"OM AWIGNAMASTU NAMA SIDDHEM OM SWASTIASTU" SEMOGA SEMUA DALAM PERLINDUNGAN TUHAN, SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGHA BERMANFAAT.jangan lupa kunjungi videobsaya di link https://youtu.be/-UJdPDAjETM

6/11/2011

Sujud di Kaki Guru




Na mitram na ca putras ca na pitã na ca vândhavâh
Na svâmi na gurostulyam yaddrstam paramampadam
(Jnana Sankalini Tantra, 92)
Teman, putra, ayah, kerabat, atau suami, semuanya tidak ada yang setara dengan guru, yang telah merealisasikan Yang Tertinggi.
DALAM kehidupan spiritual, keperluan akan pembimbing yang tercerahi untuk menunjukkan jalan adalah sangat esensial. Hubungan guru-murid adalah abadi dan tak dapat dibandingkan dengan hubungan apa pun di dunia ini ketika murid spiritual memiliki keyakinan, kemurnian, loyalitas, dan bhakti ke hadapan guru, mereka siap dibimbing ke arah realisasi diri. Meskipun guru yang sesungguhnya adalah jiwa yang bersama kita, namun pembimbing dari luar sama nilainya dengan yang ada di dalam.
Guru yang berdedikasi memiliki berbagai macam fungsi dan peran: Guru adalah mitra atau teman, karena beliau selalu berdiri di sisi kita ketika memerlukan, menunjukkan kasih sayang dan perhatiannya. Teman adalah orang yang selalu stabil, tidak pernah berubah baik pada saat suka maupun duka. Teman yang sejati tidak akan lari ketika sedang dalam kemelut, ketika dalam masalah. Justru saat dalam masalahlah kita dapat melihat siapa teman sejati yang ada bersama kita selama ini. Guru adalah teman yang memiliki kualifikasi ini. Guru akan hadir bersama ketika kita memerlukan bantuannya. Beliau datang ketika kita berada dalam masalah paling prinsip. Guru akan melenyapkan segala jenis penderitaan yang kita alami selama ini. Dengan kasihnya yang tiada batas, guru memberikan rahmatnya yang tiada batas kepada kita.
Guru adalah putra, artinya beliau melindungi yang lemah dari kejatuhan. Dalam tradisi spiritual, guru membantu muridnya agar bebas dari dosa dan penderitaan. Guru adalah putra atau ayah, karena beliaulah yang mendisiplinkan anak-anaknya dengan penuh kasih. Ayah adalah pembimbing yang selalu menjaga anaknya selalu berada dalam jalur benar dengan memberikan pengertian dan penyadaran akan kewajibannya. Guru adalah bandhava atau kerabat dekat kita, artinya beliau menolong saudara-saudaranya agar terbebas dari rintangan. Demikian juga guru adalah Svami, Yang Mulia, atau suami, karena beliau secara konstan memberikan cinta, perawatan, bimbingan, dan dukungan. Cinta kasih dan pengorbanan seorang guru tanpa batas.
Guru dikatakan memiliki kualitas tersebut semua, namun tetap guru tidak bisa disamakan dengan semua itu. Guru memiliki kualitas yang sesungguhnya di atas itu semua. Meskipun beliau bisa menjadi ayah, teman, saudara, dan sebagainya, tetapi kualitas guru melebihi semuanya. Hanya guru yang mampu melepaskan rantai samsara yang menjebak manusia dalam kelahiran dan kematian. Beliau dikatakan memiliki kemampuan untuk menyeberangkan di lautan samsara yang tiada akhir (ananta samsara samudra tara).

Mengapa guru disebut demikian? Karena seorang guru adalah yad drshtam paramam padam, ia yang telah mencapai tujuan hidupnya, yang telah merealisasikan Kebenaran Tertinggi. Beliau telah menyelami kebenaran dan menjadi kebenaran itu sendiri. Apa pun yang dijadikan sebagai pembanding dalam alam materi ini tidak setara dengannya. Guru lebih tinggi dari apa pun yang ada.
Lalu apa yang dapat kita lakukan terhadap keberadaan beliau? Tasmal Sri Gurave Namah, sembah sujud di kakinya. Kita bersujud, menundukkan kepala di telapak kakinya. Telapak kaki beliaulah yang menyucikan kita, yang mampu membersihkan segala kekotoran yang ada di hati kita. Yang mampu melenyapkan segala ketakutan yang menghantui pikiran kita. Kaki guru suci mampu menghancurkan segala bentuk keraguan dan mengantarkan pada sebuah keyakinan yang mantap. Kaki guru suci mampu menyelamatkan kita dari segala marabahaya yang menghadang. Tidak ada keraguan sedikit pun akan kehadiran beliau. Beliau akan membimbing kita dengan penuh kasih, memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan kita. Beliau akan selalu hadir seperti halnya aliran sungai yang terus-menerus tiada akhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar