"OM AWIGNAMASTU NAMA SIDDHEM OM SWASTIASTU" SEMOGA SEMUA DALAM PERLINDUNGAN TUHAN, SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGHA BERMANFAAT.jangan lupa kunjungi videobsaya di link https://youtu.be/-UJdPDAjETM

4/27/2012

Sastra dan Ekonomi Kreatif


Penulis rasa Lulusan yang menguasai kajian sastra sesungguhnya dapat lebih berperan bagi masa depan kemanusiaan di Indonesia, jika dia dipersiapkan secara lebih sengaja dan sistematis dengan memberhatikan aspek-aspek ekonomi kreatif. Dari keempat belas bidang cakupan ekonomi kreatif di atas, mahasiswa sastra sebenarnya dapat dipersiapkan untuk terlibat aktif dalam tiga bidang, yaitu: film, seni pertunjukan, TV dan radio, serta video game. Uraian berikut ini bukan penjelasan yang lengkap melainkan sekedar pancingan awal untuk memunculkan diskusi lebih lanjut.

Sinetron
Kebanyakan pengamat dan kritikus media memberikan penilaian yang negatif terhadap sinetron di berbagai televisi swasta di Indonesia. Selain bahasanya yang Betawi oriented, sinetron-sinetron Indonesia lemah dalam hal tema (apabila tema tertentu sedang diminati masyarakat, tema itu sajalah yang ditampilkan secara seragam di berbagai sinetron; biasanya tidak bergeser dari tema-tema percintaan) ; latar (latar sosial: pada umumnya menyangkut kelas menengah ke atas; latar waktu: sekarang, jarang mengungkap masa-masa sulit yang lalu –dark-past; latar tempat: Jakarta, umumnya tidak mencerminkan semangat nasional dan mondial); tokoh dan penokohan (tokoh pipih: hitam-putih dengan acting yang kebanyakan over); alur (alur yang mudah ditebak, penuh digresi yang dibuat-buat dan tidak terfokus karena mengikuti selera pasar).
Mahasiswa sastra, yang dibekali dengan pengetahuan yang memadai mengenai kekuatan alur, penokohan, latar, dan gaya bahasa dapat berperan dalam pembuatan sinetron Indonesia yang lebih bermutu. Mereka dapat dibekali dengan ilmu tentang kekuatan struktur cerita, pendalaman psikologis, relevansi cerita dengan kondisi kehidupan masyarakat, dan sebuah gambaran tentang masa depan kemanusiaan ‘orang Indonesia’ yang multikultural, terbuka, beradab, dan menghargai HAM.

Film Kartun dan Video Game
Sumbangan lulusan yang menguasai kajian sastra di bidang film dan video game terutama adalah pendalaman tema dan penulisan alur cerita yang memiliki pesan-pesan moral yang terselubung. Tema-tema cerita yang berasal dari kekayaan tradisi lisan nusantara dapat dieksplorasi dan dielaborasi dengan baik. Kisah-kisah heroik yang dapat dijadikan alur cerita yang sangat unik dan menarik untuk video game antara lain: Gadjah Mada, Ken Arok, cerita-cerita Panji, Wato Wele- Lia Nurat (Flores), Dewi Roro Kidul, Gatot Kaca, dll.

Penulisan Kreatif
Lulusan yang menguasai kritik dan studi sastra dapat menjadi fasilitator dalam berbagai pelatihan penulisan kreatif. Asumsinya adalah orang yang mampu memberikan kritik sastra (terhadap puisi, cerpen, novel) dengan argumentasi yang kuat dan memadai, mampu pula memberikan jawaban dan solusi bagi penciptaan karya sastra yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar