama adalah pendalaman tema dan
penulisan alur cerita yang memiliki pesan-pesan moral yang terselubung.
Tema-tema cerita yang berasal dari kekayaan tradisi lisan nusantara dapat
dieksplorasi dan dielaborasi dengan baik. Kisah-kisah heroik yang dapat
dijadikan alur cerita yang sangat unik dan menarik untuk video game antara
lain: Gadjah Mada, Ken Arok, cerita-cerita Panji, Wato Wele- Lia Nurat
(Flores), Dewi Roro Kidul, Gatot Kaca, dll.
Penulisan Kreatif
Lulusan yang menguasai kritik
dan studi sastra dapat menjadi fasilitator dalam berbagai pelatihan penulisan
kreatif. Asumsinya adalah orang yang mampu memberikan kritik sastra (terhadap
puisi, cerpen, novel) dengan argumentasi yang kuat dan memadai, mampu pula
memberikan jawaban dan solusi bagi penciptaan karya sastra yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar