"OM AWIGNAMASTU NAMA SIDDHEM OM SWASTIASTU" SEMOGA SEMUA DALAM PERLINDUNGAN TUHAN, SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGHA BERMANFAAT.jangan lupa kunjungi videobsaya di link https://youtu.be/-UJdPDAjETM

6/11/2011

Dharma Negara dan Pilpres

Dharma Negara dan Pilpres


Oleh I Ketut Wiana
Yajnyatapahda¬nakarmana
tyagamkaryameva tat,
yadnyotapahdanam caiva
pavananimanisinam
(Bhagavadgita, XVIII, 5)
Maksudnya: Hendaknya tidak pernah dihentikan melakukan yadnya, tapa dan dana dalam hidup ini. Orang bijaksana akan mencapai tyaga atau jiwa yang ikhlas dan suci kalau senantiasa melakukan yadnya, tapa dan dana itu.

MELAKUKAN yadnya itu adalah suatu perbuatan baik berdasarkan kebenaran dan kesucian hati sebagai wujud persembahan kepada Tuhan. Berbuat yadnya itu dalam wujud asih kepada semua makhluk ciptaan Tuhan, dalam wujud punia kepada sesama umat manusia. Asih dan punia itu sebagai bagian dari wujud bhakti pada Tuhan. Ini artinya yadnya itu dilakukan dengan memelihara kelestarian lingkungan hidup dengan landasan asih. Melakukan pengabdian pada sesama manusia dengan landasan Punia. Itulah wujud bhakti yang sungguh-sungguh manusia pada Tuhan.
Melakukan yadnya itu banyak ujian yang akan menghadangnya seperti berbentuk berbagai godaan. Karenanya diingatkan oleh sloka Bhagawad Gita itu agar orang senantiasa meningkatkan kemampuan tapa. Artinya meningkatkan daya tahan moral dan mental agar upaya melakukan yadnya berhasil sukses. Suksesnya pengamalan yadnya sampai dapat melakukan danaataumenghasilkansuatukontribusidalam kehidupanbersamaitu.
Dana artinya memberikan kepada sesama untuk meningkatkan mutu hidup lahir dan batin. Yadnya dan tapa yang sukses dapat memberikan kontribusi (dana) nonmaterial dan kontribusi material. Suatu yadnya dan tapa yang baik dapat memberikan kontribusi yang disebut abhaya daa dan sarwa dana. Abhaya dana adalah kontribusi kepada masyarakat dalam wujud rasa aman. Sedangkan sarwa dana adalah kontribusi dalam wujud sosial ekonomi dalam wujud material.
Yang melakukan yadnya dan tapa dan yang menghasilkan dana itu adalah manusia biasa yang penuh dengan keterbatasan. Betapapun sempurnanya yadnya, tapa dan dana yang dilakukan pasti ada saja kekurangannya. Karena itu, terimalah berbagai kekurangan itu dengan sikap tyaga yaitu ikhlas menerima kekurangan sesama sebagai wujud kesadaran bahwa yang maha sempurna itu hanyalah Tuhan. Sikap hidup seperti itulah yang akan mendatangkan santi anantaram atau perdamaian yang lebih kekal.
Melakukan dana punia atau pengabdian pada sesama didasarkan kehendak bersama dalam suatu sistem hidup bersama. Untuk membangun sistem hidup bersama dengan cara membangun sistem hidup demokrasi. Artinya, apapun bentuk sistem hidup bersama itu atas dasar kehendak bersama.
Membangun kehidupan bersama dalam suatu wilayah negara dalam masyarakat Hindu disebut Dharma Negara. Dharma Negara itu adalah suatu kewajiban hidup yang wajib dilakukan dalam kehidupan bernegara. Ada kewajiban warga negara, kewajiban lembaga negara dan ada kewajiban mereka yang duduk dalam lembaga negara tersebut. Bentuk dan fungsi masing-masing kewajiban dalam kehidupan bernegara itu berbeda-beda, namun perbedaan saling melengkapi.
Saat ini, dalam kehidupan bernegara di Indonesia sedang terjadi pembangunan berdemokrasi dengan adanya pemilu legislatif (Pileg) dan baru saja pemilihan presiden (Pilpres). Dalam proses Pilpres, semua pihak rasanya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan Dharma Negara sesuai dengan batas-batas yang telah ditetapkan berdasarkan norma hukum yang berlaku dan norma-norma lainnya.
Masyarakat pemilih, lembaga yang bertugas untuk menyelenggarakan pemilu, para calon dengan timnya masing-masing, hingga para relawan sudah melakukan swadharma-nya masing-masing. Semua pihak dalam mengamalkan Dharma Negara dalam pemilu ini tentunya dengan berbagai keterbatasannya masing-masing.
Proses Peleg dan Pilpres sebagai pengejawantahan hidup demokrasi telah memberikan kontribusi positif dalam kehidupan bernegara. Kontribusi itu tentunya harus diterima dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya. Proses demokrasi itu telah berhasil merumuskan kehendak rakyat. Dalam proses demokrasi itu rakyat telah berhasil menetapkan wakil-wakilnya di lembaga legislatif di tingkat nasional sampai di tingkat daerah. Pun dalam Pilpres, rakyat telah berhasil menelorkan tiga pasangan capres/cawapres. Ketiga pasangan itu memiliki jasa besar dalam mensukseskan pentas demokrasi di Indonesia.
Menjadi Presiden adalah pekerjaan yang maha berat dengan beban tanggung jawab yang amat tinggi dan penuh risiko. Dengan bersedianya mereka dicalonkan sebagai capres/cawapres tentunya karena semangat pengabdian mereka yang tinggi pada bangsa dan negara. Apalagi ketiga pasangan itu terbukti telah berkompetisi dengan cantik. Berbagai perbedaan dan juga beberapa gesekan di antara tiga pasangan dengan tim suksesnya tidak sampai menimbulkan chaos sosial politik yang berarti.
Bangsa atau warga negara Indonesia pun seyogianya berterima kasih kepada mereka semua karena mereka sudah berhasil pentas dalam arena politik bangsa dengan cukup cantik. Semoga pentas demokrasi dalam pemilu di Indonesia ini benar-benar dijadikan media ber-yadnya dan ber-tapa bagi para politisi Indonesia. Dengan begitu, pentas para politisi Indonesia ini akan dapat memberikan kontribusi (dana) berupa abhaya dana dan sarwa dana.
Abhaya dana itu berupa semakin munculnya rasa aman dalam berbagai bidang kehidupan di Indonesia ini. Pun dapat memunculkan sarwa dana dalam kehidupan ekonomi bangsa. Sarwa dana adalah hasil pentas demokrasi yang menghasilkan pemerintahan kuat dan bersih untuk menciptakan kesejahteraan yang adil. Berbagai kekurangan dari berbagai pihak dalam proses demokrasi ini hendaknya diterima dengan sikap tyaga -- ikhlas dan tawakal. Berbagai kekurangan dapat diterima dengan ikhlas dan rasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar