Dalam Damono (2001;30), Politik merupakan segala urusan dan tindakan baik kebijaksanaan,
sisaat dllnya mengenai pemerintahan negara tertentu. Dalam politik
sastra jelas sudah ini merupakan suatu kebijaksanaan atau siasat yang
terkandung atau diterapkan dalam dunia sastra ataupun seni pada umumnya
untuk mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan hal
tersebut secara sadar ataupun tidak, pengarang mempunyai motivasi atau
tujuan, baik tujuan yang bersifat estetik semata maupun yang bersifat
non estetik, seperti ekonomi, olitik,status sosial ataupun yang bersifat
pragmatis. Kegiatan berpolitik di mukak bumi ini tak kan ada
habis-habisnya semasih seseorang itu belum mersakan kenyamanan dari apa
yang menjadi tujuannya.
Politik bersastra ataupun
berkesenian setiap seniman tidak akan pernah sama karena setiap macam
atau jeinis karya sastra/karya seni mempunyai karakteristik yang
berbeda. Perbedaan tersebut menyebabkan hampir tidak ada seniman yang
eksis pada semua jenis atau macam karya seni. Berkaitan dengan hal
tersebut seniman bukanlah seorang tukang yang bisa mempelajari semua
bentuk ketrampilan dan sekaligus mewujudkan ketrampilan dalam bentuk
karya seni, walaupun memang ada seniman yang berangkat dari pertukangan.
Seseorang seniman akan bisa secara total mengungkapkan apa yang ada
dalam pikirannya apabila didukung media atau wadah yang tepat atau cocok
ketika mengekspresiasikan pengalaman estetiknya ataupun pengalaman
orang lain yang diungkapnya.
Bila kita lihat secara
naluriah atau batiniah seseorang pengarang hanya mengabdikan dan memaparkan kebenaran
baik dari dalam diri pribadinya ataupun lingkungannya tanpa ada
kepentingan lain diluar kepentingan estetik. Pengarang ini lebih
mengutamakan kepuasan batin saja dan tidak pernah terkontaminasi oleh
segala macam bentuk material yang bisa menodai alur estetiknya. Nah
dalam hal ini mungkin kita sudah banyak mengetahui karya-karya besar
dari banyak sastrawan ata seniman sastra, disetiap karya-karya mereka
memiliki suatu karakteristik yang berbeda-beda. pastinya seorang
seniman sastra mempuyai kebijaksanaan, siasat atau strategi untuk
berkarya supaya obsesinya bisa terwujud.
Secara lahiriah seorang pengarang mengedepankan kepentingan-kepentingan yang bersifat pragmatis sehingga hakekat karya sastra terabaikan. Pengarang seperti ini mampu berkarya kapan dan dimana saja, bahkan bisa dirancan sesuai dengan keinginannya. Secara tidak sadar, keadaan seperti inilah yang memicu munculnya pengarang-pengarang yang cepat terkenal sekaligus cepat menghilang. Disisi lain menyebbkan bermunculannya plagiator yang merusak dunia sastra.
DAFTAR PUSTAKA................
Damono,Djoko Sapardi.2001. JURNAL ILMU-ILMU BUDAYA POESTAKA " SASTRA POLITIK DAN IDEOLOGI". Fakultas Sastra Universitas Udayana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar